Historiografi Uni SovietHistoriografi Uni Soviet adalah metodologi penelitian sejarah yang dilakukan oleh sejarawan Uni Soviet (USSR). Di Uni Soviet, penelitian sejarah ditandai dengan pembatasan yang diberlakukan oleh Partai Komunis Uni Soviet (CPSU). Historiografi Soviet sendiri adalah subjek penelitian modern. KarakteristikHistoriografi di era Soviet sangat dipengaruhi oleh Marxisme yang memandang bahwa kekuatan-kekuatan yang menggerakkan sejarah ditentukan oleh produksi material dan munculnya berbagai formasi sosio-ekonomi. Prinsip metodologi utama historiografi Marxis adalah menerapkan perspektif ini ke formasi sosio-ekonomi, termasuk perbudakan dan feodalisme. Berdasarkan prinsip ini, historiografi memperkirakan adanya penghapusan kapitalisme melalui revolusi sosialis oleh kelas pekerja. Sejarawan Soviet percaya bahwa teori Marxis-Leninis memungkinkan penerapan kategori atas materialisme historis dan dialektis dalam studi peristiwa sejarah.[1] Pengaruh MarxisPenafsiran Soviet terhadap Marxisme mendiktekan sebagian besar penelitian yang dilakukan oleh para sejarawan. Karena keputusan ini, penelitian yang dilakukan oleh sejarawan Soviet menjadi sangat terbatas. Beberapa sejarawan Soviet tidak mampu memberikan penjelasan teoritis non-Marxis atas interpretasi mereka terhadap materi tersebut. Hal ini terjadi bahkan ketika teori alternatif mempunyai kekuatan penjelasan yang lebih besar dibandingkan dengan penafsiran sejarawan terhadap bahan sumber.[2] Teori sejarah materialis Marxis berpendapat bahwa alat produksi adalah penentu utama proses sejarah. Alat-alat produksi menciptakan kelas-kelas sosial, dan perjuangan kelas menjadi kekuatan pendorong sejarah. Perkembangan sosiokultural suatu masyarakat diperkirakan akan mengalami kemajuan yang tak terelakkan dari perbudakan melalui feodalisme ke kapitalisme ke sosialisme dan akhirnya komunisme. Lebih jauh lagi, Leninisme berpendapat bahwa partai pelopor diperlukan untuk memimpin kelas pekerja menuju revolusi yang akan menggulingkan kapitalisme dan menggantikannya dengan sosialisme. Historiografi Soviet menafsirkan teori ini sebagai titik balik paling penting dalam sejarah manusia, karena Uni Soviet dianggap sebagai masyarakat sosialis pertama. Selain itu, Partai Komunis, yang dianggap sebagai garda depan kelas pekerja, diberi peran sebagai kekuatan kepemimpinan permanen dalam masyarakat, dan bukan sebagai organisasi revolusioner sementara. Ini menjadikannya protagonis cerita, dan tidak ada yang salah dengan itu. Kekuasaan tak terbatas para pemimpin Komunis dengan demikian ditegaskan sebagai sesuatu yang utuh dan tak terelakkan seperti halnya sejarah itu sendiri, yang juga berarti bahwa kemenangan negara-negara Komunis di seluruh dunia juga tak terelakkan. Semua penelitian harus didasarkan pada asumsi-asumsi tersebut dan hasilnya tidak boleh bias.[3] Pada tahun 1956, sarjana Soviet Anna Pankratova berkata, ``Masalah historiografi Soviet adalah masalah ideologi komunis kita.''[4] Sejarawan Soviet dikritik karena memiliki bias Marxis ketika menafsirkan peristiwa sejarah lain yang tidak ada hubungannya dengan Uni Soviet. Misalnya, mereka menganggap pemberontakan Kekaisaran Romawi sebagai ciri revolusi sosial.[5][6] Prasangka dan tuntutan propaganda Marxis sering kali bertentangan. Oleh karena itu, pemberontakan petani sebelumnya yang melawan pemerintahan Soviet, seperti pemberontakan Tambov tahun 1920, diabaikan begitu saja karena tidak nyaman secara politik dan tidak konsisten dengan interpretasi resmi terhadap teori Marxis.[7] Referensi
|