Jan Hus (sekitar 1369 - 1415), juga dikenal sebagai Yohanes Hus atau John Huss, adalah seorang imam, teolog, dan filsuf dari Ceko (yang pada saat itu dikenal sebagai Wilayah Mahkota Bohemia) yang kemudian menjadi seorang reformator gereja.
Dari tahun 1398, ia mengajar di Universitas Karlova di Praha, kemudian menjadi dekan, dan, pada tahun 1409-1410, ia menjabat sebagai rektor. Dalam tulisan-tulisan religiusnya, ia mengikuti John Wycliffe dalam mengkritik Gereja Katolik dan kemerosotan moralnya. Gereja Katolik menganggap Hus sebagai bidat dan mengekskomunikasi dia pada tahun 1411. Meskipun demikian, pada bulan November 1414, Hus tetap hadir di Konsili Konstanz untuk menyatakan dirinya tidak bersalah atas semua tuduhan. Namun, ia tetap dikutuk sebagai bidat. Ia kemudian diserahkan kepada pihak berwenang dari kekaisaran untuk dibakar di tiang pancang ketika ia menolak untuk menarik kembali ajaran-ajarannya. Ia dieksekusi pada tanggal 6 Juli 1415 di kota Konstanz, Jerman. Hari eksekusinya, tanggal 6 Juli, diperingati menjadi Hari Jan Hus (Den upálení mistra Jana Husa), yang merupakan hari libur di Republik Ceko.
Hus dikenal sebagai seorang reformator gereja. Pengikut-pengikutnya disebut sebagai kaum Husite, yang termasuk sebagian besar penduduk Ceko di Bohemia. Satu abad kemudian, 90% penduduk Ceko adalah non-Katolik, sebagian masih mengikuti ajaran-ajaran Jan Hus. Hus juga dianggap sebagai seorang pendahulu dari gerakan Protestan. Ajaran-ajarannya berpengaruh pada pemikiran reformator Protestan di abad berikutnya, seperti Martin Luther.
Tulisan-tulisannya yang luas membuatnya menduduki tempat yang terkemuka dalam sejarah kesusastraan Ceko. Ia pun memperkenalkan penggunaan diakritik (khususnya tanda baca háček) dalam ejaan Ceko untuk mewakili masing-masing suara dengan sebuah simbol. Saat ini, patung Jan Hus terdapat di Alun-Alun Kota Tua Praha, yang disebut Staroměstské náměstí.
Biografi
Tempat Lahir
Jan Hus dilahirkan di sebuah keluarga serf yang miskin sekitar tahun 1370 di Husinec. Kemungkinan Husinec berada di dekat Prachatice, sebagaimana ditunjukkan oleh informasi dalam biografi pertamanya dari tahun 1480, yang ditulis oleh imam paroki Jiřík Heremita. Menurut informasi tersebut, ia dilahirkan di Husinec dan ibunya membawanya ke sekolah di Prachatice.[1][2] Dalam risalah Antihus tahun 1414, Štěpán dari Pálč merujuk pada kesaksian notaris Michal Mikulášov dari Prachatice, yang menyatakan bahwa Hus adalah teman sekampungnya.[1][2] Di sisi lain, dalam daftar penahbisan dari tahun 1395 hingga 1416, penahbisan Jan Michalov dari Husinec di wilayah Boleslav tercatat pada tahun 1400, yang akan lebih mengindikasikan bahwa Husinec berada di dekat Praha.[2][3] Tempat kelahiran Master Jan Hus secara tradisional dipertahankan di Husinec di Prachatice, meskipun itu adalah sebuah rumah yang mungkin dibangun pada awal abad ke-17.[4]
Studi
Pada usia sekitar 10 tahun, Hus dikirim ke sebuah biara. Tidak diketahui alasan pastinya; beberapa mengatakan bahwa ayahnya telah meninggal,[5] yang lain mengatakan bahwa dia pergi ke sana karena pengabdiannya kepada Tuhan.[6] Dia membuat para guru terkesan dengan studinya, dan mereka merekomendasikannya untuk pindah ke Praha, salah satu kota terbesar di Bohemia pada masa itu. Hus menghidupi dirinya sendiri dengan mendapatkan pekerjaan di Praha, yang memungkinkannya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, dan akses ke Perpustakaan Praha.[7]
Tiga tahun kemudian, ia diterima di Universitas Karlova di Praha.[8] Meskipun bukan mahasiswa yang luar biasa, ia mengejar studinya dengan penuh semangat.[9] Pada tahun 1393, Hus mendapatkan gelar Sarjana Filsafat di Universitas Praha, dan ia mendapatkan gelar masternya pada tahun 1396.[10] Pandangan-pandangan anti-Paus yang dipegang teguh oleh banyak profesor di sana kemungkinan besar memengaruhi karya-karya Hus di kemudian hari.[11] Selama masa studinya, ia menjadi anggota paduan suara untuk menambah penghasilannya.[12]
Karier
Hus mulai mengajar di Universitas Praha pada tahun 1398 dan pada tahun 1399, ia pertama kali secara terbuka membela ajaran-ajaran Wycliffe.[13] Pada tahun 1401, para mahasiswa dan fakultasnya mempromosikannya menjadi dekan departemen filsafat, dan setahun kemudian, ia menjadi rektor Universitas Praha.[14] Ia diangkat sebagai pengkhotbah di Kapel Betlehem pada tahun 1402.[15] Hus adalah seorang advokat yang kuat untuk kaum Ceko dan filsafat Realisme, dan ia dipengaruhi oleh tulisan-tulisan John Wycliffe.[16] Meskipun pihak berwenang gereja melarang banyak karya Wycliffe pada tahun 1403, Hus menerjemahkan Trialogus ke dalam bahasa Ceko dan membantu mendistribusikannya.[17]
Hus mengecam kemerosotan moral kaum klerus, uskup, dan bahkan kepausan dari mimbarnya.[18][19] Uskup Agung Zbyněk Zajíc menoleransi hal ini, dan bahkan menunjuk Hus sebagai pengkhotbah dalam sinode dua tahunan para klerus. Pada tanggal 24 Juni 1405, Paus Innosensius VII mengarahkan uskup agung untuk melawan ajaran-ajaran Wycliffe, terutama doktrin impanasi dalam Perjamuan Kudus.[17] Uskup agung mematuhinya dengan mengeluarkan sebuah dekrit sinode yang menentang Wycliffe, dan juga melarang serangan-serangan lebih lanjut terhadap kaum klerus.[17]
Pada tahun 1406, dua mahasiswa Bohemia membawa ke Praha sebuah dokumen yang memiliki stempel Universitas Oxford dan memuji Wycliffe. Hus dengan bangga membacakan dokumen tersebut dari mimbarnya.[17] Kemudian, pada tahun 1408, Paus Gregorius XII memperingatkan Uskup Agung Zajíc bahwa Gereja di Roma telah mendapat informasi mengenai kesesatan-kesesatan Wycliffe dan simpati dari Raja Wenceslaus IV dari Bohemia kepada kaum non-konformis.[20] Sebagai tanggapannya, raja dan universitas tersebut memerintahkan agar seluruh tulisan-tulisan Wycliffe diserahkan ke kanselir keuskupan agung untuk dikoreksi. Hus mematuhinya, dengan menyatakan bahwa ia mengecam kesalahan-kesalahan dalam tulisan-tulisan tersebut.[21]
Skisma kepausan
Bohemia adalah satu-satunya kerajaan di Kekaisaran Romawi Suci. Praha adalah ibu kota kekaisaran pada masa Hus. Selain Raja Jerman dan/atau Kaisar "Romawi", ada juga Raja Bohemia, jika kedua jabatan ini tidak dipegang oleh pribadi yang sama. Pada saat itu, terjadi Skisma Barat (atau juga disebut skisma kepausan), di mana Gregorius XII dan Benediktus XII (kini dianggap sebagai antipaus) sama-sama mengklaim kedudukan sebagai paus. Raja Wenceslaus merasa Gregorius XII akan mencampuri rencananya untuk dinobatkan sebagai Kaisar Romawi Suci. Karena itu, ia menolak Gregorius dan memilih untuk bersikap netral.
Ketika Universitas Karlova di Praha akan mengambil sikap terhadap Skisma Barat, Hus menjadi juru bicara bangsa Ceko (Bohemia). Universitas ini disusun berdasarkan empat "kebangsaan" yaitu Bavaria, Sachsen, Polandia, dan Bohemia. Raja Wenceslaus telah setuju sejak tahun 1408 untuk mendukung Konsili Pisa, yang berusaha menyelesaikan skisma kepausan, seperti halnya bangsa Bohemia di universitas tersebut. Di sisi lain, bangsa-bangsa Jerman serta Uskup Agung Zajíc berpegang teguh pada ketaatan mereka kepada Roma. Pertentangan semakin meningkat ketika para pendeta dari bangsa Bohemia menganut realisme Wycliffe, yang menjadi dasar filosofis bagi kritik teologis Hus dan para teolog Bohemia lainnya.
Dekrit Kutná Hora
Formasi oposisi ini pada akhirnya berujung pada Dekrit Kutná Hora pada tahun 1409, yang secara fundamental mengubah distribusi suara di universitas. Dengan mayoritas suara dari negara-negara Jerman, posisi netral berhadapan dengan dua paus di Avignon dan Roma tidak akan mungkin terjadi. Oleh karena itu, Wenceslas memberikan tiga suara kepada bangsa Bohemia, sementara "bangsa Jerman" (Bavaria, Polandia, dan Sachsen digabungkan) hanya memiliki satu suara. Orang-orang Bohemia, bersama dengan Raja Wenceslaus, menyatakan diri mereka netral, sementara orang-orang Jerman, bersama dengan Uskup Agung Zajíc, berpegang teguh pada Gregorius XII.
Karena perubahan dalam struktur pemilihan, pada 1409 dekan dan rektor Jerman digulingkan dan digantikan dengan orang Bohemia, dan Hus menjadi rektor. Akibatnya, Elektor Palatine memanggil orang-orang Jerman ke Universitas Heidelberg miliknya, sementara Markgraf Meissen memulai sebuah universitas baru di Leipzig. Diperkirakan lebih dari seribu mahasiswa dan dosen meninggalkan Praha. Para emigran juga menyebarkan tuduhan bidat Bohemia.[22] Dengan demikian, Universitas Praha kehilangan kedudukannya yang penting di dunia internasional dan menjadi sebuah sekolah Bohemia.
Antipaus Aleksander V
Pada tahun 1409, Konsili Pisa berupaya menyelesaikan skisma kepausan dengan memilih Aleksander V sebagai Paus, namun Gregorius dan Benediktus tidak mau tunduk. (Aleksander kemudian dinyatakan sebagai "antipaus" oleh Konsili Konstanz pada tahun 1418.) Hus, para pengikutnya, dan Wenceslaus IV mengalihkan kesetiaan mereka kepada Aleksander V. Di bawah tekanan Raja Wenceslaus, Uskup Agung Zajíc akhirnya melakukan hal yang sama. Zajíc kemudian mengajukan tuduhan terhadap pengikut Wycliffe di Praha kepada Aleksander V, menuduh mereka melakukan "gangguan gerejawi".
Pada tanggal 20 Desember 1409, Alexander V mengeluarkan bulla kepausan yang memberi kewenangan kepada Uskup Agung untuk bertindak melawan Wycliffisme di Praha. Semua salinan tulisan Wycliffe harus diserahkan dan doktrin-doktrinnya ditolak, dan khotbah bebas harus dihentikan. Setelah dikeluarkannya bulla pada tahun 1410, Hus mengajukan banding kepada Alexander V, tetapi sia-sia. Buku-buku Wycliffe dan naskah-naskah berharga dibakar, dan Hus serta para pengikutnya diekskomunikasi oleh Alexander V.
Kerusuhan terjadi di berbagai bagian Bohemia. Pemerintah memihak kepada Hus, dan kekuasaan para pengikutnya meningkat dari hari ke hari. Ia terus berkhotbah di kapel Betlehem, dan semakin berani dalam melontarkan tuduhan-tuduhannya terhadap Gereja. Gereja-gereja di kota itu dikenai larangan, dan tuduhan diajukan ke Praha, tetapi tanpa hasil.
Kecaman terhadap Indulgensia dan Perang Salib
Uskup Agung Zbyněk Zajíc meninggal pada 1411, dan dengan kematiannya, gerakan keagamaan di Bohemia memasuki suatu tahap yang baru— pertentangan mengenai indulgensia muncul. Pada 1411, Yohanes XXIII menyatakan perang salib melawan Raja Ladislaus dari Napoli, yang menjadi pelindung Gregorius XII. Di Praha perang itu pun dikhotbahkan, dan para penjual indulgensia mendesak rakyat agar memenuhi gereja-gereja dan memberikan persembahan mereka.
Hus, mengikuti teladan Wycliffe, mengangkat suaranya menentang indulgensia. Namun. ia tidak dapat melakukannya dengan orang-orang di universitas. Pada 1412, terjadilah pertentangan di mana Hus menyampaikan khotbahnya yang berjudul Quaestio magistri Johannis Hus de indulgentiis. Khotbahnya itu diambil secara harfiah dari bab terakhir buku Wycliffe, De ecclesia, dan traktatnya, De absolutione a pena et culpa. Hus menegaskan bahwa tidak ada seorang paus atau uskup pun yang berhak mengangkat pedang atas nama Gereja. Seharusnya, ia berdoa untuk musuh-musuhnya dan memberkati mereka yang mengutuknya. Orang memperoleh pengampunan melalui pertobatan yang sungguh-sungguh, bukan melalui uang. Para doktor di fakultas teologi menjawab, tetapi tidak berhasil. Beberapa hari kemudian beberapa pengikut Hus, yang dipimpin oleh Vok Voksa z Valdštejna, membakar bulla-bulla kepausan. Hus-lah, kata mereka, yang harus ditaati, dan bukan para gerombolan palsu yang terdiri dari pezinah dan Simonis yang mereka sebut sebagai Gereja. [23]
Sebagai tanggapan, tiga orang dari kalangan bawah yang secara terbuka menyebut indulgensia sebagai penipuan dipenggal. Mereka kemudian dianggap sebagai martir pertama Gereja Husite. Sementara itu, fakultas telah mengutuk empat puluh lima artikel dan menambahkan beberapa tesis lain, yang mereka anggap sesat, yang berasal dari Hus. Raja melarang pengajaran artikel-artikel ini, tetapi baik Hus maupun universitas tidak mematuhi keputusan tersebut. Mereka meminta agar artikel-artikel tersebut dibuktikan terlebih dahulu bahwa artikel-artikel tersebut tidak alkitabiah. Kekacauan di Praha telah menimbulkan sensasi. Para utusan kepausan dan Uskup Agung Albik mencoba membujuk Hus untuk menghentikan penentangannya terhadap bulla kepausan dan raja tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.[24]
Upaya rekonsiliasi
Gejolak di Praha membangkitkan sensasi, yang tidak menggembirakan pihak Roma, utusan paus, dan Uskup Agung Albik berusaha membujuk Hus agar menghentikan perlawanannya terhadap bula-bula kepausan. Raja berusaha, tetapi gagal, untuk mendamaikan kedua belah pihak. Sementara itu para rohaniwan Praha, melalui Michael de Causis, mengajukan keluhan-keluhan mereka ke hadapan Paus, dan Paus memerintahkan Kardinal dari St. Angelo untuk mengambil tindakan terhadap Hus tanpa kasihan. Kardinal menempatkan Hus di bawah larangan keras Gereja. Hus harus ditangkap dan diserahkan kepada Uskup Agung, dan kapelnya harus dihancurkan. Hal ini diikuti oleh langkah-langkah yang lebih keras terhadap Hus dan para pengikutnya, dan pada gilirannya langkah-langkah balasan dari kaum Husite, termasuk imbauan oleh Hus bahwa Yesus Kristus lah, dan bukan Paus, yang merupakan hakim tertinggi. Hal ini semakin meningkatkan semangat di antara rakyat. Wenceslaus memaksa Hus meninggalkan Praha, tetapi keberangkatannya tidak banyak mengurangi kegairahan yang telah muncul di kalangan rakyat.
Karena sedih melihat negerinya dicemari oleh tuduhan ajaran sesat, Raja berupaya keras untuk mendamaikan pihak-pihak yang berlawanan. Pada 1412 ia mengumpulkan para pemimpin kerajaannya untuk berkonsultasi, dan berdasarkan usul mereka memerintahkan agar sebuah sinode diselenggarakan di Český Brod pada 2 Februari1412. Pertemuan itu tidak berlangsung di sana, melainkan di istana para uskup agung di Praha, dengan maksud mencegah partisipasi Hus. Usul-usul disusun untuk memulihkan perdamaian di dalam Gereja, Hus secara khusus menuntut agar Bohemia memiliki kebebasan yang sama dalam urusan-urusan gerejawi seperti halnya negara-negara lain dan bahwa karenanya persetujuan dan kutukan hanya boleh diumumkan berdasarkan izin kekuasaan negara. Ini sepenuhnya adalah doktrin Wycliffe (Sermones, iii. 519, dll.). Lalu muncullah sejumlah traktat dari kedua belah pihak, tetapi keharmonisan tidak tercapai. "Bahkan bila saya harus berdiri di tiang yang telah disiapkan untuk saya," Hus menulis saat itu, "saya tidak akan pernah menerima rekomendasi dewan dosen teologi." Sinode tidak menghasilkan apa-apa, tetapi Raja memerintahkan agar sebuah komisi meneruskan upaya rekonsiliasi.
Para doktor dari Universitas menuntut agar Hus dan para pengikutnya mengeluarkan persetujuan mereka tentang konsep mengenai Gereja, yang menyatakan bahwa Paus adalah kepalanya, dan para Kardinal adalah tubuh Gereja, dan bahwa semua peraturan Gereja ini harus ditaati. Hus memprotes keras konsep ini karena hal ini menjadikan Paus dan para kardinal saja sebagai Gereja. Namun, kelompok Husite tampaknya berusaha keras untuk mencapai rekonsiliasi. Terhadap bagian yang menyatakan bahwa hanya Gereja Roma sajalah yang harus ditaati, mereka hanya menambahkan “sejauh setiap orang Kristen yang saleh terikat". Stanislav ze Znojma dan Štěpán Páleč memprotes penambahan ini dan meninggalkan pertemuan. Raja mengucilkan mereka, bersama-sama dengan dua orang juru bicara lainnya.
Tulisan Hus dan Wycliffe
Tentang tulisan-tulisan yang ditimbulkan oleh pertikaian-pertikaian ini, yaitu tulisan tentang pandangan Hus mengenai Gereja (De ecclesia) telah sering dikutip dan dikagumi atau dikritik, tetapi demikian pernyataan itu muncul dalam 10 pasal pertamanya dan hanya merupakan bagian kecil dari karya Wycliffe dengan judul yang sama. Dan pada pasal-pasal berikutnya muncul sebuah ringkasan dari karya oleh penulis yang sama, (De potentate pape) tentang kekuasaan paus Wycliffe telah menulis bukunya untuk melawan pandangan umum bahwa Gereja hanya terdiri atas kaum agamawan. Kini Hus menemukan dirinya berada dalam kondisi yang sama. Ia menulis karyanya di benteng dari salah satu pelindungnya di Kozí Hrádek (dekat Austria), dan mengirimkannya ke Praha. Di sana karya ini diterbitkan dan dibaca luas di kapel Betlehem. Tulisan ini dijawab oleh Stanislav ze Znojma dan Páleč dengan traktat-traktat dengan judul yang sama.
Setelah lawan-lawan Hus yang paling keras meninggalkan Praha, para pengikutnya menduduki seluruh lapangan. Hus menulis traktat-traktatnya dan berkhotbah di lingkungan Kozí Hrádek. Wyclifisme Bohemia diperkenalkan ke Polandia, Hungaria, Kroasia, dan Austria; tetapi pada saat yang sama pengadilan paus juga tidak aktif. Pada Januari 1413, sebuah sidang umum diselenggarakan di Roma yang mengutuk tulisan-tulisan Wycliffe dan memerintahkan semuanya dibakar.
Konsili Konstanz
Untuk mengakhiri skisma kepausan dan melaksanakan pembaruan Gereja yang telah lama diharapkan, sebuah Konsili umum direncanakan untuk diadakan pada 1 November1414, di Konstanz, Jerman. Kaisar Sigismund dari Luksemburg, saudara dari Wenceslaus, dan pewaris takhta Bohemia, ingin sekali membersihkan negaranya dari noda ajaran sesat. Hus pun bersedia mengakhiri semua perlawanannya, dan dengan gembira mengikuti permintaan Sigismund untuk pergi ke Konstanz. Dari khotbah-khotbah yang dibawanya bersamanya, jelas bahwa ia bermaksud untuk mengubah pikiran para pastor yang hadir dalam pertemuan itu hingga mengikuti doktrin-doktrin utamanya (yaitu doktrin-doktrin Wycliffe). Sigismund menjanjikan kepadanya perlindungan raja, menjamin keamanannya selama dalam perjalanannya; sebagai pemimpin sekuler ia tidak akan dapat memberikan jaminan apapun kepada Hus di pengadilan Paus, suatu fakta yang mestinya disadari oleh Hus. Namun, Hus mungkin memperhitungkan bahwa jaminan perlindungan raja juga merupakan tanda bahwa raja berpihak kepadanya dan bahwa karenanya ia dapat mengandalkan dukungan raja selama proses peradilannya.
Tidak jelas apakah Hus tahu apa yang menanti nasibnya kelak; ia mengumpulkan kesaksian-kesaksian untuk membuktikan kepada Konsili ortodoksinya, tetapi demikian ia juga meninggalkan pesan-pesan terakhirnya sebelum berangkat. Ia memulai perjalanannya pada 11 Oktober1414; pada 3 November1414, ia tiba di Konstanz, dan pada hari berikutnya buletin-buletin di pintu-pintu gereja mengumumkan bahwa Michal z Německého Brodu akan menjadi lawan Hus, "si penyesat". Pada mulanya Hus memiliki kebebasan, tinggal di rumah seorang janda, tetapi setelah beberapa minggu lawan-lawannya berhasil memenjarakannya, berdasarkan desas-desus bahwa ia bermaksud melarikan diri. Ia pertama-tama dibawa ke rumah seorang kanon, dan kemudian, pada 8 Desember1414, dijebloskan ke penjara di sebuah biara Dominikan. Sigismund marah sekali karena sebelumnya ia telah menjanjikan perlindungan raja, dan mengancam para pejabat gereja untuk memecat mereka, tetapi ketika kepadanya diberitahukan bahwa bila ia melakukan hal itu, maka Konsili akan dibubarkan, ia pun menyerah.
Pada 4 Desember1414, Paus mempercayai sebuah komisi yang terdiri atas tiga orang uskup untuk melakukan penelitian pendahuluan atas Hus. Saksi-saksi yang memberatkan didengar, tetapi kepada Hus tidak diberikan pembela. Situasinya menjadi semakin buruk setelah terjadinya bencana Yohanes XXIII, yang telah meninggalkan Konstanz agar ia tidak harus mengundurkan diri dari jabatan kepausannya. Sejauh itu Hus telah menjadi tawanan paus dan tetap berhubungan dengan sahabat-sahabatnya, tetapi kini ia diserahkan kepada Uskup Agung Konstanz dan dibawa ke istananya, Gottlieben di S. Rhein. Di situ ia tinggal selama 73 hari, terpisah dari sahabat-sahabatnya, dirantai siang dan malam, tidak diberi cukup makanan, dan tersiksa karena penyakit.
Pengadilan Hus
Pada 5 Juni1415, untuk pertama kalinya ia diadili, dan untuk maksud tersebut ia dipindahkan ke sebuah biara Fransiskan, dan di sana ia tinggal melewati minggu-minggu terakhir hidupnya. Ia mengakui tulisan-tulisan tentang Gereja menentang Znojma, Páleč, serta Stanislaus dari Znaim, sebagai tulisan-tulisannya, dan menyatakan dirinya bersedia mencabutnya bila ternyata memang ia terbukti salah. Hus mengakui penghormatannya terhadap Wycliffe, dan berkata bahwa ia hanya dapat berharap agar jiwanya suatu kali akan tiba di suatu tempat di mana jiwa Wycliffe juga berada. Di pihak lain, ia membantah bahwa ia pernah mempertahankan doktrin Wycliffe tentang Perjamuan Kudus, atau ke-45 artikel. Ia hanya menentang pengutukan yang dijatuhkan secara sumir. Raja memperingatkannya agar ia menyerahkan dirinya kepada belas kasihan Konsili, karena ia tidak berniat untuk melindungi seorang penyesat. Pada pengadilan yang terakhir, pada 8 Juni1415, dibacakan kepadanya 39 kalimat, 26 di antaranya diambil dari bukunya tentang Gereja, tujuh dari traktatnya melawan Páleč, dan enam daripadanya terhadap Stanislav ze Znojma. Bahaya dari sebagian dari doktrin-doktrin ini sehubungan dengan kuasa dunia dijelaskan kepada kaisar agar ia terhasut untuk memberatkan Hus. Hus sendiri menyatakan dirinya rela tunduk kalau ia diyakinkan akan kesalahan-kesalahannya. Ia hanya menginginkan peradilan yang lebih adil dan lebih banyak waktu untuk menjelaskan alasan-alasan pandangan-pandangannya. Bila alasan-alasannya dan teks-teks Alkitab tidak memadai, ia dengan gembira bersedia diajari. Pernyataan ini dianggap sebagai penyerahan tanpa syarat, dan ia diminta untuk mengakui:
bahwa ia telah keliru dalam hal-hal ini dan karena itu ia menyatakan;
bahwa ia akan meninggalkannya pada masa depan;
bahwa ia mencabut ajaran-ajarannya; dan
bahwa ia menyatakan yang sebaliknya dari kalimat-kalimat tersebut.
Hukuman dan eksekusi
Hukuman dijatuhkan pada 6 Juli1415, di hadapan persidangan Konsili yang khidmat di Katedral. Setelah misa dan liturgi, Hus dibawa masuk ke dalam gereja. Uskup Lodi menyampaikan pidato tentang tugas untuk membasmi ajaran sesat; lalu beberapa dalil Hus dan Wycliffe dan sebuah laporan peradilannya dibacakan. Hus beberapa kali memprotes dengan suara keras, dan ketika bandingnya kepada Kristus ditolak sebagai ajaran sesat yang layak dikutuk, ia berseru, "O Allah dan Tuhan, kini Konsili malah mengutuk tindakan-Mu sendiri dan hukum-Mu dianggap sebagai ajaran sesat, karena Engkau sendirilah yang telah meletakkan perintah-Mu di hadapan Bapa-Mu sebagai hakim yang adil, sebagai teladan untuk kami semua, setiap kali kami ditindas dengan hebat."
Seorang pejabat gerejawi Italia membacakan kalimat-kalimat kutukan terhadap Hus dan tulisan-tulisannya. Ia sekali lagi memprotes dengan keras, dan mengatakan bahwa bahkan pada saat itu pun ia tidak menginginkan apa-apa selain daripada diyakinkan berdasarkan Alkitab. Ia terjatuh di kedua lututnya dan memohon kepada Allah dengan suara yang rendah untuk mengampuni semua musuhnya. Kemudian ia direndahkan — ia mengenakan pakaian sebagai imam dan sekali lagi diminta untuk mencabut ajarannya, dan sekali lagi ia menolak.
Dengan kutukan-kutukan ornamen-ornamennya dicabut daripadanya, jubah imamnya dirusakkan, dan tanda-tanda imamatnya dihancurkan, serta kepadanya dibacakan hukuman bahwa Gereja telah mencabut semua haknya dan menyerahkannya kepada kekuasaan sekuler. Kemudian sebuah topi kertas yang tinggi diletakkan di atas kepalanya dengan tulisan "Haeresiarcha" (=pemimpin gerakan penyesat). Kemudian Hus dibawa ke tiang yang dijaga ketat oleh sejumlah pengawal bersenjata. Di tempat eksekusi itu ia berlutut, membentangkan tangannya, dan berdoa keras-keras. Sebagian orang meminta agar kepadanya diberikan seorang konfesor (pastor yang menerima pengakuan dosa), tetapi seorang imam berseru bahwa seorang penyesat tidak boleh didengarkan atau diberikan kepadanya seorang konfesor. Para algojo kemudian menelanjangi Hus dan dan mengikat lengannya ke belakang dengan tali dan lehernya dengan rantai ke sebuah tiang. Di sekitarnya telah ditumpukkan kayu dan jerami sehingga ia tertutup hingga ke leher. Pada detik-detik terakhir, kepala penjara, Von Pappenheim, di hadapan Pangeran Palatin, memintanya untuk mencabut kata-katanya dan dengan demikian menyelamatkan nyawanya, tetapi Hus menolaknya dengan kata-kata "Allah adalah saksiku bahwa aku tidak pernah mengajarkan apa yang telah dituduhkan kepadaku oleh saksi-saksi palsu. Dalam kebenaran Injil yang telah kutuliskan, ajarkan, dan beritakan, aku akan mati hari ini dengan suka cita."
Api dinyalakan. Hus kemudian menyanyikan lagu, "Kristus, Anak Allah yang hidup, kasihanilah aku". Ketika ia mulai menyanyikan lagu ini untuk ketiga kalinya dan melanjutkan "... yang dilahirkan oleh Perawan Maria", angin meniupkan lidah api ke wajahnya; ia masih menggerakkan bibirnya dan kepalanya dan kemudian meninggal karena tidak bisa bernapas. Pakaiannya dilemparkan ke dalam api, abunya dikumpulkan dan dibuang ke Sungai Rhein yang ada di dekat situ. Sejumlah sumber melaporkan bahwa ia mengatakan "O sancta simplicitas!" ("Oh kesederhanaan yang kudus!") ketika ia berdiri di tiang dan melihat seorang perempuan menambahkan lebih banyak kayu ke situ.
Karya
Ia menulis terutama risalah-risalah, tetapi juga karya-karya yang lebih luas. Ia menulis untuk gereja dalam bahasa Latin, dan untuk orang awam dalam bahasa Ceko. Karya-karya Hus dicirikan oleh bahasa yang mudah dipahami dan komposisi yang jelas.
Tentang Gereja (De ecclesia)
Ditulis dalam bahasa Latin. Hus memahami Gereja sebagai sebuah komunitas yang terdiri dari mereka yang telah ditentukan untuk keselamatan. Mereka yang telah ditentukan untuk penghukuman hanyalah anggota Gereja secara eksternal. Ia memahami bahwa anggota Gereja adalah orang-orang yang hidup menurut perintah-perintah Kristus, dan dengan demikian mereka menunjukkan kasih yang sejati kepada Allah. Orang yang bertindak bertentangan dengan Kitab Suci melalui perbuatan-perbuatannya bukanlah seorang Kristen sejati, dan tidak mengasihi Allah. Kepala Gereja bukanlah Paus, tetapi Kristus, yang secara berdaulat memerintah Gereja. Jika Paus bertindak bertentangan dengan Firman Allah, ia tidak memiliki hak untuk menyebut dirinya sebagai wakil Kristus. Orang-orang percaya tidak perlu taat kepada Paus. Seorang Kristen tidak boleh menaati perintah yang bertentangan dengan Alkitab dan setiap orang Kristen memiliki hak untuk mengatur pengajaran agama. Alkitab adalah tolok ukur dari kebenaran pengajaran.
Melawan bulla kepausan
Ditulis dalam bahasa Latin. Ia berbicara menentang penjualan indulgensi dan secara langsung menyerang Paus. Tulisan ini membuat Hus diusir dari Praha dan mulai bekerja di pedesaan, di mana ia menyesuaikan bahasanya dengan orang-orang biasa.
Tentang Enam Kesesatan (De sex erroribus)
Dalam karya ini, Hus merefleksikan hubungan antara Gereja dan dunia sekuler.
Eksposisi tentang Pengakuan Iman, 10 Perintah Allah dan Doa Bapa Kami
Ditulis dalam bahasa Ceko. Dalam buku ini, Hus membedakan antara "memercayai adanya Allah" dan "memercayai Allah". Percaya kepada keberadaan Allah tidak berarti bahwa seseorang adalah seorang Kristen. Menjadi seorang Kristen sejati berarti mempercayai Allah, yaitu Firman Allah, dan bertindak berdasarkan Firman tersebut. Percaya kepada Allah juga berarti memercayai dan mengasihi Dia.
Buku-buku tentang penghujatan
Sebuah kritik terhadap gereja saat itu, yang ditulis setelah Kapel Betlehem dilarang. Hus menganggap penarikan biaya untuk upacara-upacara gereja (baptisan, pemakaman, misa, doa, dan lain-lain) sebagai penghujatan, terlepas dari kemiskinan umat beriman. Ia menganjurkan untuk mengambil harta benda dari para pejabat gereja, meskipun tidak mengatakan kepada siapa harta benda itu harus diberikan.
Postila
Judul ini berasal dari bahasa Latin: post illa verba, yaitu setelah kata-kata itu - setelah kata-kata Injil. Ditulis dalam bahasa Ceko, karya ini berisi kumpulan khotbah yang ditulis setelah ia secara terpaksa meninggalkan kota Praha.
Sebuah karya anonim dan tidak bertanggal yang ditulis dalam bahasa Latin, diatribusikan kepada Hus oleh František Palacký. Karya ini menghilangkan tanda hubung dan memperkenalkan tanda diakritik, yang pertama untuk bahasa Slavia. Tujuan utamanya adalah untuk menyederhanakan dan menyeragamkan ejaan bahasa Ceko. Kelembutan ditandai dengan titik (punctus rotundus), dan panjangnya ditentukan dengan koma (gracilis virgula) menggantikan huruf vokal ganda.
Setelah Hus
Protes di Bohemia
Ketika berita kematian Hus menyebar, kemarahan muncul dari para bangsawan dan pendeta setempat.[25] Pada tanggal 2 September 1415, sebuah dokumen yang sekarang disebut Protes Bohemia ditandatangani dengan stempel lilin yang menyertainya oleh 100 orang terkemuka dari Bohemia dan Moravia untuk memprotes pembakaran Jan Hus. Ada bukti bahwa ada empat dokumen semacam ini yang dibuat, namun hanya dokumen ini yang diketahui masih ada dan saat ini disimpan di Universitas Edinburgh.[26] Pernyataan di dalamnya berbunyi bahwa " Master John Hus adalah orang yang baik, benar, dan Katolik" yang "secara konsisten membenci semua kesalahan dan bidat" dan siapa pun yang percaya bahwa bidat muncul di Bohemia atau Moravia adalah "pengkhianat terburuk".[25]
Menanggapi eksekusi Hus, orang-orang Bohemia semakin menjauh dari ajaran-ajaran kepausan. Roma kemudian mengumumkan perang salib terhadap mereka (1 Maret 1420): Paus Martinus V mengeluarkan bulla kepausan yang mengesahkan eksekusi terhadap semua pendukung Hus dan Wycliffe. Raja Wenceslaus IV meninggal pada bulan Agustus 1419 dan saudaranya, Sigismund dari Hungaria, tidak dapat mendirikan pemerintahan yang sesungguhnya di Bohemia karena pemberontakan Husite.[27]
Komunitas Husite terdiri dari sebagian besar penduduk Ceko di Kerajaan Bohemia. Di bawah kepemimpinan Jan Žižka (ca. 1360 – 1424) dan kemudian Prokop yang Agung (ca. 1380 -–1434), keduanya merupakan komandan terkemuk, kaum Husite berhasil memenangkan perang salib itu dan tiga perang salib lainnya yang terjadi setelahnya (1419 – 1434). Pertempuran berakhir setelah adanya kompromi antara kaum Utraquist di pihak Husite dan Konsili Basel di pihak Katolik pada tahun 1436. Kompromi ini menghasilkan Perjanjian Basel, di mana Gereja Katolik secara resmi mengizinkan Bohemia untuk mempraktikkan agama Kristen versinya sendiri (Husitisme). Seabad kemudian, sebanyak sembilan puluh persen penduduk di Wilayah Mahkota Ceko masih mengikuti ajaran Husite.
Kesarjanaan dan ajaran-ajaran Hus
Ia hanya meninggalkan beberapa tulisan reformasi, sebagian besar adalah traktat-traktat polemik melawan Stanislav ze Znojma dan Štěpán Páleč. Ia menerjemahkan Trialogus karya Wycliffe, dan mengenal baik karya-karyanya tentang tubuh Kristus, tentang Gereja, tentang kekuasaan paus, dan khususnya khotbah-khotbahnya. Apa yang dikatakannya dalam khotbah-khotbahnya tentang korupsi Gereja, kaum agamawan, dan biarawan, tentang tugas-tugas kekuasaan sekuler, dan lain-lain hampir semuanya diambil dari Wycliffe. Tiga khotbahnya yang besar, De sufficientia legis Christi, De fidei suae elucidatione, dan De pace, yang ia pikir dapat memengaruhi seluruh Konsili di Konstanz, adalah reproduksi ulang dari khotbah-khotbah Wycliffe. Ia mengklaim bahwa ia tidak mengikuti pandangan-pandangan Wycliffe tentang sakramen, tetapi hal ini diragukan. Ada alasan-alasan untuk menduga bahwa doktrin Wycliffe tentang Perjamuan Kudus telah menyebar ke Praha bahkan sejak 1399. Setelah dilarang pada 1403, doktrin ini malah semakin luas menyebar, dan Hus mengkhotbahkan dan mengajarkannya, meskipun ada kemungkinan bahwa ia hanya mengulanginya tanpa benar-benar mengajarkannya. Tetapi doktrin ini diterima dengan penuh semangat oleh kelompok radikal, kaum Taborit, yang menjadikannya titik sentral dalam sistem mereka.
Buku tentang Gereja dan tentang kekuasaan paus mengandung inti doktrin Hus. Menurut buku ini, Gereja bukanlah hierarki yang biasanya disebut sebagai Gereja; Gereja adalah keseluruhan kumpulan dari mereka yang sejak kekekalan telah dipredestinasikan (ditetapkan) untuk diselamatkan. Kristus, bukannya paus, adalah kepalanya. Ketaatan kepada paus bukanlah suatu artikel iman yang menjadi prasyarat bagi keselamatan. Demikian pula keanggotaan eksternal di dalam Gereja maupun jabatan-jabatan dan kehormatan gerejawi bukan jaminan bahwa orang yang dimaksud merupakan anggota Gereja yang sejati.
Setelah kematian Hus, para pengikutnya, yang saat itu dikenal sebagai kaum Husite, terpecah menjadi kaum Utrakuis, dan belakangan Taborit.
Sumber pengaruhnya
Keberhasilan besar Hus di negara kelahirannya terutama disebabkan oleh aktivitas pastoralnya yang tidak tertandingi, yang jauh lebih baik daripada aktivitas para pengkhotbah lama terkenal lainnya di Bohemia. Hus sangat mementingkan khotbahnya dan tahu bagaimana membangkitkan antusiasme massa. Isi khotbah-khotbahnya sering kali membakar semangat. Ia menceritakan perselisihannya dengan para atasan rohaninya, mengecam peristiwa-peristiwa kontemporer, atau mengimbau kepada jemaatnya untuk menjadi saksi atau hakim. Sikap inilah yang menyebabkan pengikutnya berlipat ganda dan dengan demikian ia menjadi murid sejati dari gurunya, Wycliffe, si orang Inggris tanpa ia sendiri harus menjadi seorang teoretikus dalam masalah-masalah teologis.
Sahabat dan pengikut setia Hus, Hieronimus dari Praha, ikut mengalami nasib yang sama, meskipun ia baru meninggal setahun belakangan, pada 1416.
Permintaan maaf Gereja Katolik
Hampir enam abad kemudian pada tahun 1999, Paus Yohanes Paulus II menyatakan "penyesalan yang mendalam atas kematian yang kejam yang menimpa" Hus dan menambahkan "kesedihan yang mendalam" atas kematian Hus dan memuji "keberanian moralnya".[28] Kardinal Miloslav Vlk dari Republik Ceko berperan penting dalam menyusun pernyataan Yohanes Paulus II.[28]
Warisan
Satu abad setelah Perang Husite dimulai, sebanyak 90% penduduk wilayah-wilayah Ceko adalah kaum Husite (meskipun dalam tradisi Utraquist, setelah kemenangan gabungan Utraquist-Katolik dalam Perang Husite).[29]Bohemia merupakan tempat salah satu gerakan pra-reformasi yang paling signifikan,[30] dan masih ada penganut Protestan yang tersisa di zaman modern;[31][32] meskipun mereka tidak lagi menjadi mayoritas terutama karena alasan historis seperti penganiayaan terhadap umat Protestan oleh Habsburg yang beragama Katolik,[33] terutama setelah Pertempuran Gunung Putih pada tahun 1620; pembatasan selama pemerintahan Komunis; dan juga sekularisasi yang sedang berlangsung.[30]
Jan Hus adalah seorang yang berkontribusi besar terhadap Protestanisme. Ajaran-ajaran Hus memiliki pengaruh kuat terhadap negara-negara di Eropa dan juga terhadap Martin Luther.[34] Perang Husitee menghasilkan Perjanjian Basel yang mengizinkan adanya Gereja reformasi di Kerajaan Bohemia—hampir seabad sebelum perkembangan seperti itu terjadi pada Reformasi Lutheran. Unitas Fratrum (atau Gereja Moravia) adalah gereja para pengikut Hus di masa kini.[35]
Berbeda dengan persepsi populer bahwa Hus adalah seorang proto-Protestan, beberapa orang Kristen Ortodoks Timur berpendapat bahwa teologinya jauh lebih dekat dengan Kekristenan Ortodoks Timur. Jan Hus dianggap sebagai santo martir di beberapa yurisdiksi Gereja Ortodoks.[36]Gereja Husite Cekoslowakia mengklaim menelusuri asal-usulnya dari Hus, sebagai "neo-Husite", dan mengandung unsur-unsur campuran Ortodoks Timur dan Protestan. Saat ini, ia dianggap sebagai seorang santo di gereja-gereja ortodoks di Yunani, Siprus, Cekoslowakia, dan beberapa gereja lain yang mendukung mereka.[37]
Hus terpilih sebagai pahlawan terbesar bangsa Ceko dalam sebuah survei tahun 2015 oleh Radio Ceko.[38]
Apresiasi dan peringatan
Hari raya
Gereja Moravia - 6 Juli. Para anggota Unitas Fratrum dan Persaudaraan Ceko mengklaim Hus sebagai perintis spiritual mereka.
– Hari Jan Hus (Den upálení mistra Jana Husa, secara harfiah: Hari dibakarnya Master Jan Hus) pada tanggal 6 Juli, hari peringatan kematian martir Jan Hus. Hari ini adalah hari libur nasional di Republik Ceko sejak 1925, di mana kepausan memutuskan hubungan diplomatik selama tiga tahun.
Pada abad ke-19 dan ke-20, sejumlah monumen dibangun, termasuk patung, patung dada, relief yang dibuat dengan rumit, dan juga plakat sederhana, dengan motif cawan dan tulisan sederhana.
Sebanyak 83 monumen dengan patung Jan Hus telah dibuat di tanah Ceko pada tahun 2015 [40], yang tertua terletak di Jičín, yang diresmikan pada tanggal 7 Juli 1872. Sebagian besar monumen figuratif dibuat pada paruh pertama abad ke-20, terutama pada masa Republik Pertama. Tiga di antaranya dihancurkan pada tahun 1938-1939 (Dobrá Voda u Českých Budějovic, Dobřany, Most), dan 7 lainnya (Jihlava, Kolín, Louny, Pečky, Praha-Zbraslav, Terezín, Třemošná) harus dipindahkan untuk sementara waktu selama Perang Dunia II. Monumen dari Jihlava ditempatkan di Hlinsko pada tahun 1950.[40]
Untuk mengenang sang reformator pada peringatan 500 tahun kematiannya, sebuah monumen peringatan Hus diresmikan di Alun-Alun Kota Tua di Praha.[41] Pada tahun 1903, batu pertama monumen tersebut secara simbolis diletakkan. Patung perunggu karya Ladislav Šaloun, yang juga monumental, diresmikan pada tahun 1915 di samping Kolom Maria milik Katolik dari era Baroque.
Selain itu, 200 monumen non-figuratif dan batu peringatan didirikan. Yang paling banyak terdapat di wilayah Jičín, Hradec Králové, Pilsen dan Chodsko. Banyak di antaranya juga didedikasikan untuk mengenang mereka yang gugur dalam Perang Dunia I.[40]
Jan Hus adalah karakter utama dari "Trilogi Revolusi Husite" yang disutradarai oleh Otakar Vávra. Dia diperankan oleh Zdeněk Štěpánek dalam film Jan Hus tahun 1954.
Jan Hus diperankan oleh Rod Colbin dalam film Amerika Serikat tahun 1977, John Hus.
Jan Hus adalah karakter utama dalam drama panggung České nebe.
Film televisi Ceko Jan Hus dirilis pada tahun 2015. Film ini dibintangi oleh Matěj Hádek.
Hus muncul dalam film Medieval tahun 2022 yang diperankan oleh Viktor Krištof.
Kehidupan Hus dan Petr Chelčický adalah subjek dari buku Hus a Chelčický (2014) untuk anak-anak yang lebih besar, yang ditulis dan diilustrasikan oleh Renáta Fučíková. Buku ini memenangkan penghargaan HOLLAR dari Asosiasi Seniman Grafis Ceko untuk ilustrasinya.[42]
Referensi
Rujukan
^ abNečas, Jaroslav; Starý, Václav (1969), Mistr Jan Hus a Husinec, Prague: SvépomocParameter |number of pages= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |sides= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"The Origin & Growth". Unitas Fratrum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 September 2011. Diakses tanggal 17 September 2011.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcAbazid, D (2015). Vybíral, Z, ed. Husovská památná místa a pamětihodnosti na území České republiky. Tábor: Husitské muzeum v Táboře. hlm. 127–147.
Nodl, Martin (2010). Horníčková, Kateřina; Šroněk, Michal, ed. Umění české reformace (1380–1620) [The Art of the Bohemian Reformation (1380–1620)]. Praha: Academia. ISBN978-80-200-1879-3.