Charles Alexandre de Calonne (20 Januari 1734 – 30 October 1802), dapat gelar Count of Hannonville tahun 1759,[1] adalah seorang politikus dan Menteri Keuangan Prancis, yang dikenal atas keterlibatannya dalam peristiwa revolusi Prancis.
Sebagai anggota parlemen Prancis, dia menyadari bahwa pemerintah tidak akan pernah menyetujui adanya reformasi, sehingga pada tahun 1787, Calonne meminta dukungan Majelis Notables (Assembly of Notables) untuk melakukan pemungutan pajak dengan system administrasi yang baru. Hal itu mendapat penolakan dari parlemen, yang berimbas pada rusaknya reputasi Calonne sehingga dia dipaksa untuk pergi dari Prancis. Dia menikah tahun 1766 dengan Marie Joséphine Marquet, tetapi meninggal pada tahun 1770. Dan tahun 1788, dia menikah lagi dengan Anne-Rose de Nettine, hingga Calonne meninggal tahun 1802.[2]
Kehidupan awal
Calonne lahir tanggal 20 Januari 1723 di Douai, Prancis, dari keluarga kalangan menengah ke atas. Dia mengambil kuliah hukum dan kemudian menjadi seorang pengacara untuk dewan umum wilayah Artois, dan selanjutnya menjadi anggota parlemen wilayah Douai, Metz (1768) dan Lille (1774). Pada masa krisis revolusi Prancis, para Menteri berusaha untuk menguasai kerajaan yang lemah secara politik, Calonne ditunjuk menjadi Menteri Keuangan Prancis yang resmi menjabat tanggal 3 November 1783.[2]
Menurut duta besar Habsburg, selama Calonne menjabat sebagai Menteri Keuangan, dia mendapat dukungan selama tiga tahun berturut-turut dari Charles Gravier. Karena secara umum, citera Calonne di mata masyarakat kurang baik. Calonne berusaha melakukan perbaikan krisis keuangan, dan raja Louis XVI memberikan dukungan penuh kepadanya supaya mendapatkan rencana terbaik dalam meningkatkan pendapatan dan sentralisasiadministrasi di Prancis.[3] Pada tanggal 20 Agustus 1786, dia menghadap raja dan memberikan solusi dalam menangani krisis finansial. Dia ingin membuat sebuah aturan baru perihal pajak tanah dengan mengganti sistem pajak lama Vingtième, dengan cara melakukan kebijakan fiskal. Sistem perpajakan yang baru ini akan diterapkan menurut tingkat paroki, kabupaten, dan provinsi, yang dikelola sepenuhnya oleh Majelis provinsi, yang dipilih oleh pemilik lahan atau tanah. Usulan ini disertai dengan niat lain, yakni mereformasi perekonomian Prancis supaya lebih rasional. Calonne menginginkan adanya perdagangan bebas dalam sektor pengadaan bahan makanan dan penghapusan berbagai hambatan internal dalam hal administrasi yang ada di Perancis selama pemerintahan raja Louis XVI.[2]
Langkah Calonne
Setelah menjabat sebagai Menteri Keuangan, Calonne menemukan bahwa Prancis telah memiliki hutang luar negeri sebanyak 110.000.000 pound atau livres, yang sebagian besar adalah hutang atas terlibatnya Prancis dalam revolusi Amerika, dan belum ada cara untuk melunasi hutang-hutang tersebut.[4] Kemudian dia berusaha mendapatkan kredit dan mendukung pemerintah melakukan pinjaman, alih-alih untuk menjaga kepercayaan publik dalam solvabilitas. Pada bulan Oktober 1785, dia mengeluarkan koin emas dan mengembangkan Caisse d'escompte[2] (sebuah kesepakatan adanya diskon). Parlemen Paris kemudian bermufakat untuk melakukan hak veto supaya satu pajak tanah harus dibayar oleh semua pihak pemilik tanah (baik pemilik dan penyewa). Mendengar hal tersebut, Calonne membujuk raja Louis XVI untuk memanggil berbagai pihak dan memberikan suara dalam sebuah referendum.[5] Calonne menyampaikan lima poin Utama, kepada Majelis Notables (Asembbly of Notables), yakni:
Semua upaya itu gagal karena kurangnya dukungan.[6] Pada bulan Februrari 1787, Calonne akhirnya meminta supaya raja menghapuskan pajak bea cukai dan menerapkan pajak properti kepada para bangsawan dan pendeta, tetapi semuanya gagal.[2]
Diasingkan
Setelah berbagai upaya Calonne gagal, dia mendapat perlakuan tidak baik, termasuk hak istimewanya sebagai Menteri Keuangan tidak terpenuhi. Calonne kemudian meminta kepada raja untuk melaksanakan program referendum yang dipilih oleh para notables, tetapi hanya diperuntukkan kepada para elit politik yang lebih senior tanpa melibatkan pejabat pengadilan dan beberapa pihak terkait.[7] Hal tersebut tidak terlaksana, sehingga Calonne marah dan mencetak laporannya dan menyerahkannya ke pengadilan. Tanggal 8 April 1787, raja Louis XVI memecatnya dan mengirimnya ke provinsi Lorraine. Kepergian Calonne disambut baik di Paris. Calonne dituduh dalam upaya menaikkan pajak yang dikenal sebagai Monsieur Déficit. Setelah beberapa saat di Lorraine, Calonne pergi ke Britania Raya.[2] Setelah dia dipecat dan berada di Britania Raya, Calonne mengungkapkan, "raja, yang meyakinkan saya seratus kali bahwa dia akan mendukung saya sepenuhnya dan tak tergoyahkan, tetapi dia meninggalkan saya, dan saya menyerah".[8]
Tahun 1789, ketika Estates General diadakan, dia pergi ke Flanders agar dia bisa terlibat dalam pemilu, namun dilarang untuk masuk wilayah Perancis. Karena kecewa, Calonne bergabung dengan kelompok émigré di Coblenz. Bersama kelompok itu, dia mendapat bantuan dan mempertemukannya dengan seorang janda kaya yang kemudian menjadi istrinya.[2] Pada Agustus 1791, dia mendukung Charles XComte Artois, saudara Louis XVI, di Pillnitz saat dilakukannya penerbitan Deklarasi Pillnitz, sebuah upaya untuk mengintimidasi pemerintah revolusioner Perancis yang telah menekan Comte Artois.[9] Pada tahun 1802, setelah kembali ke London, ia meminta izin kepada Napoleon Bonaparte untuk kembali ke Perancis. Setibanya di negara asalnya, sekitar sebulan kemudian, Calonnne meninggal dunia.[2]
Warisan
Meskipun Calonne dianggap memiliki reputasi negatif sebagai Menteri Keuangan dan yang bertanggung jawab atas terjadinya krisis keuangan di Perancis yang mengarah ke Revolusi 1789, sejarawanMunro Price menganggap hal itu sebagai ketidakadilan. Munro menilai bahwa Calonne telah berusaha untuk menjaga kestabilan keuangan Prancis, dan telah menebus kesalahan tersebut. Sebagai seorang penulis kontemporer, Nicolas Chamfort berpendapat tentang Calonne dengan sebuah perumpamaan: "bertepuk tangan ketika dia menyalakan api, dan dihukum ketika dia membunyikan alarm." Sementara itu, sejarawan ekonomi, Eugene White, mengatakan bahwa Calonne telah melakukan pekerjaan yang buruk, tetapi selanjutnya itu menjadi upaya perbaikan sistem administrasi keuangan di Prancis.[10]
^Crook, M. (2002) Revolutionary France, Oxford: Oxford University Press, diakses 15 Agustus 2020
^Doyle, William. (1989) The Oxford History of the French Revolution. OUP: Oxford. p. 71, diakses tanggal 15 Agustus 2020
^France 1789, Victory Over History: The French Revolution (Sydney, 2016), "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Agustus 2020. Diakses tanggal 26 Agustus 2020.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Kehadiran Calonne dalam rombongan Pangeran Artois pada Septemper 1791, dikonfirmasi dalam jurnal yang mendokumentasikan peristiwa seputar Penobatan Kaisar Romawi Leopold II sebagai Raja Bohemia di Praha: the Krönungsjournal für Prag (Prague, 1791), 203, diakses 15 Agustus 2020
^White, Eugene Nelson, (1989), “Was there a Solution to the Ancien Régime’s Financial Dilemma”, Journal of Economic History, 49, 3, hal. 545-568., diakses tanggal 15 Agustus 2020