Hulu dalam heraldik adalah salah satu bubuhan pada lambang kebesaran yang berwujud sabuk melintang pada tepi atas perisai. Luas permukaan perisai yang tertutupi oleh hulu berkisar dari seperempat sampai dengan sepertiga bagian. Jika hanya menutupi seperempat bagian perisai, maka hulu biasanya tidak dibubuhi, yakni tidak ditambahi tanda lain. Jika dibubuhi, maka hulu biasanya agak lebar sehingga dapat menampung gambar tanda pengenal lain.
Hulu dapat saja ditambahi bubuhan lain atau divariasikan tepiannya, tetapi hulu tidak boleh menyerong. Hulu dapat dipadukan dengan pembatas lain, misalnya dengan sula atau dengan salib silang, tetapi nyaris tidak pernah ditimpa pembatas lain. Hulu lazimnya lebih ditonjolkan jika dipadukan dalam satu perisai dengan bingkai, bingkai dalam, dan bingkai dalam kecil.
Dalam beberapa gambar lambang kebesaran dari Abad Pertengahan dan Renaisans, hulu digambar jauh lebih tebal, sampai-sampai memenuhi hampir setengah permukaan perisai. Pada beberapa gambar kebesaran, hulu digambar sedemikian lebarnya sehingga perisai tampak terbelah dua secara melintang.
Bubungan adalah sebutan untuk hulu dengan lebar sekitar setengah dari lebar hulu yang lazim. Bubungan hanya digunakan di Eropa daratan, dan tidak dijumpai dalam lambang-lambang kebesaran di Inggris dan Skotlandia.[1]
Hulu segitiga dapat dijumpai dalam lambang-lambang kebesaran Prancis dan Inggris. Hulu segitiga dibentuk oleh dua garis yang ditarik dari masing-masing sudut atas perisai dan berpotongan pada satu titik di tengah permukaan perisai, yang berjarak seperempat tinggi perisai, diukur dari titik terbawah perisai. Hulu segitiga merupakan bentuk variasi hulu yang paling rumit. Hulu pelengkung adalah hulu yang sisi bawahnya digambarkan melengkung ke atas. Ada pula hulu versi pelengkung ganda.
Hulu dapat digunakan sebagai salah satu tanda pembeda lambang-lambang kebesaran yang tampak seragam, yakni sebagai tanda dari garis nasab sampingan (bukan garis nasab utama) dari sebuah keluarga. Meskipun demikian, hulu jarang sekali dijadikan tanda pembeda, dan hanya digunakan sebagai tanda pembeda bila lambang-lambang kebesaran yang hendak dibedakan sudah lebih dahulu memiliki bingkai (pembatas yang lazim digunakan sebagai tanda pembeda lambang-lambang kebesaran yang seragam). Pada lambang kebesaran praja (lambang daerah), hulu kesetiaan dapat ditambahkan pada tepi atas perisai. Hulu kesetiaan, yang sering dijumpai pada lambang-lambang kebesaran Jerman, adalah gambar lambang kebesaran negara yang dimampatkan dan dijadikan hulu perisai.
Banyak lambang kebesaran di Italia menampilkan hulu yang digambari lambang kebesaran Kerajaan Napoli sebagai tanda keanggotaan kubu Guelfi (pendukung Sri Paus), atau lambang kebesaran Kekaisaran Romawi Suci sebagai tanda keanggotaan kubu Ghibellini (pendukung Kaisar Romawi Suci).
Rujukan
A C Fox-Davies A Complete Guide to Heraldry (direvisi oleh J P Brooke-Little, Richmond Herald), Thomas Nelson and Sons, London 1969
^MacKinnon of Dunakin, Charles (1968). The Observer's Book of Heraldry. Frederick Warne & Co. hlm. 56.
1 Nontradisional berarti tidak umum digunakan dalam heraldik, biasanya muncul dalam lambang-lambang kebesaran regional atau modern, kadang-kadang dianggap bukan bagian dari heraldik