Jam adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan waktu. Jam adalah salah satu penemuan paling tua
Sejarah
Jam matahari, yang mengukur waktu dengan arah jatuhnya bayangan, sudah digunakan sejak zaman dahulu. Jam matahari yang dirancang baik dapat mengukur waktu dengan keakuratan menengah, dan jam matahari terus digunakan sampai pada zaman modern.
Bangsa Mesir pada tahun 3500 SM saat kekuasaan Ramses II telah menggunakan delapan Obelisk (menara granit merah setinggi ~25 meter) sebagai jam. Lewat bayangan menara granit itulah, masyarakat mesir mengetahui waktu keseharian mereka.[1]
Bangsa Babilonia pada tahun 2000 SM menggunakan tongkat kayu sebagai jam. Tongkat kayu ini ditancapkan ke arah tanah secara tegak lurus. Bayangan tongkat itu dijadikan patokan waktu. Bangsa Inka di Amerika juga menggunakan hal yang serupa. Mereka menggunakan menara batu yang bernama "Intihuatana" sebagai alat penunjuk waktu untuk melaksanakan ritual.
Pada sekitar tahun 1380 SM di Mesir, pada masa Raja Amenhotep, jam air ditemukan. Jam air adalah bejana yang bagian bawahnya berlubang kecil untuk meneteskan air. Setelah itu, jam pasir ditemukan. Jam pasir adalah dua tabung atas-bawah yang berisi pasir, dihubungkan dengan pipa tempat pasir mengalir. Anaximander, filsuf Yunani membawa dan memperkenalkan penujuk waktu ke Yunani. Mulai saat itu, jam pasir dan jam air digunakan di Romawi dan Eropa.
Perkembangan teknologi jam berkembang lagi pada pertengahan abad 14 di Eropa. Raja Charles V dari Prancis meminta Henry de Vic (seorang tukang kunci) untuk membuat alat pedoman waktu. De Vic berhasil membuat jam mekanik dari besi pada 1360.[1] Gerakan jam itu diatur dengan pemberat 200 kg. Ketepatan waktunya lebih akurat dibandingkan jam air dan jam pasir. Tukang kunci dari Italia, Giovanni Dondi pada 1364 berhasil membuat jam dinding mekanik pertama untuk menara kota. Prinsip kerjanya sama dengan buatan De Vic. Sejak saat itu, banyak yang mencoba membuat jam sejenis, sehingga banyak menara di Italia dihiasi dengan jam dinding mekanik.
Peter Henlein (tukang kunci di Jerman) pada tahun 1510 mengganti pemberat dengan per baja. Inovasi ini mengkibatkan ukuran dan berat menjadi lebih kecil. Akurasinya pun menjadi lebih tinggi. Kemudian, jam saku ditemukan oleh Julain Coudray dari Prancis pada tahun 1578. Christian Huygens, seorang ahli astronomi Belanda, dengan menggabungkan prinsip per baja Henlein dengan sistem bandul Galileo, berhasil menciptakan jam bandul pada 1656.
Pada 1922, Alter G. Cady menciptakan Jam Quartz. Jam ini memanfaatkan getaran listrik kristal kuarsa untuk menggerakkan jarumnya. Pada 1967, getaran atom cesium digunakan sebagai penggerak jam, dengan keakuratan 10 kali lebih akurat dari jam kuarsa.
Pada 1993, pakar fisika dari Australia, Dr. David Blair berhasil menggunakan safir sintetis sebagai penggerak jam. Disebutkan bahwa tingkat akurasi teknologi baru ini 10 kali lipat dari ketepatan jam atom cesium.