Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Deddy Stanzah

Deddy Stanzah
LahirDeddy Sutansyah
Bandung, Jawa Barat (1949-04-14)14 April 1949
Meninggal22 Januari 2001(2001-01-22) (umur 51)
Cikaso, Bandung
PekerjaanVokalis, Musisi
Suami/istriIsye
Karier musik
GenreRock
InstrumenBass, vokal
Tahun aktif1964 - 1991
LabelBravo Musik
Artis terkaitGito Rollies, God Bless, Staccato Band, Jelly Tobing, Triawan Munaf
Mantan anggotaThe Rollies
Superkid
Musicbrainz: 7f6049af-77d1-40dc-bd97-f33ce504f725 Discogs: 2897889 Modifica els identificadors a Wikidata

Deddy Sutansyah (14 April 1949 – 22 Januari 2001), atau biasa dikenal dengan Deddy Stanzah adalah penyanyi rock yang juga anggota grup musik The Rollies, Superkid.

Tidak Memiliki Sejarah

Perjalanan

Penyanyi yang bernama asli Deddy Sutansyah ini memulai karier sebagai personel The Rollies dan terlibat dalam album awalnya. The Rollies adalah sebuah kelompok dengan ciri khas brass rock yang banyak dipengaruhi oleh Chicago dan Blood, Sweat & Tears. Deddy Stanzah pernah juga bergabung dengan God Bless sebagai pemain bass walaupun tidak sempat ikut rekaman.

Selepas God Bless, pertengahan tahun 1970an, Deddy Stanzah beserta dua koleganya yang lain, Deddy Dores dan Jelly Tobing mengibarkan bendera Superkid. Deddy Stanzah cukup dominan dalam membuat lagu untuk Superkid. Posisinya disamping sebagai pemetik dawai bass juga merangkap sebagai vokalis.[1]

Solo

Dalam masa vakum Superkid, Deddy Stanzah sempat pula bergabung dengan Staccato Band di pertengahan tahun 1980-an, tidak menghasilkan album dengan kelompok itu, tetapi secara rutin melakukan pertunjukan di kota Bandung dan sekitarnya. Kiprah Deddy Stanzah semakin menonjol di blantika musik tanah air ketika menyempatkan bersolo karier dan menghasilkan beberapa album.[2]

Dari album yang telah dihasilkan, Play it Loud adalah album terbaik Deddy Stanzah. Vokalnya yang penuh tenaga, aransemen berkarakter dengan dukungan musisi rock terbaik tanah air dalam penggarapan albumnya sehingga album tersebut layak dianggap sebagai masterpiece. Tercatat nama-nama Harry Roesli, Albert Warnerin, Deddy Dores, Jelly Tobing dan Triawan Munaf membantu penyelesaian album ini. Sementara itu album terakhirnya, Paradox sebuah album dengan ciri kulit muka lukisan Deddy Stanzah digarap pada tahun 2000, beberapa bulan sebelum meninggal dunia.[3]

Popularitas Deddy Stanzah semakin menjulang, ketika dia tampil sebagai pembawa lagu Sepercik Air ciptaan Iman Adi Bharata dan terangkum dalam album Dasa Tembang Remaja yang dirilis tahun 1979. Lagu yang terkesan megah itu, diiringi musik Prambors Band, pimpinan M. Noer Aroembinang. Lagu tersebut merupakan salah satu lagu legendaris milik Deddy Stanzah yang membuat orang selalu terkenang akan sosoknya jika lagu tersebut dikumandangkan.

Disamping lagu itu, masih di album yang sama dilantunkan pula lagu Masa Depan Di Tanganmu yang tak kalah apiknya. Kedua lagu itu, sebenarnya berasal dari 30 semifinalis LCLR (Lomba Cipta Lagu Remaja) Prambors tahun 1979. Karena tidak berhasil masuk dalam sepuluh besar, maka tidak dapat dimasukkan dalam album LCLR Dasa Tembang Tercantik, tetapi karena kualitas lagunya masih memenuhi kriteria yang ditentukan, maka dimasukkanlah kedalam kompilasi lain bertajuk Dasa Tembang Remaja yang rilis pada tahun yang sama.[4]

Singel

Sementara itu sejumlah singel telah dihasilkan pula olehnya. Single ini mampu mengukuhkan popularitas Deddy Stanzah di dunia musik tanah air pada periode akhir 1980 dan awal tahun 1990. Single tersebut adalah Siapakah Aku (1991) sebuah tembang syahdu dengan aransemen musik penuh sentuhan keyboard yang menawan, Tomboy (1987) yang kaya akan beat dance menghentak ataupun Aku Kembali yang bernuansa keras penuh dengan raungan gitar yang garang (1989).

Kehidupan Pribadi

Kehebatan Deddy Stanzah yang berdarah Minangkabau ini tidak hanya dalam dunia rekaman, dengan terlibatnya dia di album bersama Superkid, solo ataupun duet. Dia juga seorang entertainer yang piawai ketika pertunjukkan live, penguasaan panggung yang prima didukung gaya panggung memukau sehingga enak dinikmati telah memancarkan kharisma tersendiri bagi penggemarnya. Namun sayang, di sela kehidupannya sebagai rocker, Deddy Stanzah terjerumus dalam dunia narkoba dalam waktu yang cukup lama.

Dunia pembawa bencana itu telah dia tinggalkan beberapa tahun sebelum meninggal, tetapi usaha tersebut telah terlambat karena sebagai dampak pemakaian narkoba dalam jangka panjang telah membuat kondisi fisiknya kian menurun, dan bahkan menjadi penyebab dia terkena gangguan pada paru-paru dan jantungnya. Gangguan itu menggerogoti badannya dan membuatnya sakit tak tersembuhkan yang menyebabkan Deddy Stanzah meninggal dunia pada 22 Januari 2001 sekitar pukul 23.00 dalam pelukan Isye istrinya di kediamannya Jl. Cikaso Barat, Bandung.

Diskografi

Solo Album

  • Play it Loud
  • Higher and Higher (duet dengan Gito Rollies)
  • Pelangi
  • Gadis Dalam Rock
  • Sepercik Air (Album)
  • Bandung Rock Power
  • Lepas Sensor (duet dengan Gito Rollies)
  • Formula Rock (duet dengan Gito Rollies)
  • Anak Zaman
  • Studio
  • Paradox

Bersama Superkid

  • Superkid/Trouble Maker
  • Dezember Break
  • Manusia dan Hidup
  • Superkid 1978
  • Cemburu
  • Gadis Bergelang Emas

Referensi

Kembali kehalaman sebelumnya