Pada abad ke-19, Deli Maatschappij mengeksploitasi lahan seluas 120.000 hektar. Aktivitas perusahaan tersebut berdampak pada makin berkembangnya Medan. Bekas kantor pusat Deli Maatschappij sekarang menjadi kantor gubernur Sumatera Utara.
Setelah Perang Dunia II, Indonesia merdeka. Pada tahun 1958, aktivitas pertembakauan di negeri ini dinasionalisasi. Karena kepiawaian dalam masalah tembakau, Deli Maatschappij bergabung dengan perusahaan Homogenized Tobacco Leaf (HTL) pada tahun 1959. Setelah itu, Deli Maatschappij memperluas aktivitasnya dalam produksi teh dan karet. Pada tahun 1972, perusahaan kayu Jongeneel bergabung dengan Deli Maatschappij di mana Deli Maatschappij juga memperoleh posisi kuat dalam pasar kayu dan bahan bangunan Belanda.
Pada tahun 1986, Deli Maatschappij digabungkan dengan Universal Leaf Tobacco Company (ULTC). Perusahaan tersebut dipisahkan menjadi divisi yang menjalankan aktivitas terkait pertembakauan (UTLC) dan perusahaan dagang untuk produk lain, yakni Deli Universal. Sejak tanggal 1 September2006, Deli Universal berdiri sendiri melalui manajemen pembelian semua saham (buy-out). Kantor pusatnya berada di Wijnhaven (Rotterdam). Di sinilah gudang penyimpanan dan pengepakan tembakau milik bekas Deli Maatschappij. Aktivitas pertembakauan masih di luar buy-out dan sekarang bernama Deli-HTL.
Sejak pendiriannya hingga penggabungannya pada tahun 1986, Deli Maatschappij didaftarkan di Bursa Efek Amsterdam sebagai saham utama.
Aktivitas
Deli Universal tidak lagi mengembangkan aktivitas pertembakauan. Deli Universal menjalankan aktivitas di pasar-pasar berikut:
Dalam Kamus Besar Bahasa Belanda Van Dale jilid XI, nama perusahaan ini muncul sebagai contoh kalimat untuk kata "dividend": de Delimaatschappij maakt mooie dividenden (Deli Maatschappij membuat dividen yang bagus).