Endometriosis adalah radang yang terkait dengan hormonestradiol/estrogen berupa pertumbuhan jaringanendometrium yang disertai perambatan pembuluh darah, hingga menonjol keluar dari rahim (pertumbuhan ectopic) dan menyebabkan pelvic pain.[1] Endometriosis dikatakan terkait dengan estrogen sebab perkembangan dan simtoma yang ditimbulkan akan hilang seiring datangnya menopause, oleh karena itu perawatan paling umum bagi penderita radang ini adalah penggunaan terapi hormonal yang menginduksi kondisi hipoestrogenik. Estrogen merupakan kelompok hormon steroid yang disekresi ovarium setelah distimulasi oleh FSH dan/atau LH yang disekresi oleh kelenjarhipofisis. Lebih lanjut sekresi FSH dan LH dihambat oleh hormon GnRH yang disekresi oleh hipotalamus.[2]
Biasanya endometriosis terbatas pada lapisan rongga perut atau permukaan organ perut. Endometrium yang salah tempat ini biasanya melekat pada ovarium (indung telur) dan ligamen penyokong rahim. Endometrium juga bisa melekat pada lapisan luar usus halus dan usus besar, ureter (saluran yang menghubungan ginjal dengan kandung kemih), kandung kemih, vagina, jaringan parut di dalam perut atau lapisan rongga dada. Kadang jaringan endometrium tumbuh di dalam paru-paru.[3]
Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan). Faktor lain yang meningkatkan risiko terjadinya endometriosis adalah memiliki rahim yang abnormal, melahirkan pertama kali pada usia di atas 30 tahun dan kulit putih.
Endometriosis diperkirakan terjadi pada 10-15% wanita subur yang berusia 25-44 tahun, 25-50% wanita mandul dan bisa juga terjadi pada usia remaja. Endometriosis yang berat bisa menyebabkan kemandulan karena menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim.
Penyebab
Penyebab Endometriosis tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
Dismenor sekunder[pranala nonaktif permanen] adalah menstruasi yang normal namun timbul rasa nyeri setelah beberapa hari atau sering disebut nyeri haid abnormal,dismenor sekunder atau nyeri haid parah dapat menimbulkan beberapa masalah pada rahim seperti <b>Endometriosis</b> (gangguan pada jaringan rahim yang membentuk lapisan diluar rongga rahim) dan <b>fibroid</b> (pertumbuhan abnormal yang berkembang diluar atau di dalam rahim).
Teori sistem kekebalan. Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim.
Teori genetik Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis.
Setiap bulan ovarium menghasilkan hormon yang merangsang sel-sel pada lapisan rahim untuk membengkak dan menebal (sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan). Endometriosis juga memberikan respon yang sama terhadap sinyal ini, tetapi mereka tidak mampu memisahkan dirinya dari jaringan dan terlepas selama menstruasi. Kadang terjadi perdarahan ringan tetapi akan segera membaik dan kembali dirangsang pada siklus menstruasi berikutnya.
Proses yang berlangsung terus menerus ini menyebabkan pembentukan jaringan parut dan perlengketan di dalam tuba dan ovarium, serta di sekitar fimbrie tuba. Perlengketan ini bisa menyebabkan pelepasan sel telur dari ovarium ke dalam tuba falopii terganggu atau tidak terlaksana. Selain itu, perlengketan juga bisa menyebabkan terhalangnya perjalanan sel telur yang telah dibuahi menuju ke rahim.
Risiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada
Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis
Wanita yang siklus menstruasinya 27 hari atau kurang
Wanita yang mengalami menarke (menstruasi pertama) terjadi lebih awal
Wanita yang biasa mengalami menstruasi selama 7 hari atau lebih
Jaringan endometrium yang melekat pada usus besar atau kandung kemih bisa menyebabkan pembengkakan perut, nyeri ketika buang air besar, perdarahan melalui rektum selama menstruasi atau nyeri perut bagian bawah ketika berkemih.
Jaringan endometrium yang melekat pada ovarium atau struktur di sekitar ovarium bisa membentuk massa yang terisi darah (endometrioma). Kadang endometrioma pecah dan menyebabkan nyeri perut tajam yang timbul secara tiba-tiba.
Kadang tidak ditemukan gejala sama sekali.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang sering kali ditemukan di dinding belakang vagina atau di daerah ovarium.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur). Sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur ke tuba falopii lalu masuk ke dalam panggul atau perut dan tumbuh di dalam rongga panggul/perut.
Teori sistem kekebalan. Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim.
Teori genetik Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis.
Setiap bulan ovarium menghasilkan hormon yang merangsang sel-sel pada lapisan rahim untuk membengkak dan menebal (sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan). Endometriosis juga memberikan respon yang sama terhadap sinyal ini, tetapi mereka tidak mampu memisahkan dirinya dari jaringan dan terlepas selama menstruasi. Kadang terjadi perdarahan ringan tetapi akan segera membaik dan kembali dirangsang pada siklus menstruasi berikutnya.
Proses yang berlangsung terus menerus ini menyebabkan pembentukan jaringan parut dan perlengketan di dalam tuba dan ovarium, serta di sekitar fimbrie tuba. Perlengketan ini bisa menyebabkan pelepasan sel telur dari ovarium ke dalam tuba falopii terganggu atau tidak terlaksana. Selain itu, perlengketan juga bisa menyebabkan terhalangnya perjalanan sel telur yang telah dibuahi menuju ke rahim.
Risiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada
Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis
Wanita yang siklus menstruasinya 27 hari atau kurang
Wanita yang mengalami menarke (menstruasi pertama) terjadi lebih awal
Wanita yang biasa mengalami menstruasi selama 7 hari atau lebih
Wanita yang mengalami orgasme ketika menstruasi
[sunting] Gejala
Nyeri di perut bagian bawah dan di daerah panggul
Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi)
Kemandulan
Dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual).
Jaringan endometrium yang melekat pada usus besar atau kandung kemih bisa menyebabkan pembengkakan perut, nyeri ketika buang air besar, perdarahan melalui rektum selama menstruasi atau nyeri perut bagian bawah ketika berkemih.
Jaringan endometrium yang melekat pada ovarium atau struktur di sekitar ovarium bisa membentuk massa yang terisi darah (endometrioma). Kadang endometrioma pecah dan menyebabkan nyeri perut tajam yang timbul secara tiba-tiba.
Kadang tidak ditemukan gejala sama sekali.
[sunting] Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang sering kali ditemukan di dinding belakang vagina atau di daerah ovarium.
[sunting] Pemeriksaan lain
Laparoskopi
Biopsi endometrium
USG rahim
Barium enema
CT scan atau MRI perut.
[sunting] Antisipasi
Pengobatan tergantung kepada gejala, rencana kehamilan, usia penderita dan beratnya penyakit. Obat-obatan yang dapat menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium adalah pil KB kombinasi, progestin, danazole dan agonis GnRH. Agonis GnRH adalah zat yang pada mulanya merangsang pelepasan hormon gonadotropin dari kelenjar hipofisis, tetapi setelah diberikan lebih dari beberapa minggu akan menekan pelepasan gonadotropin.
Antisipasi
Pengobatan tergantung kepada gejala, rencana kehamilan, usia penderita dan beratnya penyakit. Obat-obatan yang dapat menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium adalah pil KB kombinasi, progestin, danazole dan agonis GnRH. Agonis GnRH adalah zat yang pada mulanya merangsang pelepasan hormon gonadotropin dari kelenjarhipofisis, tetapi setelah diberikan lebih dari beberapa minggu akan menekan pelepasan gonadotropin.
Pembedahan
Pada endometriosis sedang atau berat mungkin perlu dilakukan pembedahan. Endometriosis diangkat sebanyak mungkin, yang sering kali dilakukan pada prosedur laparoskopi.
Pembedahan biasanya dilakukan pada kasus berikut:
Bercak jaringan endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar dari 3,8–5 cm
Perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul
Jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba
Jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat hebat, yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.
Untuk membuang jaringan endometrium kadang digunakan elektrokauter atau sinar laser. Tetapi pembedahan hanya merupakan tindakan sementara, karena endometriosis sering berulang.
Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan histerektomi (pengangkatan rahim) hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan dengan obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi.
Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen. Terapi bisa dimulai segera setelah pembedahan atau jika jaringan endometrium yang tersisa masih banyak, maka terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah pembedahan.
Pengobatan
Pilihan pengobatan untuk endometriosis:
Obat-obatan yang menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium
Pembedahan untuk membuang sebanyak mungkin endometriosis
Kombinasi obat-obatan dan pembedahan
Histerektomi, sering kali disertai dengan pengangkatan tuba falopii dan ovarium.
Luliberin
Pengobatan dengan menggunakan GnRH pada wanita premenopausal menunjukkan penurunan serumFSH dan LH yang disusul dengan stabilitas supresi.[2] Turunnya serum estradiol dan progesteron ke tingkatan oophorectomized telah banyak dilaporkan, sehingga penggunaan hormon ini banyak diterapkan pada kanker payudarametastatik pada wanita premenopausal, walaupun menimbulkan simtomahipoestrogenia dan gangguan tidur, turunnya kepadatan mineraltulang dan peningkatan risiko kardiovaskular. GnRH juga digunakan pada pengobatan kanker ovarium dalam bentuk pyrrolinodoxorubicin untuk dikombinasikan dengan bombesin dan somatostatin.[4]
^(Inggris)"Therapy of ovarian cancers with targeted cytotoxic analogs of bombesin, somatostatin, and luteinizing hormone-releasing hormone and their combinations". Veterans Affairs Medical Center and Department of Medicine, Tulane University School of Medicine, Veterans Affairs Medical Center and South Florida Veterans Affairs Foundation for Research and Education, Klinik und Poliklinik für Frauenheilkunde und Geburtshilfe, Universität Regensburg, Universitätsklinik für Haut- und Geschlechtskranheiten, Universitätsfrauenklinik Würzburg; Stefan Buchholz, Gunhild Keller, Andrew V. Schally, Gabor Halmos, Florian Hohla, Elmar Heinrich, Frank Koester, Benjamin Baker, dan Jörg B. Engel. Diakses tanggal 2011-09-04.