Festival Tanjung Isuy
Agenda ini tidak hanya dimaknai sebagai event tahunan yang harus dilaksanakan dan diikuti, tetapi lebih daripada itu hendaklah momen ini menjadi tolak ukur bangkit seni dan budaya yang dibalut dalam ragam sajian. Jika ditekuni lebih jauh dapat menjadi sumber penghasilan bagi Usaha Peningkatkan Pendapatan Keluarga (UP2K) yang selama ini terus digalakkan di dalam berbagai kesempatan, baik oleh Pemerintah maupun organisasi yang menaunginya seperti PKK dan Dekranasda serta sebagai ajang peluang Wisata Budaya yang mampu menarik perhatian orang-orang luar untuk menghadiri secara langsung event tahunan tersebut.[1] KegiatanKetua Panitia FTI, Erik Estrada mengatakan melalui kegiatan ini dapat menunjukkan betapa kayanya kearifan lokal yang dimiliki Bumi Tanaa Purai Ngeriman (Julukan Kabupaten Kutai Barat). Mulai dari parade busana Adat Doyo Dayak Benuaq, upacara adat penyambutan & beluraat adat, pertunjukan seni dan budaya, lomba olah raga tradisional, ritual bemakaat di Danau Jempang yang terus dipromosikan hingga keluar negeri. Ketua Panitia FTI, Erik Estrada, mengatakan kegiatan ini berlangsung sukses berkat dukungan dan swadaya masyarakat yang ingin mengembalikan potensi wisata budaya yang pernah menjadi primadona wisata lokal maupun asing.[2] Dalam sambutan Bupati Kutai Barat yang dibacakan oleh Kepala Badan Keuangan Dan Aset Daerah Kutai Barat, Sahadi mengatakan bahwa kegiatan yang terlaksana selama 3 hari tersebut mengangkat tema “Sempekat Sempawaat, Erai Asakng, Erai Akatn” dapat dimakmai lebih mendalam yaitu "Bersatu Saling Membantu, Satu Hati, Satu Tujuan.”[3] Waktu
Referensi
|