Insiden Bandara Internasional Pristina adalah sebuah konfrontasi antara pasukan Rusia dan pasukan NATO atas Bandara Internasional Pristina terjadi pada 12 Juni 1999, setelah Perang Kosovo. Pasukan Rusia menduduki bandara sebelum pengerahan NATO, mengakibatkan ketegangan, yang diselesaikan secara damai.[1][2]
Baru sehari Perang Kosovo diakhiri lewat Perjanjian Kumanovo pada 11 Juni 1999, sebuah insiden di Bandara Internasional Pristina, Kosovo malah memicu Perang Dunia Ketiga. Gara-garanya, Rusia mengirim 30 kendaraan tempur (ranpur) lapis baja dan 250 serdadu pimpinan Mayjen Viktor Zavarzin untuk menduduki bandara itu sebelum kedatangan pasukan perdamaian NATO.
Mendapat kabar bandara diduduki Rusia, Panglima Tertinggi Pasukan NATO asal Amerika Jenderal Wesley Clark pun mengirim pasukan intai gabungan dari unit SAS 22 (Special Air Service 22) Inggris, Brigade Linud ke-5, Brigade Kavaleri ke-4, dan pasukan elit FSK (Forsvarets Spesialkommando) Norwegia. Pasukan itu dipimpin Jenderal Inggris Mike Jackson. Clark yang melihat kubu Rusia jumlahnya lebih sedikit dan tak punya dukungan udara, memerintahkan pengepungan agar pasukan Rusia tak bisa keluar, untuk kemudian dihancurkan. Jackson insyaf bahwa itu sama saja memprovokasi baku tembak. Hasilnya bisa memulai perang baru dengan skala lebih dahsyat.
Referensi
- ^ "Incident at Pristina airport". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2023-06-17.
- ^ "Alarm Perang Dunia Ketiga". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2020-01-09. Diakses tanggal 2023-07-27.