Gynoid adalah segala sesuatu yang menyerupai atau berkaitan dengan bentuk manusiaperempuan. Hal ini juga digunakan dalam istilah medis bahasa Inggris Amerika sebagai kependekan dari istilah Gynecoid (Gynaecoid dalam bahasa Inggris).[1]
Gynoid tidak memperoleh popularitas dalam pemakaian sehari-hari untuk secara spesifik mengacu kepada robot perempuan karena istilah android sudah dipergunakan secara universal untuk mengacu kepada robot humanoid tanpa memandang jenis kelaminnya. Bagaimanapun, istilah android sebenarnya dianggap menyiratkan sebagai robot jenis lelaki menurut beberapa bacaan kebudayaan.[2][3][4][5][6]
Robot perempuan
Istilah ini telah diterapkan baru-baru ini untuk robot humanoid yang dirancang agar terlihat lebih akurat seperti perempuan dengan lebih banyak realisme dibandingkan android normal, atau yang memiliki konotasi seksual.
Istilah gynoid telah dipakai oleh Gwyneth Jones dalam novelnya tahun 1985 yang berjudul Divine Endurance untuk menggambarkan karakter budak robot di Cina masa depan, yang dinilai berdasarkan kecantikannya.[4]
Fembot(female robot) digunakan dalam film Austin Powers,[7] yang berasal dari serial TV The Bionic Woman. Robotess merupakan istilah gender-spesifik tertua pada tahun 1921, berasal dari sumber yang sama dengan robot.
Reaksi orang terhadap robot tampil sebagai perempuan telah dipelajari. Reaksi orang terhadap robot tersebut sebagian disebabkan karena stereotip gender. Penelitian ini telah digunakan untuk menjelaskan isyarat gender, yang menjelaskan perilaku dan estetika mana yang mendapatkan respon lebih kuat yang diinduksi oleh gender.[8]
Perempuan buatan telah menjadi kiasan umum dalam fiksi dan mitolog sejak tulisan-tulisan Yunani kuno. Hal ini berlanjut dengan fiksi modern, terutama dalam genre fiksi ilmiah. Dalam fiksi ilmiah, robot yang terlihat seperti perempuan sering diproduksi untuk digunakan sebagai pelayan lokal, budak seksual, seperti terlihat dalam film Westworld, novel Paul McAuleyFairyland (1995), dan cerita pendek Lester del Rey berjudul "Helen O'Loy" (1938),[3], dan kadang sebagai pejuang, pembunuh, atau pekerja.
Metafora
Kebencian terhadap wanita
Perlakuan terhadap gynoid dalam fiksi telah terlihat sebagai metafora untuk kebencian terhadap wanita, seperti dalam film Blade Runner, yang ketiga karakter wanita utamanya adalah gynoid, dua di antaranya menggunakan seksualitas mereka untuk mencoba memanipulasi atau membunuh tokoh protagonis Rick Deckard, sering menggunakan citra seksual, seperti ketika Pris berusaha untuk mencekiknya di antara pahanya. Daniel Dinello menulis bahwa kekerasan dalam memperlakukan gynoid mewakili kebencian Deckard terhadap perempuan. Gynoid ketiga, Rachel, bertidak sebagai perempuan penurut, bahkan setelah Deckard hampir memperkosanya.[3] Thomas Foster menulis, tentang novel Dead Girls karya Richard Calder, bahwa tubuh teknologi gynoid menggambarkan seksisme dalam kontek yang tidak alami, menyoroti efek negatifnya. Mereka juga menunjukkan bahwa stereotip dan sikap sosial tidak akan selalu berubah melalui kemajuan teknologi.[9]
Anime dan manga Jepang keduanya memiliki tradisi panjang tentang karakter robot perempuan. Artis Hajime Sorayama sangat berpengaruh, dengan gambaran "robot seksi"nya, ditemukan dalam koleksinya The Gynoids (1993).[10] Potongan-potongan ini terutama menggambarkan perempuan dengan kulit metalik, dan telah dianggap sebagai komentar pada gender dan konvensi seksual, dan ras, dengan menggarisbawahi "putihnya" gadis pin-up tradisional.[11] Gambaran seksualitasgynoid juga telah diinterpretasikan sebagai fetishisasi dari tubuh perempuan, perbedaan ras, dan teknologi.[12]
Kebebasan perempuan
Gynoid juga telah digunakan sebagai metafora dalam wacana feminis, sebagai bagian dari feminisme cyborg, mewakili kekuatan fisik perempuan dan kebebasan dari ekspektasi untuk reproduksi.
Wanita sempurna
Sebuah tradisi panjang dalam kisah fiksi, bahwa pria mencoba menciptakan stereoti wanita ideal, dan gynoid fiksi telah dilihat sebagai perpanjangan dari tema ini.[2] Contohnya termasuk Hephaestus dalam kisah Iliad yang menciptakan pelayan wanita dari logam dan Ilmarinen dalam Kalevala yang menciptakan istri buatan. Barangkali yang paling terkenal adalah Pygmalion, salah satu konseptualisasi paling awal dari konstruksi mirip dengan gynoid dalam sejarah sastra, dari karya Ovid tentang Pygmalion.[2] Dalam mitologi ini patung wanita dipahat dengan begitu cantiknya sehingga sang pemahat jatuh cinta kepadanya, dan setelah memohon kepada Venus, sang dewi berbelas kasihan dan mengubah patung itu menjadi wanita nyata dengan siapa Pygmalion mendapatkan anak-anak.
Gynoid pertama dalam film, the maschinenmensch ("machine-human"), juga disebut "Parody", "Futura", "Robotrix", atau "Peniru Maria", dalam film karya Fritz Lang bertajuk Metropolis juga sebuah contoh: robot berbentuk feminim dan diberi kulit sehingga dia tidak dikenali sebagai robot dan bermasil meniru Maria yang sedang dipenjara dan bekerja secara meyakinkan sebagai penari erotis.[2]
Serial televisi The Bionic Woman mencetuskan kata fembot. Fembots ini adalah barisan gynoid sangat kuat dengan wajah dari sahabat baiknya tokoh protagonis Jaime Sommers.[13] Mereka bertarung dalam dua episode dari serial itu: "Kill Oscar" dan "Fembots in Las Vegas", dan meskipun berawalam feminin, ada juga versi lelakinya, termasuk beberapa yang didesain untuk meniru individu tertentu untuk tujuan infiltrasi. Walaupun bukan benar-benar kecerdasan buatan, fembot tetam memiliki pemrograman yang canggih yang memungkinkan mereka melebihi manusia dalam banyak situasi. Istilah "fembot" juga digunakan dalam serial TV Buffy the Vampire Slayer (mengacu kepada robot yang meniru karakter Buffy a.k.a. Buffybot) dan Futurama.
Film kultus fiksi ilmiah 1987 Cherry 2000 juga menggambarkan karakter gynoid yang dideskripsikan oleh peran protagonis pria sebagai "pasangan sempurna"nya.
^Foster, Thomas (2005). The souls of cyberfolk: posthumanism as vernacular theory. U of Minnesota Press. hlm. 107. ISBN9780816634064. 'that metallic feeling' seems to heighten and make visible a form of whiteness that in a pin-up girl would seem unremarkable or banal (that is, to the extent that Soyorama's gynoids can be said to embody racial meanings at all, it is through this displacement of "white" skin)
^Foster, Thomas (2005). The souls of cyberfolk: posthumanism as vernacular theory. U of Minnesota Press. hlm. 107. ISBN9780816634064.
^Browne, Ray B., Forbidden Fruits: Taboos and Tabooism in Culture, Popular Press, 1984, 9780879722555
Leman, Joy (1991). "Wise Scientists and Female Androids: Class and Gender in Science Fiction". Dalam Corner, John. Popular Television in Britain. London: BFI Publishing. ISBN0-85170-269-4.