Carl Zeiss AG (Jerman:[kaʁltsaɪs]),[3][4] dengan merek ZEISS, adalah sebuah produsen sistem optis dan optoelektronik yang didirikan di Jena, Jerman pada tahun 1846 oleh seorang ahli optik, Carl Zeiss. Bersama Ernst Abbe (bergabung pada tahun 1866) dan Otto Schott (bergabung pada tahun 1884), Carl meletakkan pondasi yang memungkinkan perusahaan ini untuk berkembang. Perusahaan ini muncul sebagai hasil penyatuan perusahaan milik Carl Zeiss di Jerman Barat dan Jerman Timur selama dekade 1990-an.[5] ZEISS aktif di empat segmen bisnis dengan pendapatan yang hampir setara, yakni Riset dan Kualitas Industrial, Teknologi Kesehatan, Pasar Konsumen, dan Teknologi Produksi Semikonduktor di hampir 50 negara. ZEISS memiliki sekitar 30 fasilitas produksi dan 25 fasilitas pengembangan di seluruh dunia.[6]
Carl Zeiss AG adalah induk untuk semua anak usaha yang tergabung di dalam Zeiss Group, di mana hanya Carl Zeiss Meditec AG yang melantai di bursa saham. Carl Zeiss AG dimiliki oleh Carl-Zeiss-Stiftung. Zeiss Group kini berkantor pusat di Oberkochen, Jerman. Carl-Zeiss-Stiftung juga memiliki produsen kaca Schott AG, yang terletak di Mainz dan Jena. Carl Zeiss adalah salah satu produsen optik tertua yang masih eksis hingga saat ini di dunia.[7]
Sejarah
Carl Zeiss membuka sebuah gerai optik di Jena pada tahun 1846. Setahun kemudian, ia sepenuhnya memproduksi mikroskop. Pada tahun 1861, gerai Zeiss dianggap sebagai salah satu produsen instrumen sains terbaik di Jerman, dengan sekitar 20 orang pegawai. Hingga tahun 1866, Zeiss telah menjual seribu unit mikroskop. Pada tahun 1872, fisikawanErnst Abbe bergabung ke gerai Zeiss bersama Otto Schott. Keduanya kemudian memperbaiki rancangan lensa yang digunakan di instrumen optis buatan Zeiss. Setelah Carl Zeiss meninggal pada tahun 1888, bisnis tersebut didaftarkan sebagai sebuah badan hukum dengan nama Carl-Zeiss-Stiftung pada tahun 1889.
Pada Perang Dunia I,[8] Zeiss adalah produsen kamera terbesar di dunia. Zeiss Ikon merepresentasikan sebagian besar produksi, bersama lusinan merek dan pabrik lain, serta juga memiliki sebuah pabrik besar di Dresden.
Pada tahun 1928, Hensoldt AG diakuisisi oleh Carl Zeiss. Pada tahun 1964, Hensoldt mulai memproduksi teropong dan teropong bidik dengan merek Zeiss,[9] dan terkadang juga dengan merek Hensoldt. Divisi Hensoldt System Technology (hasil penggabungan bisnis optik militer dari Leica dan Hensoldt) dilanjutkan oleh Zeiss dengan nama Hensoldt hingga tahun 2006.
Sebagai bagian dari program Zwangsarbeiter dari Nazi Jerman, Zeiss menggunakan tenaga kerja paksa, serta melakukan persekusi terhadap Yahudi dan kaum minoritas selama Perang Dunia II.[10][11] Kehancuran akibat perang kemudian menyebabkan sejumlah perusahaan dibagi menjadi perusahaan-perusahaan yang lebih kecil ataupun bergabung dengan perusahaan lain. Sebelum perang, di Dresden, Zeiss berhasil memproduksi kamera SLR 35 mm pertama di dunia, yakni Kine Exakta. Zeiss juga berhasil memproduksi kamera miniatur dengan kualitas gambar yang bagus.
Saat perang berakhir, Jena diduduki oleh Angkatan Darat Amerika Serikat. Saat Jena dan Dresden dimasukkan ke wilayah pendudukan Soviet, yang kemudian menjadi Jerman Timur, sejumlah bagian dari Zeiss di Jena direlokasi oleh Angkatan Darat Amerika Serikat ke fasilitas produksi Contessa di Stuttgart, Jerman Barat, sementara sisanya didaftarkan kembali sebagai sebuah badan hukum oleh Republik Demokratik Jerman dengan nama Kombinat VEB Zeiss Jena.[12]Angkatan Darat Soviet kemudian mengambil sebagian besar pabrik dan peralatan Zeiss untuk dibawa pulang ke Uni Soviet, guna mendirikan pabrik kamera Kiev.
Bisnis Zeiss di Jerman Barat dimulai kembali pada tahun 1946 di Oberkochen dengan nama Opton Optische Werke Oberkochen GmbH. Setahun kemudian, perusahaan tersebut mengubah namanya menjadi Zeiss-Opton Optische Werke Oberkochen GmbH, dan lalu kembali diubah menjadi Carl Zeiss AG. Zeiss dari Jerman Barat memakai merek Opton agar produknya dapat dijual di Jerman Timur, sementara Zeiss dari Jerman Timur memakai merek "Zeiss Jena" atau "Jena" agar produknya dapat dijual di Jerman Barat.
Pada tahun 1973, Zeiss dari Jerman Barat menjalin perjanjian lisensi dengan produsen kamera asal Jepang, Yashica untuk memproduksi serangkaian kamera film dan lensa 35 mm berkualitas tinggi dengan merek Contax dan Zeiss. Kolaborasi tersebut pun tetap berlanjut di bawah suksesor Yashica, yakni Kyocera, hingga Kyocera berhenti memproduksi kamera pada tahun 2005. Zeiss kemudian memproduksi lensa untuk industri dirgantara dan baru-baru ini kembali memproduksi lensa kamera 35 mm berkualitas tinggi. Sementara itu, Zeiss dari Jerman Timur juga terkenal karena memproduksi barang berkualitas tinggi.
Pasca reunifikasi Jerman, VEB Zeiss Jena — diakui sebagai salah satu dari hanya beberapa perusahaan di Jerman Timur yang berpotensi bersaing di pasar global — mengubah namanya menjadi Zeiss Jena GmbH, dan pada tahun 1990 kembali diubah menjadi Jenoptik Carl Zeiss Jena GmbH. Pada tahun 1991, Jenoptik Carl Zeiss Jena dipisah menjadi dua bagian, dengan Carl Zeiss AG (Oberkochen) mengambil alih divisi produksi mikroskop dan optik presisi lain (sehingga menyatukan kembali bisnis Carl Zeiss sebelum perang), serta memindahkan divisi mikroskopi dan planetariumnya kembali ke Jena. Sementara Jenoptik GmbH dipisah menjadi perusahaan tersendiri dengan bisnis di bidang fotonik, optoelektronik, dan mekatronik.[13][14]
Hensoldt AG diubah namanya menjadi Carl Zeiss Sports Optics GmbH pada tanggal 1 Oktober 2006.[15]
Anak usaha Zeiss Group di dan sekitar Dresden kemudian berekspansi ke teknologi baru, seperti layar dan produk untuk industri otomotif.
Saat ini, terdapat tiga perusahaan yang mewarisi sejarah Zeiss Ikon, yakni Zeiss Germany, Ikon asal Finlandia/Swedia (yang membeli Zeiss Ikon AG asal Jerman Barat), dan Zeiss Ikon asal Jerman Timur.
Sebuah divisi yang diberi nama Carl Zeiss Vision memproduksi lensa untuk kacamata.[16] Pada tahun 2005, divisi kacamata digabung dengan SOLA asal Amerika Serikat, yang meliputi bekas American Optical Company.[17][18]
Pada tanggal 28 Juni 2013, Carl Zeiss mengumumkan rencananya untuk mengubah mereknya dari "Carl Zeiss" menjadi hanya "Zeiss".[19]
Pada bulan April 2019, Zeiss mengumumkan akuisisi terhadap GOM asal Brunswick.[20]
Inovasi
Zeiss bertanggung jawab atas sejumlah inovasi di bidang perancangan dan rekayasa optis di tiap segmen bisnisnya. Salah satu inovasi Zeiss dapat dilihat di sistem litografi EUV terbaru yang diperlukan untuk memproduksi komponen semikonduktor generasi terbaru. Inovasi Zeiss juga meliputi generasi awal mikroskop optis berperforma tinggi hingga mikroskop elektron dan ion terbaru yang dapat mencapai resolusi sub-nanometer. Inovasi Zeiss lainnya meliputi mikroskop operasi pertama dan peralatan optalmik. Sistem metrologi kontak berperforma tinggi juga merupakan hasil inovasi Zeiss. Selama beberapa tahun, Zeiss juga berinovasi di bidang teleskop astronomis, lensa fotografi, dan lensa sinematik.
Sejak awal, Carl Zeiss menyadari bawah ia memerlukan ilmuwan yang kompeten agar bisnisnya tidak hanya menjadi gerai optik biasa. Pada tahun 1866, Dr. Ernst Abbe bergabung ke gerai Zeiss, dan kemudian Zeiss mulai memproduksi sejumlah produk baru yang memungkinkan Zeiss untuk menjadi yang terdepan dalam pengembangan teknologi optis.
Abbe sangat berperan dalam pengembangan kaca optis Jena. Saat ia mencoba untuk menghilangkan stigmatisme dari mikroskop, ia menyadari bahwa opsi kaca optis yang tersedia sangat terbatas. Setelah menghitung, ia kemudian menyadari bahwa performa instrumen optis akan sangat meningkat apabila ada kaca optis yang sesuai. Ia kemudian menantang sejumlah pembuat kaca, salah satunya Dr. Otto Schott, yang kemudian mendirikan pabrik kaca di Jena, di mana sejumlah tipe kaca baru mulai muncul pada tahun 1888 untuk dipakai oleh Zeiss dan sejumlah perusahaan lain.
Kaca optis baru membuka kemungkinan peningkatan performa lensa fotografi. Penggunaan kaca optis Jena pertama adalah oleh Voigtländer, namun karena rancangan lensanya tua, performanya tidak meningkat signifikan. Kemudian, kaca baru memungkinkan koreksi terhadap astigmatisme, dan memungkinkan produksi lensa apokromatik. Abbe lalu mulai merancang lensa fotografi berbentuk simetris dengan lima elemen, namun kemudian tidak dilanjutkan.
Dominasi Zeiss di inovasi lensa fotografi adalah berkat Dr Paul Rudolph. Pada tahun 1890, Rudolph merancang sebuah lensa asimetris dengan elemen tersemen pada tiap sisi diafragma, dan diberi nama "Anastigmat". Lensa tersebut dibuat dalam tiga seri, yakni Seri III, IV, dan V, dengan bukaan maksimum masing-masing sebesar f/7,2, f/12,5, dan f/18. Pada tahun 1891, Seri I, II dan IIIa diluncurkan dengan bukaan maksimum masing-masing sebesar f/4,5, f/6,3, dan f/9. Pada tahun 1893, diluncurkan Seri IIa dengan bukaan maksimum f/8. Lensa-lensa tersebut kini lebih dikenal dengan merek "Protar" yang pertama kali digunakan pada tahun 1900.
Pada saat itu, lensa kombinasi tunggal, yang hanya menempati satu sisi diafragma, masih sangat populer. Rudolph kemudian merancang lensa dengan tiga elemen tersemen pada tahun 1893, dengan opsi memasang dua di antaranya ke dalam satu barel lensa sebagai sebuah lensa gabungan, namun hal tersebut ternyata sama dengan Dagor buatan C.P. Goerz, yang dirancang oleh Emil von Hoegh. Rudolph kemudian merancang kombinasi tunggal dengan empat elemen tersemen, yang memungkinkan semua elemen Protar dimasukkan ke dalam satu barel lensa. Dipasarkan pada tahun 1894, lensa tersebut diberi nama Protarlinse Series VII, berupa lensa kombinasi tunggal dengan bukaan maksimum antara f/11 dan f/12,5, tergantung pada panjang fokusnya.
Namun yang penting mengenai Protarlinse adalah bahwa dua dari unit lensa tersebut dapat dipasang di barel lensa yang sama untuk membentuk lensa gabungan dengan performa dan bukaan yang lebih besar, yakni antara f/6,3 dan f/7,7. Dalam konfigurasi tersebut, lensa tersebut diberi nama Double Protar Series VIIa. Sehingga rentang panjang fokus yang sangat besar dapat dicapai dengan berbagai kombinasi dari unit Protarlinse.
Rudolph juga menyelidiki konsep rancangan simetris Double-Gauss dengan meniskus positif tipis menutupi elemen negatif. Hasilnya adalah Planar Series Ia pada tahun 1896, dengan bukaan maksimum hingga f/3,5, dan menjadi salah satu lensa tercepat pada saat itu. Walaupun sangat tajam, lensa tersebut terganggu koma, sehingga membuatnya kurang populer. Namun, pengembangan lebih lanjut terhadap konfigurasi tersebut membuatnya menjadi rancangan yang biasa dipakai untuk lensa berkecepatan tinggi dengan jangkauan standar.
Inovasi lain dari perusahaan ini diantaranya:
Lensa Tessar®: dari bahasa Yunani 'tessares' ('empat') dan dipatenkan pada tahun 1904, lensa ini diciptakan oleh Dr. Paul Rudolph dan mempunyai empat elemen kaca. Lensa Tessar adalah lensa normal dengan panjang fokal tetap yang pertama. Perkembangan selanjutnya menghasilkan lensa telefoto dengan panjang fokal yang lebih panjang, dan pada tahun 2002Kyocera memproduksi kamera T4 Zoom 35mm, yang dilengkapi lensa 28-70mm Vario-Tessar® T* f/4,5-8,0, lensa zoom Tessar pertama.
Lapisan T*: lapisan multi-lapis yang antipantul untuk lensa-lensa. Dimulai oleh Zeiss, teknologi ini kemudian dikembangkan lagi melalui kerjasama dengan Rollei untuk menghasilkan lensa 'HFT' yang dijual dengan merek Rollei. Menurut Zeiss, tidak ada perbedaan yang jelas di antara keduanya, dan bahwa HFT dikembangkan sebagai jawaban terhadap kecilnya kemampuan produksi pabrik Zeiss saat itu.
Reputasi
Meskipun sudah melebihi 100 tahun, Zeiss tetap diasosiasikan dengan lensa optikal berkualitas tinggi (dan dengan demikian berarti mahal). Lensa Zeiss biasanya dianggap elegan (misalnya lensa Tessar), dibuat dengan baik (bagian metal tetap mendominasi di saat penggunaan bahan plastik semakin menjamur), sehingga menghasilkan gambar-gambar berkualitas tinggi. Zeiss yakin bahwa lensa buatan mereka sangat tajam "luas terbuka" (maksudnya saat digunakan dengan bukaan maksimal, karena lensa-lensa biasanya menghasilkan gambar tertajam menggunakan bukaan yang kecil, sekitar batas pertengahan tergantung formatnya).
Lisensi Zeiss membolehkan teknlogi mereka diproduksi oleh perusahaan pihak ketiga dan hal ini telah dilakukan oleh banyak perusahaan seperti Kyocera yang telah disebutkan sebelumnya, Hasselblad (ia sendiri merupakan perusahaan besar), Rollei, Sony dan Alpa. Yang jelas-jelas absen dari daftar ini adalah Canon dan Nikon, karena mereka memproduksi lensa mereka sendiri.
^Dick Whitney, Curator. "American Optical History"(PDF). Optical Heritage Museum. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2021-11-03. Diakses tanggal 16 August 2018.
^Xiang, Liu (3 July 2013). "Carl Zeiss Officially Renamed To Zeiss". GSM Insider. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 September 2013. Diakses tanggal 3 July 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Dierk Hobbie (2010), "The development of photogrammetric instruments and methods at Carl Zeiss in Oberkochen", Deutsche Geodätische Kommission, Reihe E, Nr. 30, Munich, Germany 2010. [2]