Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

George Junus Aditjondro

George Junus Aditjondro
LahirGeorge Junus Aditjondro
(1946-05-27)27 Mei 1946
Pekalongan, Jawa Tengah
Meninggal10 Desember 2016(2016-12-10) (umur 70)
Palu, Sulawesi Tengah
KebangsaanIndonesia
Pekerjaan
Dikenal atasAktivis reformasi 1998
Penulis buku Gurita Cikeas
Suami/istriErna Tenge
Anak1

George Junus Aditjondro (27 Mei 1946 – 10 Desember 2016) adalah seorang sosiolog, aktivis, pecinta lingkungan, peneliti, akademisi dan intelektual publik asal Indonesia. Ia pernah jadi wartawan untuk Tempo. Setelah menyelesaikan studi doktoral di Universitas Cornell di Amerika Serikat pada tahun 1993, George Aditjondro kembali ke Indonesia dan memilih untuk menjadi pengajar di Universitas Kristen Satwa Wacana (UKSW) Salatiga. Di sana, ia aktif dalam menghasilkan makalah, menulis artikel untuk koran, dan berpartisipasi sebagai narasumber dalam berbagai diskusi dengan beragam topik.[1]

Riwayat Hidup

Sekitar tahun 1994 dan 1995, nama Aditjondro menjadi dikenal luas sebagai pengkritik pemerintahan Soeharto mengenai kasus korupsi dan Timor Timur. Ia sempat harus meninggalkan Indonesia ke Australia dari tahun 1995 hingga 2002 dan dicekal oleh rezim Soeharto pada Maret 1998. Di Australia ia menjadi pengajar di Universitas Newcastle dalam bidang sosiologi. Sebelumnya, saat di Indonesia ia juga mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana.

Sepulangnya dari Australia, ia menulis beberapa buku kontroversial yang dirangkum dari internet, surat kabar, dan dan sumber-sumber lainnya. Saat hendak menghadiri sebuah lokakarya di Thailand pada November 2006, ia dicekal pihak imigrasi Thailand yang ternyata masih menggunakan surat cekal yang dikeluarkan Soeharto pada tahun 1998.[2]

Pada akhir bulan Desember 2009, saat peluncuran bukunya Membongkar Gurita Cikeas, ia dituduh melakukan kekerasan terhadap Ramadhan Pohan, seorang anggota DPR RI dari Partai Demokrat, yang kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada polisi. Beberapa lama setelah peluncuran bukunya terakhir, Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan keprihatinannya atas isi buku tersebut.[3] Buku itu sempat ditarik dari etalase toko walaupun pada saat itu belum ada keputusan hukum terhadap peredaran buku itu.[4]

George memberikan sumbangan penting dalam gerakan sosial aktivisme. Selain terlibat aktif dalam gerakan pemberantasan korupsi, ia juga menjadi salah satu aktivis lingkungan di Indonesia. Prestasinya diakui dengan penghargaan Kalpataru yang diberikan oleh Presiden Soeharto. Namun, sebagai bentuk protes terhadap Soeharto, George kemudian memutuskan untuk mengembalikan penghargaan tersebut.[5]

Bacaan lanjutan

  • (Indonesia) Aditjondro, George Junus (2006). Korupsi Kepresidenan: Reproduksi Oligarki Berkaki Tiga: Istana, Tangsi dan Partai Penguasa. Yogyakarta: LKiS. ISBN 979-8451-68-6. 
  • (Indonesia) Aditjondro, George Junus (2003). Korban-korban pembangunan : tilikan terhadap beberapa kasus perusakan lingkungan di tanah air. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ISBN 979-3237-64-3. 
  • (Indonesia) Aditjondro, George Junus (2003). Pola-pola gerakan lingkungan: refleksi untuk menyelamatkan lingkungan dari ekspansi modal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ISBN 979-3237-65-1. 
  • (Indonesia) Aditjondro, George Junus (2003). Kebohongan-kebohongan negara : perihal kondisi obyektif lingkungan hidup di nusantara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ISBN 979-3237-63-5. 
  • (Indonesia) Aditjondro, George Junus (2002). Membedah kembar siam penguasa politik dan ekonomi Indonesia. Jakarta: LSPP. hlm. 169. 
  • (Indonesia) Aditjondro, George Junus (2001). Ketika semerbak cengkih tergusur asap mesiu. Jakarta: Tapak Ambon. hlm. 250. 
  • (Indonesia) Aditjondro, George Junus (2000). Menyongsong matahari terbit di puncak ramelau : dampak pendudukan Timor Lorosa'e dan munculnya gerakan pro-Timor Lorosa'e di Indonesia. Jakarta: Yayasan HAK dan FORTILOS. hlm. 312. 
  • (Indonesia) Aditjondro, George Junus (1999). Tangan-tangan berlumuran minyak : Politik minyak di balik targedi Timor Lorosae. Jakarta: Solidamor. hlm. 158. 

Referensi

  1. ^ Meniti Jalan Berduri. KPG. Mei 2023. ISBN 9786231340214. 
  2. ^ ferdianto, riki (2006). "Thailand Usir George Junus Aditjondro". Tempo.co. Koran Tempo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-06-08. Diakses tanggal 5 September 2009. 
  3. ^ Gunanto; Setianingtias, Titis; Pito, Agustin; Wiyana, Dwi (27 Desember 2009), "Presiden Prihatin atas Buku Aditjondro", Koran Tempo, hlm. Halaman depan, diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-12-30, diakses tanggal 2009-12-27 .
  4. ^ Titis Setianingtias (26 December 2009), "Buku gurita Cikeas hilang dari pasaran", Koran Tempo, diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-12-27, diakses tanggal 2009-12-27 
  5. ^ Administrator (1987-06-27). "Menerima hadiah kalpataru". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-20. Diakses tanggal 2023-06-20. 

Pranala luar


Kembali kehalaman sebelumnya