Fred Young Utomo (31 Oktober 1900 – 2 Juni 1977) atau Nyoo Tiong Gie adalah seorang sutradara, produser dan penulis skenario Indonesia yang namanya cukup dikenal oleh masyarakat di antara tahun 1950 hingga 1970an. Film-filmnya banyak dibintangi oleh para aktris terkenal pada zaman itu seperti Bambang Irawan, Chatir Harro, Netty Herawati, Fifi Young, dan Astaman.
Pendidikan
Fred Young kuliah di San Fransisco awal 1920 bersama kakak tertua Wong, Nelson Wong dan temannya The Teng Chun. Mereka sering kabur ke Los Angeles untuk mengintip orang membuat film di Hollywood.
Karier
Awal karier
Fred Young adalah pengusaha Bioskop di Jawa Timur. Penggagas mendirikan perusahan film Majestic Pictures yang semula di Malang tetapi batal dan dibuat di Batavia. Modalnya datang dari Pabrik Gula Candi dan Pabrik Gula Porong, serta pabrik es di Surabaya. Bersama temannya The Teng Chung yang sama-sama mencintai pembuatan film sejak mereka kuliah.
Ia berkecenderungan ingin membuat film yang besar dan kolosal. Film Air Mata Iboe 1941 adalah film yang menyuguhkan drama yang menguras air mata yang tragis serta parade hiburan musik yang tidak kepalang tanggung. Bintangnya serba gemerlap yang terdiri dari nona-nona dan tuan-tuan berpendidikan tinggi. Diharapkan penonton yang berpendidikan tinggi tidak antipati terhadap film ini. Fifi Young pemain sangat memukau penonton, ia memerankan ibu muda sampai tua. Film ini tentang seorang ibu yang disia-siakan. Dalam film ini tidak kurang dari 11 lagu keroncong ciptaan R. Koesbini dan yang menyanyikan adalah 5 penyanyi besar.: Soerip, Soelami, Titing, Nong dan S.Poniman. Karena shooting mulai tahun 1941, film ini sempat tertunda karena Jepang masuk, dan dilanjutkan oleh Tan Tjoei Hock saat Jepang masuk.
Bintang Surabaya
Saat Perang dunia ke 2, namanya melonjak sebagai pimpinan panggung sandiwara Bintang Surabaya pada zaman Jepang. Grup sandiwara ini paling besar dan paling cemerlang dengan dekor yang serba mewah. Ia memang seorang tentertainer yang hebat. Sandiwara tonel adalah kelanjutan sebelum perang hanya saja menambahi bumbu untuk kepentingan perang Asia timur raya. Pendekatan mereka tidak berubah dengan melodramatik campuran Cina dan Amerika murahan, yang diterjemahkan dalam film Terang Boelan, yakni ada aksi percintaan, lagu/musik, pemandangan indah dan happy ending.
Tahun 1949, Fred langsung terjun menjadi produser dan sutradara, ia gandengn The Teng Chun produser dan pemilik JIF (Java Industrial Film) yang muncul dengan nama baru Bintang Surabaya, yang memanfaatkan kepopularitasan panggung sandiwaranya pada zaman Jepang. Film Sapu Tangan, ia terpaksa mengecat saputangan dengan dua warna, karena warna saputangan itu bercerita, inilah film berwarna pertama. Walaupun cara memproses warnanya dilakukan frame by frame dan hasilnya cukup menggelikan karena warnanya bergerak-gerak. Tetapi film ini di puji oleh kalangan Cina sebagi film yang beda. Karena selain ada 7 lagu hit yang populer, dan inilah film Indonesia pertama yang ada Sonder perkelahiannya. Pada Panggung Bintang Surabaya, nyanyian adalah salah satu kekuatan group ini. Beda dengan opera stamboel yang dialog dinyanyikan bersautsautan.
Kematian
Fred Young wafat di Malang, 2 Juni 1977.
Filmografi
- Djembatan Merah (1940), dibintangi oleh Rendra Karno, Netty Herawati, dan Astaman
- Sorga Palsoe (1941)
- Djantoeng Hati (1941)
- Air Mata Iboe (1941)
- Saputangan (1949), dibintangi oleh Chatir Harro, Noorsini, dan Astaman
- Sehidup Semati (1949), dibintangi oleh Ida Prijatni dan Chatir Harro
- Damarwulan (1950)
- Harumanis (1950), dibintang oleh Netty Herawati dan Fifi Young
- Ratapan Ibu (1950)
- Antara Tertawa Dan Airmata (1951)
- Bintang Surabaya (1951)
- Ditepi Bengawan Solo (1951), dibintangi oleh Chatir Harro dan Netty Herawati
- Sorga Terakhir (1952)
- Tjandra Dewi (1952)
- Sangkar Emas (1952)
- Sapu Tangan Sutra (1953), dibintangi oleh RD Ismail, Risa Umami, dan Nana Mayo
- Putri Solo (1953)
- Hallintar (1954)
- Putri Solo (1954), dibintangi oleh Titien Sumarni dan Chatir Harro
- Sebatang Kara (1954)
- Rumah Gila (1955)
- Setulus Hatiku (1955), dibintangi oleh Mardiana dan Bambang Hermanto
- Putri Solo Kembali (1956)
- Radja Karet Dari Singapura (1956), dibintangi oleh Mang Udel, Tjepot, dan Bing Slamet
- Air Mata Ibu (1957)
- Dibalik Awan (1963), dibintangi oleh Bambang Irawan, Nani Widjaja, dan Sofia Waldi
- Putri Solo (1974), dibintangi oleh Mus Mujiono, Mieske Bianca Handoko, Harris Sudarsono, Ratmi B-29, Rendra Karno, Chitra Dewi, dan Debby Cynthia Dewi
- Aku Mau Hidup (1974)
- Bunga Roos (1975)
Referensi
Catatan kaki
Bibliografi
Pranala luar