Pada tahun 1943, ditengah masa pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda, seorang wanita Belanda bernama Ivanna menyembunyikan pembantu-pembantu pribuminya sebelum para tentara Jepang dapat menangkap mereka. Dia kemudian mencoba kabur dengan kekasihnya, Saiful, sementara mereka diburu oleh seorang tentara Jepang bernama Matsuya.
Sehari sebelum Idulfitri tahun 1993, Ambar dan adiknya, Dika, pindah ke panti wreda Goede Tijoen van Dijk di sekitar daerah Jakarta, pasca kecelakaan yang merenggut nyawa orang tua mereka. Ambar mengalami buta parsial, sehingga dia menggunakan tongkat putih untuk membantunya berjalan. Panti wreda dikelola oleh Bibi Wati, yang berteman dengan kakek dan nenek Ambar. Karena Wati ada urusan di luar kota, dia mengutus putranya, Agus, untuk mengelola panti, ditemani oleh pacar Agus, Rina. Selain mereka berdua, panti wreda dihuni oleh suami istri Kakek Farid dan Oma Ida, cucu mereka Arthur, dan Nenek Ani.
Ketika Ambar mencari Dika yang bermain di pekarangan panti, dia tak sengaja jatuh ke ruang bawah tanah tersembunyi di gedung yang sudah lama tidak dipakai. Di ruang bawah tanah tersebut terdapat peti terkunci dan patung Ivanna yang tanpa kepala. Arthur dan Agus membawa keluar peti tersebut, mengira bahwa isinya adalah harta karun. Isi peti tersebut ternyata adalah beberapa foto dan surat-surat yang ditulis oleh Ivanna. Malamnya, listrik mengalami pemadaman, namun Ambar terbangun oleh interkom yang menyala sendiri. Dia mengalami penglihatan yang membawanya ke tahun 1943, dimana dia melihat Ivanna dan Saiful yang berjalan menuju dapur. Sementara itu, Ani dibangunkan oleh gramofon di ruang keluarga yang menyala sendiri. Dia mencoba untuk mematikan gramofon tersebut, namun dia diteror oleh Ivanna dan berakhir tewas dipenggal di kamar mandi.
Keesokan paginya, jasad Ani ditemukan oleh Ambar. Para penghuni panti juga mendapati bahwa patung Ivanna di ruang bawah tanah sekarang bersemayam di ruang keluarga. Farid kemudian membaca surat-surat Ivanna, dan mengetahui bahwa dia berasal dari keluarga Belanda yang jatuh cinta dengan Indonesia, namun kehidupan mereka mengalami kekacauan sejak adik Ivanna dibunuh oleh Rudolf Brouwer. Tragedi tersebut menyebabkan ibu mereka sakit-sakitan hingga meninggal, dan ayah mereka untuk bunuh diri. Setelah pasukan Jepang datang, Ivanna dijadikan jugun ianfu (budak seks) dan memutuskan untuk bekerja sama dengan tentara Jepang agar pembantu-pembantunya dapat diselamatkan. Ambar mengaku kepada Farid bahwa semenjak dia melakukan operasi untuk memulihkan penglihatannya, dia dapat melihat hal yang tidak bisa dilihat orang biasa.
Malamnya, seorang polisi bernama Yudi datang untuk mengusut kematian Ani. Dia memanggil bala bantuan karena menduga bahwa terdapat pembunuh di panti, namun alat komunikasinya diputus oleh Ivanna. Sementara itu, Ambar kembali mengalami penglihatan yang kali ini disaksikan oleh penghuni panti. Diungkapkan bahwa Ivanna dikhianati oleh pembantu-pembantunya karena mereka merasa dendam atas orang Belanda, tanpa memedulikan apa yang telah Ivanna lakukan demi mereka. Dia dihajar habis oleh pembantu-pembantunya dan berakhir dipenggal oleh Matsuya. Sebelum dia meninggal, dia mengutuk mereka semua dengan mengatakan bahwa mereka akan mengalami penderitaan selama darahnya mengalir. Sebelum dia ditangkap oleh tentara Jepang, Saiful membawa jasad Ivanna ke ruang bawah tanah, dimana dia mengubahnya menjadi patung, sementara kepala Ivanna dibuang oleh Matsuya ke sumur di belakang panti.
Ivanna kemudian menyerang dan membunuh Agus, Arthur, dan Ida. Ambar menyadari bahwa satu-satunya cara untuk menghentikan Ivanna adalah dengan membakar jasadnya. Yudi lantas menghancurkan patung Ivanna dan membuangnya ke sumur, namun Ivanna menyerang sehingga Ambar dan Dika jatuh terperosok di sumur. Di tengah kegelapan, Ivanna mencekik Ambar dan hendak membunuhnya, sebelum dia akhirnya binasa ketika Dika berhasil membakar jasadnya menggunakan korek api.
Seminggu kemudian, Ambar mengemasi barang-barangnya sebelum panti wreda ditutup dan menemukan foto Ivanna Van Dijk berpose dengan adiknya, Dimas Van Dijk, dan seorang wanita Belanda lain bernama Elizabeth Brouwer. Setelah dia melangkah keluar dari panti, gramofon di ruang keluarga tiba-tiba menyala sendiri.
Ivanna merupakan sempalan dari Danur 2: Maddah yang bercerita tentang masa lalu dari hantu dalam film tersebut bernama Ivanna. Film horor ini diadaptasikan dari novel karya Risa Saraswati berjudul Ivanna Van Dijk yang pertama kali dirilis pada 2008.[5]
Dalam penggarapan film ini, Manoj Punjabi selaku produser menggandeng Kimo Stamboel untuk menjadi sutradara. Sejak awal bergabung, Manoj dan Kimo sudah sepakat menentukan visi Ivanna di layar lebar. Manoj tidak menghilangkan ciri khas Kimo yang biasa menggunakan genre jagal di filmnya. Adegan-adegan dengan cipratan darah tetap dipertahankan dalam film Ivanna.[6] Karakter Ivanna yang sebelumnya diperankan oleh Elena Victoria di film utama digantikan oleh Sonia Alyssa.[7]
Manoj mengaku biaya untuk produksi film Ivanna mencapai Rp 12 miliar. Biaya produksi film ini hampir setara dengan dana yang dikeluarkan untuk membuat film horor produksi MD Pictures di tahun yang sama, KKN di Desa Penari yang menelan biaya produksi mencapai Rp 15 miliar.[1] Biaya tinggi itu guna mewujudkan rencana sutradara film Ivanna, Kimo Stamboel yang memiliki harapan yang tinggi dalam pembuatan karyanya.
Proses pengambilan gambar utama berlangsung pada masa pandemi COVID-19 dan berakhir pada 10 Januari 2021.[8]
Penayangan
Film Ivanna ditayangkan di seluruh bioskop Indonesia pada 14 Juli 2022, bersamaan dengan film Perjalanan Pertama. Film Ivanna juga ditayangkan di seluruh bioskop Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Brunei Darussalam.[9]
Pemasaran
Trailer diluncurkan pada saat pemutaran perdana film KKN di Desa Penari pada 22 April 2022 di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan. Trailer ini juga diluncurkan di kanal YouTube milik MD Pictures pada 28 April 2022.[10][11] Poster rilis teatrikal dan pengumuman tanggal tayang resmi diluncurkan pada 7 Juni 2022.[12]