Insiden Musha (Pinyin: Wùshè Shìjiàn; Wade-Giles: Wu4-she4 Shih4-chien4; bahasa Jepang: 霧社事件; Rōmaji: Musha Jiken; Pe̍h-ōe-jī: Bū-siā Sū-kiāⁿ), juga dikenal sebagai Pemberontakan Wushe dan beberapa nama serupa lainnya, dimulai pada Oktober 1930 dan merupakan pemberontakan besar terakhir melawan pasukan kolonial Jepang di Taiwan Jepang. Menanggapi penindasan jangka panjang oleh otoritas Jepang, suku Seediq di Musha (Wushe) menyerang desa tersebut, menewaskan lebih dari 130 orang Jepang. Sebagai tanggapannya, Jepang melakukan serangan balasan dengan membunuh lebih dari 600 orang Seediq. Penanganan insiden tersebut oleh otoritas Jepang sangat dikritik, yang berujung pada banyak perubahan dalam kebijakan penduduk asli.