Fasciola hepatica atau disebut juga Cacing hati adalah anggota dari Trematoda (Platyhelminthes).[1] Cacing hati mempunyai ukuran panjang 2,5–3 cm dan lebar 1 - 1,5 cm. Pada bagian depan terdapat mulut meruncing yang dikelilingi oleh alat pengisap, dan ada sebuah alat pengisap yang terdapat di sebelah ventral sedikit di belakang mulut, juga terdapat alat kelamin. Bagian tubuhnya ditutupi oleh sisik kecil dari kutikula sebagai
pelindung tubuhnya dan membantu saat bergerak.[2]
Morfologi
Fasciola hepatica berukuran 20 - 30 x 8 - 13 mm berbentuk seperti daun pipih dan mempunyai bahu oleh karena cephalic cone. Ukuran Oral Sucker sama dengan Ventral Sucker dengan uterus pendek melingkar di bawah Ventral Sucker. Vitellaria memenuhi bagian lateral dan Pesterior dari tubuh telur berukuran 130 - 150 x 63 - 50 mikron. Operkulum berwarna coklat kekuningan, telur diekskresikan bersama cairan empedu ke dalam duodenum dan keluar bersama tinja.[3]
Daur hidup
Cacing ini tidak mempunyai anus dan alat ekskresinya berupa sel api. Cacing ini bersifat hemaprodit, berkembang biak dengan cara pembuahan sendiri atau silang, jumlah telur yang dihasilkan sekitar 500.000 butir. Hati seekor domba dapat mengandung 200 ekor cacing atau lebih.[4] Karena jumlah telurnya sangat banyak, maka akan keluar dari tubuh ternak melalui saluran empedu atau usus bercampur kotoran. Jika ternak tersebut mengeluarkan kotoran, maka telurnya juga akan keluar, jika berada di tempat yang basah, maka akan menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium. Larva
tersebut akan berenang, apabila bertemu dengan siputLymnea auricularis akan menempel pada mantel siput. Di dalam tubuh siput, silia sudah tidak berguna
lagi dan berubah menjadi sporokista. Sporokista dapat menghasilkan larva
lain secara partenogenesis yang disebut redia yang juga mengalami partenogensis
membentuk serkaria. Setelah terbentuk serkaria, maka akan meninggalkan tubuh siput dan akan berenang sehingga dapat menempel pada rumput sekitar kolam/sawah.
Apabila keadaan lingkungan tidak baik, misalnya kering maka kulitnya akan
menebal dan akan berubah menjadi metaserkaria. Pada saat ternak makan
rumput yang mengandung metaserkaria, maka sista akan menetas di usus
ternak dan akan menerobos ke dalam hati ternak dan berkembang menjadi
cacing muda, demikian seterusnya.[2]
Referensi
^Buku sekolah elektronik [Anshori, Djoko Martono] (2009). Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. ISBN : 978-979-068-129-3 (no.jil.lengkap) / ISBN : 978-979-068-130-9.Periksa nilai |author-link1= (bantuan)
^[A. Pratiwi, Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S.] (2007). BIOLOGI SMA Jilid 1 untuk Kelas X Berdasarkan Standar Isi 2006. Jakarta: Penerbit Erlangga. ISBN : 979-781-726-1.Periksa nilai |author-link1= (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)