Gunung es A-68
Gunung es A-68 adalah gunung es raksasa yang mengambang di Atlantik Selatan. A-68 berasal dari runtuhan paparan es Larsen C pada Juli 2017.[1][2][3] Dengan luas permukaan 5.800 Km² yang setara dengan Bali dan dua kali Luksemburg serta beratnya diperkirakan satu triliun ton,[4] A-68 adalah salah satu gunung es terbesar yang pernah tercatat. Keruntuhan A-68 mengurangi ukuran keseluruhan paparan es Larsen C sebesar 12 persen.[4] Data sejarah menunjukkan banyak gunung es yang lepas dari Semenanjung Antarktika mencapai Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan.[5] Nama "A-68" sendiri diberikan oleh Pusat Es Negara Amerika Serikat. A-68 telah terbelah menjadi beberapa bagian dengan gunung induk dinamai A-68A serta dua anak gunung besar yang runtuh dari gunung induk yaitu A-68B dan A-68C. Antara tanggal 5 hingga 11 Juli 2020, A-68D runtuh. Sejarah dan perkembangan terkiniA-68 adalah bagian dari Larsen C, bagian dari paparan es Larsen. Para ilmuwan menemukan retakan mulai terbentuk pada November 2016. Ilmuwan menilai bahwa A-68 tidak hanya runtuh dalam sekali saja, tetapi membentuk jaringan retakan terlebih dahulu.[4] Citra satelit dari ESA dan Program Copernicus UE menunjukkan bahwa saat gunung es bergerak, gunung es menyusut dan pecah secara bertahap, membentuk lebih banyak gunung es dalam prosesnya.[6] Para ilmuwan sedang melihat kemungkinan runtuhnya paparan es sebagai akibat dari pemisahan dengan A-68 atau apakah gunung es itu adalah "gabus" bagi Larsen C yang memungkinkan es mengalirkan lebih bebas ke laut sehingga menyumbang pada naiknya tingkat permukaan laut.[7] Ekspedisi Inggris RRS James Clark Ross bermaksud untuk mengambil sampel kehidupan laut di garis pembelahan A-68 pada Maret 2018, tetapi harus kembali karena es laut yang tebal.[8] Selama tahun 2018, A-68 terus mengambang ke utara.[9] Pada 2018 atau 2019, sepotong besar (hampir 14 km x 8 km) pecah dan diberi nama A-68B, dengan gunung induk sekarang menjadi A-68A.[10] Pada 6 Februari 2020, A-68A mulai bergerak ke perairan terbuka.[11] Pada 23 April 2020, sebuah bongkahan berukuran sekitar 175 sq km pecah dari gunung es dan kemudian dinamai A-68C.[12] Pada 4 November 2020, dilaporkan A-68A menghantam Pulau Georgia Selatan dan ada kemungkinan kuat bahwa gunung es akan kandas di landas kontinen yang lebih dangkal di dekat pulau, sehingga menimbulkan ancaman besar bagi penguin dan anjing laut di situ. Seorang juru bicara dari British Antarctic Survey menyatakan bahwa gunung es dapat tersangkut selama beberapa tahun, sehingga menyebabkan gangguan terhadap satwa liar dan industri perikanan setempat.[13] Pada 9 Desember 2020, Angkatan Udara Britania Raya (Royal Air Force, RAF) mengeluarkan rekaman A-68A, 150 km dari Georgia Selatan. RAF melakukan penerbangan pengintaian di atas gunung es pada 18 November dan 5 Desember.[14] Hingga 17 Desember 2020, sebagian dari gunung es hanya berjarak 50 km dari Georgia Selatan, tetapi kekhawatiran tampaknya berkurang. National Geographic melaporkan bahwa para ilmuwan mengharapkan gunung es untuk berlabuh di perairan dangkal di sekitar pulau atau melewatinya dalam beberapa hari mendatang.[15] Pada tanggal yang sama, dilaporkan juga bahwa sebuah sudut telah terlempar dari A-68A, kemungkinan besar karena benturan dengan dasar laut.[16] Gunung es baru yang mengambang bebas telah diberi nama A-68D.[17] Galeri
Referensi
Pranala luar
|