Gerak lambat[1] (slow motion, sering disingkat slo-mo atau slow-mo) adalah efek dalam pembuatan film yang mengakibatkan waktu tampak seakan diperlambat. Teknik penciptaan efek ini ditemukan oleh seorang pendeta dari Austria, August Musger pada awal abad ke-20. Efek gerak lambat dapat dicapai melalui penggunaan kamera berkecepatan tinggi dan kemudian memutar rekaman yang dihasilkan oleh kamera tersebut pada kecepatan normal seperti 30 fps. Efek ini juga bisa ditambahkan dalam pasca produksi melalui penggunaan perangkat lunak.
Biasanya efek ini terjadi ketika setiap bingkai film ditangkap pada kecepatan yang jauh lebih cepat daripada yang akan diputar ulang. Ketika diputar ulang dengan kecepatan normal, waktu tampak berjalan lebih lambat. Overcranking adalah salah satu teknik untuk membuat film gerak lambat dengan cara memutar engkol tangan pada kamera jenis lama pada tingkat yang lebih cepat dari biasanya (yaitu lebih cepat dari 24 bingkai per detik). Gerak lambat juga dapat dicapai dengan memutar rekaman yang biasanya direkam pada kecepatan yang lebih lambat. Teknik ini lebih sering diterapkan pada video yang diputar ulang secara instan daripada film. Teknik ketiga populer dan banyak dipakai adalah menggunakan pasca-pemrosesan perangkat lunakkomputer, dengan membuat bingkai yang diinterpolasi secara digital untuk transisi mulus antara bingkai yang benar-benar diambil. Gerak dapat diperlambat lebih lanjut dengan menggabungkan beberapa teknik, seperti misalnya dengan interpolasi antara frame overcranked. Metode tradisional untuk mencapai gerakan super lambat adalah melalui fotografi kecepatan tinggi, teknik yang lebih canggih yang menggunakan peralatan khusus untuk merekam fenomena cepat, biasanya digunakan untuk aplikasi ilmiah.
Referensi
^"Glosarium". bahasasastra.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-24. Diakses tanggal 2021-12-24.