Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Hubungan Belanda dengan Turki

Hubungan Belanda–Turki
Peta memperlihatkan lokasiNetherlands and Turkey

Belanda

Turki

Hubungan Belanda–Turki merujuk kepada hubungan antar-negara antara Belanda dan Turki. Hubungan diplomatik tersebut berjalan selama empat abad, bermula pada 1612. Perwakilan Turki pertama di Belanda memulai kegiatannya pada 1859.

Sebelum Belanda memiliki konsul mereka sendiri di wilayah Syam, mereka berdagang di bawah Kapitulasi Prancis tahun 1569 sampai mereka mengirim Cornelius Haga sebagai Konsul untuk Istanbul pada 1611.[1] Jenderal Negara bertanggung jawab untuk melantik konsul, tetapi para pedagang Syam dalam kasus tersebut sangat berkonsultasi. Sistem pembayaran yang rendah untuk para konsul menghambat kesuksesan hubungan potensial antara konsul dan komunitas pedagang. Para pedagang meminta pengubahan pada pembayaran gaji mutlak Venesia, tetapi Jenderal Negara menentang keinginan mereka dan berusaha untuk mencari pemasukan lainnya.[2] Hal ini menimbulkan masalah bagi para konsul Belanda, dan terdapat beberapa laporan kasus dimana para konsul digerogoti otoritasnya pada negara-negara anggota yang tak ingin membayar konsulat atau kedutaan besar.[3] Disamping perjuangan dalam di negara Belanda, Belanda memiliki hubungan baik dengan Utsmaniyah dan pada 1804 Sultan Selim III (1789–1807) mengangkat perwakilan residen pertamanya untuk Amsterdam.[4]

Turkeye adalah sebuah desa di Sluis, sebuah munisipalitas yang terletak di barat Zeelandic Flanders, bagian barat daya Belanda. Pada 1604, Pangeran Maurits mengubah nama desa tersebut menjadi Turkeye sebagai bentuk terima kasih kepada para pelaut Turki atas dukungan mereka terhadap Belanda saat pertempuran dengan bangsa Spanyol dalam Perang Kemerdekaan Belanda.

Sejarah Turki dan Belanda menguat dari abad ke-17, saat perwakilan pertama Jenderal Negara dikirim ke Sublime Porte. Hubungan antar keduanya masih berlanjut sejak itu, dengan diperkuat oleh para buruh tamu Turki pada ’60an dan ’70an, dan sekarang memiliki hubungan ekonomi yang kuat. Lihat sebuah artikel yang ditulis oleh Gürkan Celik: Turkey and the Netherlands: 400 years of diplomatic Relations, dalam Turkish Review Diarsipkan 2016-03-27 di Wayback Machine., pp. 50–53, issue 1, 2012].

Referensi

  1. ^ De Groot 1978, hlm. 88, 97
  2. ^ Steensgaard 1967, hlm. 31–33
  3. ^ De Groot 1978, hlm. 221
  4. ^ Steensgaard 1967, hlm. 25

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya