Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Charles Lennox Richardson

Ilustrasi Insiden Namamugi, Richardson berada di tengah.

Charles Lennox Richardson (16 April 1834 – 14 September 1862) adalah seorang pedagang Inggris yang terbunuh di Jepang saat terjadinya Insiden Namamugi. Berdasarkan sensus dan dokumen keluarga, namanya dieja "Charles Lenox Richardson".

Pedagang

Richardson dilahirkan di London pada 1834. Ia pindah ke Shanghai pada 1853. Pada tahun 1862, ia memutuskan untuk pensiun dari dunia bisnis, dalam perjalanan pulangnya menuju Inggris ia singgah di pelabuhan perjanjian Yokohama pada September 1862.

Insiden Namamugi

Setelah bertemu dengan Woodthorpe Charles Clarke, teman lamanya dari Shanghai, mereka bergabung dengan rekan sesama pedagang yaitu William Marshall, dan iparnya Margaret Watson Borradaile untuk berkuda dari Kanagawa menuju kuil Kawasaki Daishi. Selama melintasi Tōkaidō menuju Namamugi, kelompok tersebut bertemu dengan rombongan daimyo Satsuma, Shimazu Hisamitsu yang menuju ke arah sebaliknya. Saat Richardson menghampiri tandu Shimazu terlalu dekat, ia diserang oleh pengawal Shimazu. Menderita luka yang berat, Richardson jatuh dari kudanya dan mendarat di dekat penyerangnya, yang kemudian diperintahkan Shimazu membunuhnya guna mengakhiri penderitaan Richardson. Marshall dan Clarke juga terluka parah dalam insiden tersebut.

Pemerintah Inggris menuntut ganti rugi atas insiden tersebut, namun Shimazu menolak membayarnya. Akhirnya, Inggris merespon dengan membombardir Kagoshima selama Perang Anglo-Satsuma setahun kemudian.

Makam

Richardson dimakamkan di sebidang tanah pribadi dekat Pemakaman Asing Yokohama.

Penerimaan

Pada artikel tahun 2013,[1] Richardson disalahkan atas rasisme, keangkuhan, dan ketidakacuhannya pada budaya.

Berdasarkan laporan Jepang, ia berkuda secara ugal-ugalan ditengah jalanan dan bahkan mencoba untuk berada di antara tandu Shimazu dan pengawalnya.[1]

Sebelum insiden ia diperingati agar tidak memprovokasi pengawal, namun ia mengatakan "Aku hidup di Tiongkok selama empat belas tahun, aku tahu caranya menangani orang-orang ini." Pamannya dilaporkan tak terkejut mendengar kematian keponakannya dan malah menyalahkannya karena berlaku nekat dan keras kepala. Frederick Wright-Bruce, seorang utusan Inggris untuk Tiongkok, mengenang Richardson sebagai seorang petualang yang congkak.[1]

Lihat pula

Referensi

Catatan
  1. ^ a b c Reichert, Folker (2013). "Mord in Namamugi". Damals (dalam bahasa German). 45 (3): 66–69. 
Referensi Umum
  • Satow, Ernest. A Diplomat in Japan, Tuttle (1921). ISBN 4-925080-28-8
  • Rennie, David. The British Arms in North China and Japan. Adamant Media Corporation. (2001, cetak ulang dari edisi 1864) ISBN 1-4021-8184-1
  • Denney, John. Respect and Consideration: Britain in Japan 1853 - 1868 and beyond. Radiance Press (2011). ISBN 978-0-9568798-0-6

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya