Chantharellus cibarius (Chantharellaceae) adalah kelompok jamur kayu yang tumbuh pada kulit kayu mati.[1] Cap terangkat keatas, membulat, bergaris dibagian tepi membentuk seperti kembang terompet. Bagian atasnya kenyal berwarna kekuningan dengan diameter 3 – 5 cm agak melengkung dan licin, bagian bawah berbilah/gill berwarna kekuningan. Posisi tangkai pada bagian sentral, bentuknya seperti ranting kayu berwarna kecoklatan dengan panjang 3 – 5 cm.
Ditemukan di hutan primer kawasan TNKS daerah Sungai Piring Desa Napalicin Kecamatan Rawas Hulu Sumatera Selatan.[2] Jamur ini dapat dimakan ketika masih muda karena masih lunak.[3]
Chanterellus mengandung vitamin C (0,4 mg/g berat basah),[4] potasium (sekitar 0,5%, berat segar),[5] dan vitamin D, dengan ergocalciferol (vitamin D2) setinggi 212 IU/100 gram berat basah.[5] Hasil penelitian ilmiah menyatakan bahwa chanterellus emas memiliki sifat insektisida yang ampuh dan tidak berbahaya bagi manusia.[6]
Habitat
Chanterellus banyak ditemukan di bagian utara Eropa, Amerika Utara termasuk Meksiko, di [Asia] termasuk Turki dan Himalaya[7] (termasuk Kashmir, Nepal, dan Bhutan), dan di Afrika termasuk Zambia,[8]Kongo dan Uganda. Chanterellus tumbuh secara berkelompok di hutan pinus berlumut, tetapi juga sering ditemukan di hutan pegunungan dan di antara rumput dan tumbuhan rindang. Di Eropa tengah, termasuk Ukraina, chanterellus ditemukan di hutan beech.[9]
Di Inggris, Chanterellus banyak ditemukan pada bulan Juli sampai Desember.
Chanterelluss kuning atau emas di barat Amerika Utara berklasifikasi C. Cibarius berdasarkan analisis DNA dan terbukti menjadi kelompok spesies tersebut.
Pada tahun 1997, Chanterellus emas Pasifik (C. Formosus) dan C. Cibarius dari jenis Roseocanus teridentifikasi,[10] dan berikutnya C. Cascadensis pada tahun 2003[11]
dan C. Californicus pada tahun 2008.[12] C. Cibarius dari jenis Roseocanus terdapat di Baratlaut Pasifik di hutan cemara Sitka,[10] serta Kanada Timur di hutan Pinus.[13]
^Barros L, Venturini BA, Baptista P, Estevinho LM, Ferreira ICFR. (2008). "Chemical composition and biological properties of Portuguese wild mushrooms: a comprehensive study". Journal of Agricultural and Food Chemistry. 56 (10): 3856–62. doi:10.1021/jf8003114. PMID18435539.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Cieniecka-Rosłonkiewicz A, Sas A, Przybysz E, Morytz B, Syguda A, Pernak J. (2007). "Ionic liquids for the production of insecticidal and microbicidal extracts of the fungus Cantharellus cibarius". Chemistry & Biodiversity. 4 (9): 2218–24. doi:10.1002/cbdv.200790179. PMID17886840.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Dar GH, Bhagat RC, Khan MA. (2002). Biodiversity of the Kashmir Himalaya. Anmol Publications PVT. LTD. ISBN978-81-261-1117-6.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Dunham SM, O’Dell TE, Molina R. (2003). "Analysis of nrDNA sequences and microsatellite allele frequencies reveals a cryptic chanterelle species Cantharellus cascadensis sp. nov. from the American Pacific Northwest". Mycological Research. 107 (10): 1163–77. doi:10.1017/s0953756203008475.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Rochon, Caroline; Paré, David; Pélardy, Nellia; Khasa, Damase P.; Fortin, J. André (2011). "Ecology and productivity of Cantharellus cibarius var. roseocanus in two eastern Canadian jack pine stands". Botany. 89 (10): 663–675. doi:10.1139/b11-058.
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Mushrooms.