George Obos
George Obos Oemar (EYD: George Obos Umar), biasa disingkat G. Obos dan akrab disapa Bapak Ferdy[1] (24 Desember 1904 – 19 April 1982), adalah salah satu pejuang dari Kalimantan Tengah.[2] Ia juga merupakan bupati pertama Kabupaten Barito Utara yang menjabat dari tahun 1951 hingga 1954, kemudian menjadi bupati pertama Kabupaten Kapuas dan menjabat dari tahun 1955 hingga 1958.[2][3] Kehidupan awalGeorge lahir di Kasongan pada tanggal 24 Desember 1902. Ayahnya bernama Heine Oemar, sedang ibunya bernama Lea Anggen. Nama lengkapnya adalah George Obos Oemar, tetapi nama ayahnya kemudian tidak dicantumkan untuk melindungi keluarganya dari represi pemerintah kolonial.[4] Ia menempuh pendidikan dasar di sekolah zending di Banjarmasin, kemudian melanjutkan di Sekolah Pelayaran Surabaya pada tahun 1926.[2][4] Riwayat perjuanganIa ikut serta dalam Kongres Sumpah Pemuda II yang diselenggarakan pada tanggal 27–28 Oktober 1928 sebagai wakil dari Kalimantan.[2] Pasca kemerdekaan, George membantu perjuangan rakyat Kalimantan yang dipimpin oleh Pangeran Mohammad Noer. Ia diangkat menjadi Ketua Badan Oesaha Goebernoer Borneo, yang bersama dengan Pemuda Republik Indonesia Kalimantan (PRIK), menyusun rencana untuk mempertahankan Kalimantan dari Belanda. George juga ikut serta dalam Pertempuran Surabaya.[2] Selain itu, George juga ditunjuk sebagai Bendahara ALRI Divisi IV Kalimantan. Setelah Revolusi Kemerdekaan, ia secara berturut-turut mengemban jabatan sebagai anggota KNIP, Bupati Barito Utara, Kapuas dan Anggota MPRS.[2] Untuk mengenang jasa-jasanya, nama George diabadikan menjadi nama jalan di Palangka Raya, yaitu Jalan George Obos yang berada dari Bundaran Kecil Palangkaraya sampai Jalan Mahir Mahar. Dan juga anak jalannya yaitu dari Jalan George Obos I sampai dengan Jalan George Obos XXVII. Karier MiliterGeorge menjadi militer dengan Pangkat Letnan Kolonel Angkatan Laut RI (ALRI) ditugaskan menjadi staf ALRI Divisi IV bagian Intelijen merangkap Staf IV/Intelijen Mabes TNI-AD.[5] Meninggal DuniaPada hari Senin tanggal 19 April 1982 pukul 19.30 WITA, George meninggal dunia di Rumah Sakit Suaka Insan, Banjarmasin karena menderita sakit. Ia dimakamkan di kompleks pemakaman Kristen di Pahandut, Kota Palangka Raya. George meninggalkan seorang istri yang bernama Emillie Hillep, sembilan orang anak (lima laki-laki dan empat perempuan ), 37 cucu, dan 10 cicit.[6] Referensi
|