John Paul Ivan yang memiliki nama lengkap Johannes Paulus Ivan (lahir 3 Januari 1971) adalah gitaris, pendiri sekaligus pemimpin grup musik Boomerang.
Profil
JOHN PAUL IVAN, a.k.a. JPI yang memiliki nama lengkap Johannes Paulus Ivan, lahir di Surabaya - 3 Januari 1971, adalah gitaris, pendiri dan leader dari grup musik Boomerang yang keluar pada tahun 2005 dan kembali lagi pada tahun 2022. Mengawali karir bermusiknya sejak tahun 1985 sampai sekarang, merilis album rekaman pertamanya pada tahun 1991, berkarir bersama dengan band Boomerang dari tahun 1994 sampai 2005, sempat bergabung dengan band U9 pada tahun 2006. Dan bersolo karir dari tahun 2007 sampai 2018, dan akhirnya memutuskan bergabung dengan band Take Over di awal tahun 2019 sampai sekarang, dan kembali lagi bersama Boomerang di tahun 2022.
Awal Karier
JPI mulai belajar gitar sejak umur 14 tahun kala duduk di kelas II SMP di sekolah musik JVC Surabaya. Awalnya, yang dipelajari adalah gitar klasik. Setengah tahun kemudian, ia memutuskan untuk memperdalam gitar elektrik. Band yang saya sukai pertama kali adalah KISS. Saya mengenalnya dari Lucky, gitaris Andromeda, Power Metal yang kebetulan teman satu kelas, kata musisi yang menyukai musik Rock & Blues. JPI sering melihat permainan gitar Lucky. Gitar pertama JPI adalah merk Yamaha strat warna Hitam yang dibeli dengan harga Rp. 100.000 dimasa itu. Semenjak saat itu ia terus bermain gitar dan berniat untuk menjadi seorang gitaris rock.
Proses belajar itu terus dikembangkan di SMA dengan cara mengambil pelajaran ekstra kurikuler musik. Bersama teman-teman sekolahnya, ia membentuk grup band bernama RADD pada tahun 1988 yang kerap membawakan lagu-lagu Bon Jovi, Dokken, Skid Row. Lulus sekolah, Ivan menjatuhkan pilihan pada musik sebagai jalan hidupnya dengan membentuk LOST ANGELS pada tahun 1986. Kemudian Ivan sempat bergabung dengan band BULDOZER pada tahun 1989 yang kemudian berubah nama menjadi BIG PANZER saat mereka merilis 2 single dalam album INDONESIAN ROCK & METAL produksi Harpa Records tahun 1991.
Pada tahun 1991, Ivan kembali lagi bertemu dengan Hubert Henry di group LOST ANGELS yang merupakan (cikal bakal BOOMERANG). Ivan, Henry dan Pet Agusty merekrut Roy Jeconiah sebagai vokalis. Bersama Lost Angels, mereka mendapat tawaran sebagai band pembuka di tour nya GONG 2000 di Sulawesi Selatan tahun 1993. Lost Angels juga mengikuti Festival Rock ke 7 nya Log Zhelebour pada tahun 1993. Penampilan nya bersama rekan-rekan berhasil masuk 10 besar sebagai finalis memancing perhatian sang produser Log Zhelebour pemilik label Loggis Records. Mereka merekam single nya "No More" yang rilis dalam kompilasi album 10 finalis Festival Rock VII. Dan dari modal itu Lost Angels membuat beberapa lagu yang ditawarkan ke produser Log Zhelebour. Akhirnya mereka mendapatkan kontrak rekaman album, tapi sebelum album dirilis, Pet keluar dari band. Dan akhirnya mereka bersama Log memutuskan untuk mengganti nama band menjadi BOOMERANG.
Bersama Boomerang telah merilis album-album berikut: Boomerang (1994), Kontaminasi Otak (1995), Disharmoni (1996), Segitiga (1998), Double album kompilasi: Hard 'N Heavy dan Best Ballads (1999), X'travaganza (2000), bersama label Logiss Records. Dan dua album bersama Sony Music Indonesia: Terapi Visi (2003) dan Urbanoustic (2004). Selain aktif bersama Boomerang, ia juga ikut membantu pembuatan album band-band lain seperti Sengkenken (grup hard core dari Surabaya), dan Black Forest (band alternatif ska).
Ivan telah menjadi salah satu gitaris rock yang terpandang di Indonesia. Ciri khasnya adalah rambut ikal, gondrong, liar dipanggung, dan menenteng gitar Gibson Les Paul. Menurutnya dalam bermain gitar ia selalu mencoba memahami bagaimana cara Jimi Hendrix bermain gitar yang menurutnya merupakan satu dari sedikit gitaris yang punya ciri khas dan karakter sendiri. Meski terkadang ia tidak sadar bahwa permainannya di lagu-lagu tertentu terinspirasi pengaruh dari gitaris-gitaris idolanya. Hal itu diakui oleh Ivan sendiri.
Ivan terbilang gitaris yang suka sekali berimprovisasi. Kala masih sering membawakan lagu-lagu grup lain, misalnya, ia sama sekali tidak mau mencontek begitu saja. Tetapi terlebih dahulu ia akan mengolahnya menjadi bentuk yang lain. Ia mengaku, dengan cara ini merasa enak karena bisa memainkannya dengan hati sendiri. Keuntungan lain, ia dengan cepat mampu mengembangkan tekniknya sendiri.
Jimi Hendrix adalah musisi yang sangat mempengaruhi permainan laki-laki yang mempunyai hobi travelling ini. Saya suka lagu Purple Haze, ujar Ivan. Tetapi kala memainkan lagu ini atau lagu-lagu Jimi Hendrix lainnya, Ivan tidak pernah meniru persis teknik permainan Jimi. Namun, "Semangatnya yang aku ambil."
Selain Jimi Hendrix, Ivan menyebut nama Joe Satriani. Sebagai pengagum, ia sangat menyukai lagu-lagu Joe Satriani. Namun, jarang sekali memainkan lagu-lagu Joe. 'Aku terpengaruh oleh nuansa lagunya,'. Jangan heran jika nuansa musik Joe (tanpa disadari) muncul dalam lagu-lagu Boomerang, seperti lagu Debu Sahabatku pada album X'Travaganza. Ya, muncul dengan sendiri saat membikin lagu, ujar Ivan berkilah.
Kehadirannya di Boomerang memang vital. Selain permainan musiknya yang cukup berpengaruh, gaya manejemennya cukup membantu band secara keseluruhan.
Sehubungan sudah tidak sejalan dengan anak-anak Boomerang (band) pada tahun 2005 dia resmi menyatakan keluar dari Boomerang. Sebelumnya Ivan bersama Boomerang melakukan sebuah Konser terakhir di Kota Dili, East Timor Sebagai Konser perpisahan, dan dihadiri 60.000 ribu penonton.
Nama John Paul Ivan atau yang akrab dipanggil JPI tersebut tentu tak lepas dari nama band rock fenomal Boomerang. Dan pada tahun 2012 Ivan bereuni bersama Roy Jeconiah membentuk band baru bernama RI 1.
Meski sudah tidak memperkuat band Boomerang lagi, JPI tidak berhenti berkarya. Termasuk menelurkan karya pribadinya berbentuk album solo instrumental pertama nya, 'I Am John Paul Ivan' yang di produksi secara indie label memakai nama JPI Music, dirilis dalam bentuk CD pada tahun 2015 secara limited 1000 keping saja, dan di distribusikan oleh label indie Demajors.
Setelah merilis album solo perdana bertajuk ‘I Am John Paul Ivan’ pada 2015 lalu secara indie dalam bentuk fisik CD, kini ia merilis kembali album tersebut dalam bentuk digital pada tahun 2019 ini. Album digitalnya ini kini dirilis oleh label Boleh Music dan bisa didengarkan melalui digital platform seperti Spotity, Joox, Deezer, Apple Music dan masih banyak lagi secara worldwide.
JPI menuturkan bahwa lagu pertama yg diciptakan di album solo ini berjudul 'Neiska Erotika' yang direkam di studio 18 Jakarta tahun 2005, dilanjutkan “Dancing With You" dan "Jerusalem" pada tahun 2007 dimana kemudian dari kedua lagu tersebut dibuatkan video musiknya.
Direkam di berbagai tempat dan waktu, di mixing sendiri oleh JPI, dan dimastering oleh seorang mastering engineer bernama Gabriel Temmy.
Dari warna musik dan permainan gitarnya, album JPI memiliki nuansa rock yang melodius, atau sering juga disebut gitar yang bernyanyi. Berbagai teknik gitar seperti slide, finger tapping, pinched harmony sampai bending dengan iringan riff-riff gitar yang menggelegar tetapi tetap nyaman di telinga.
Album tersebut berisi 10 lagu instrumental yang dimainkan secara apik oleh gitaris yang sering disebut sebagai Slash-nya Indonesia. Album ini merupakan sebuah perjalanan panjang, sebuah eksistensi di musik yang dikemas berbeda.
Dan pada tahun 2019 JPI bergabung dengan band Take Over, band yang berdiri pada tahun 2003 dan pernah mengikuti ajang kompetisi band 'Rock Festival ke X' se Nasional versi Log Zhelebour pada tahun 2004. Dan JPI juga menjadi salah satu juri di acara itu. Take Over keluar sebagai pemenang juara 2, dan masuk dalam kompilasi album Festival Rock X dibawah naungan label Logiss Music.
Take Over dengan formasi Baru nya, Windy Saraswati vocal, Bagus Wyed guitar, Gatot Ary bass, Joey Nasz drums dan bersama JPI, merilis mini album nya yang berisi 5 lagu dalam bentuk CD dan digital platform.
Tahun 2021, JPI merilis 2 single: "Last Man Standing" (sebuah karya lagu JPI yang didedikasikan kepada almarhum Hubert Henry Limahelu, bassist Boomerang) dan "Saya Dari Indonesia" (sebuah karya lagu JPI yang bersifat nasionalisme, bangga akan menjadi seorang warga bangsa Indonesia). Dan juga JPI bersama band Take Over merilis mini album kedua yang diberi judul V.2 atau berartikan Volume ke 2, yang berisi 5 lagu baru, yang rencananya juga akan dirilis semua video musik nya dan tayang di kanal Youtube Channel Take Over dan JPI.
Di bulan November tahun ahun 2022, JPI mendeklarasikan kembali bereuni bersama Farid Martin dan Andi Babas di band Boomerang, dengan menambah kata Reload yang mengartikan "diisi kembali", semenjak bubarnya band Boomerang di 2022. Mereka kembali bersatu walau tanpa Roy Jeconiah yang menolak untuk bergabung dalam reuni ini.
JPI bersama Take Over merilis album baru ketiga nya, dengan judul 'Treble' di Juli 2023.
Pranala luar
Referensi