Tun Ismail Mohamad Ali (16 September 1918 – 19 Juli 1998) adalah mantan Gubernur Bank Negara Malaysia dan tokoh pembangunan ekonomi kaum Melayu bumiputera.
Latar belakang
Ismail lahir dari pasangan Mohamad Ali bin Taib dan Siti Khatijah binti Ahmad. Keluarganya merupakan perantau dari Koto Rajo, Rao, Pasaman, Sumatera Barat. Ia memperoleh pendidikan awal di sekolah Melayu dan Victoria Institution (1931-1938). Semasa di Victoria, Ismail aktif dalam kegiatan renang, bulu tangkis, dan berkebun. Setela itu ia melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Cambridge jurusan ekonomi (1938-1941) setelah memperoleh beasiswa Queen dari pemerintah Inggris. Pada tahun 1943, ia menyambung pendidikannya dengan mengambil jurusan undang-undang di Inns of Court, London.
Karier
Dia memulai kariernya sebagai pengacara di London. Setelah Perang Dunia Kedua, ia kembali ke Malaysia pada tahun 1946. Ismail bekerja di Pelayanan Umum Malaya dan dua tahun kemudian menjadi pembantu Sekretaris Kerajaan Selangor. Kemudian kariernya terus berlanjut sebagai pembantu Sekretaris di Jabatan Ekonomi Perbendaharaan; pegawai ekonomi di Pulau Pinang; pengawal di Jabatan Perdagangan Kementerian Perdagangan dan Industri; pegawai Kedutaan Malaysia di Washington DC (1957-1960); Pengarah Eksekutif Bank Internasional bagi Pemulihan dan Pembangunan di Amerika Serikat.
Setelah kembali ke Malaya pada tahun 1960, Ismail dilantik menjadi Wakil Gubernur Bank Negara Malaysia. Dua tahun kemudian jabatannya naik menjadi Gubernur Bank Negara. Menjadi Gubernur Bank Negara dari tahun 1962 hingga 1980, ia mencatatkan rekor sebagai gubernur bank sentral paling lama di Asia. Ia juga tercatat sebagai ahli perbankan terkemuka di Malaysia.
Setelah tidak menjabat sebagai Gubernur Bank Negara, Ismail terlibat dalam Malaysian Industrial Development Finance Bhd; Permodalan Nasional Bhd, Golden Hope Plantations Bhd, dan Sime Darby Bhd. Ia merupakan Pro-Canselor Universitas Kebangsaan Malaysia dan Lembaga Gubernur Victoria Institution.[1][2][3]
Penghargaan
Ismail Mohamad Ali dianugerahkan gelar "Tun" pada tahun 1980 dari Seri Setia Mahkota, penghargaan umum tertinggi negara. Untuk menghormati jasa-jasanya, sebuah bangunan di Kuala Lumpur dinamakan sebagai "Menara Tun Ismail Mohamad Ali" yang terletak di Jalan Raja Laut.[4]
Keluarga
Putra-putri Mohamad Ali bin Taib keseluruhannya menjadi orang sukses. Selain Ismail yang memiliki karier cemerlang, adiknya Mohamed Hashim Mohamad Ali adalah mantan Panglima Tentara Darat Malaysia. Adik perempuannya Tun Dr Siti Hasmah Mohamad Ali merupakan ahli kesehatan dan pernah menjadi ibu negara pada saat suaminya Mahathir Mohamad menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-4. Sedangkan adiknya yang lain Ahmad Razali Mohamad Ali, pernah menjabat sebagai menteri besar Selangor.
Rujukan