Bahasa Ibrani Modern memiliki nilai fonetik yang lebih sederhana dibandingkan dengan bahasa Ibrani Alkitab dan memiliki fonem yang lebih sedikit, tetapi memiliki struktur fonologi yang lebih kompleks dibandingkan dengan bahasa Ibrani Alkitab. Bahasa ini memiliki 25 sampai 27 konsonan (jika pengucapan konsonan faringal penutur dimasukkan) dan 5 sampai 10 vokal, tergantung penuturan dan analisa.
Bahasa Ibrani telah digunakan sebagai bahasa pokok untuk literatur liturgi dan pendidikan selama hampir dua milenium. Oleh sebab itu, pengucapan dari bahasa ini dipengaruhi oleh venakularis dari komunitas Yahudi yang menuturkannya. Dengan adanya penggunaan kembali bahasa Ibrani sebagai bahasa asli penutur, dan khususnya pendirian negara Israel, penuturan dari bahasa Ibrani terpusat dan selaras antar penutur kedaerahan secara pesat.
Terdapat dua aksen utama dari bahasa Ibrani moderen, yakni Oriental dan Non-Oriental. Bahasa Ibrani Oriental merupakan tatanan yang dipilih sebagai aksen resmi untuk Israel oleh Akademi Bahasa Ibrani. Artikel ini mengandung penjelasan mengenai varietas bahasa yang dituturkan oleh generasi yang lebih muda dari penutur dan orang asli Israel.
Aksen Oriental dan non-Oriental
Menurut Akademi Bahasa Ibrani, terdapat tiga pengelompokan bahasa Ibrani pada tahun 1880-an (waktu awal mila gerakan Zionis dan penggunaan kembali bahasa Ibrani), yakni: Ashkenazi (Eropa Timur), Sephardi (Eropa Selatan), dan Mizrahi (Timur Tengah, Iran, dan Afrika Utara). Seiring waktu, fitur dari sistem pengucapan mengalami asimilasi, dan sekarang kita hanya dapat menemukan dua pengucapan utama dari bahasa Ibrani colloquial – bukan liturgi, yakni: Oriental dan Non-Oriental. Sifat dalam bahasa Ibrani Oriental mengandung substrasi bahasa Arab,[3]
Referensi
- ^ Ora (Rodrigue) Schwarzwald. "Modern Hebrew", in Khan, Geoffrey, Michael P. Streck, and Janet CE Watson (eds.). The Semitic languages: an international handbook. Edited by Stefan Weninger. Vol. 36. Walter de Gruyter, 2011. hlm. 524-25