Mayor Jenderal TNI (Purn.) Mohammad Ishak Djuarsa (lahir 4 Juni 1925)[1] merupakan seorang perwira tinggi militer angkatan darat dari Indonesia. Saat ini namanya diabadikan menjadi nama jalan di depan Mako Yonif 315/Garuda Kota Bogor.
Karier militer
Setelah menamatkan pendidikan menengah atas, Djuarsa mengenyam pendidikan militer di Renseitai (Akademi Militer) Pembela Tanah Air. Ia kemudian bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA) setelah lulus pendidikan militer pada tahun 1943. Usai kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, PETA dibubarkan dan Djuarsa menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI). Selama berkarier di TNI, Djuarsa menempuh pendidikan militer lanjutan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat dan Sekolah Staf Umum dan Komando Amerika Serikat pada tahun 1965.[1] Jabatan-jabatan yang pernah dipegang selama berkiprah di Angkatan Darat adalah sebagai berikut:[1]
Riwayat Jabatan
- Komandan Kompi I Batalyon Kosasih
- Komandan Batalyon 324/3 Mei (Siluman Merah), Divisi Siliwangi (17 Oktober 1950 – 5 Maret 1951)
- Komandan Batalyon 304/Pasopati, Tentara dan Teritorium III/Siliwangi (5 Maret 1951 – 1 Maret 1952)
- Komandan Batalyon 305/Tengkorak, Tentara dan Teritorium III/Siliwangi (18 Oktober 1954 – 20 Oktober 1955)
- Komandan Batalyon 330/Kujang I, Tentara dan Teritorium III/Siliwangi (20 November 1955 – 20 November 1956)
- Pemimpin Resimen Team Pertempuran (RTP) 01/Siliwangi (1956-1960)
- Komandan Resort Militer 061/Surya Kencana (5 Februari 1960 – 24 April 1962)
- Panglima Komando Daerah Militer I/Iskandar Muda (21 Oktober 1964 – 12 Juni 1967)
- Panglima Komando Daerah Militer IV/Sriwijaya (17 Juni 1967 – 7 Februari 1970)
- Wakil Panglima I/Komando Wilayah Pertahanan VI Maluku dan Irian Barat (Februari 1970 – 1970)
- Pejabat Urusan Asia Tenggara, Dephankam/Kopkamtib (1970 – 18 Januari 1975)
Karier diplomatik
Setelah mengakhiri karier militernya, Ishak Djuarsa dilantik sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kamboja pada tanggal 18 Januari 1975. Ia menjabat hanya selama dua bulan dan kembali ke Indonesia pada bulan April 1975. Ia sempat ditunjuk sebaga Duta Besar Indonesia untuk Yugoslavia pada tahun 1976 akan tetapi keputusan penunjukannya dibatalkan.[1]
Referensi