Bristol Freighter
The Bristol Type 170 Freighter adalah sebuah pesawat bermesin ganda asal Inggris yang dirancang dan dibangun oleh Bristol Aeroplane Company sebagai pesawat pengangkut barang dan penumpang, meskipun pesawat ini lebih dikenal sebagai Feri Udara untuk membawa mobil beserta penumpangnya pada jarak yang relatif pendek. Rancangan dan pengembanganBristol Type 170 dirancang oleh Kementerian Penerbangan dengan spesifikasi 22/44 dan C.9/45 pada awalnya sebagai pesawat angkut berat yang dapat beroperasi di landasan pacu yang belum dikembangkan. Setelah Perang Dunia II berakhir, rancangan ini diadaptasi oleh Kepala Rancangan Bristol A.E. Russell dan tim perancangnya sebagai sebuah pesawat angkut berat. Pesawat ini memiliki badan logam sepenuhnya, sayap tunggal tinggi bermesin ganda dan dibangun tanpa menggunakan logam campuran yang maham dan mesin yang sedikit. Bentuk lambung persegi dirancang untuk menghindari gangguan internal. Dek penerbangan berada cukup tinggi di hidung pesawat, dan diakses melalui tangga. Freighter terlihat seperti pesawat yang bulat dan berat untuk digunakan. Seperti pesawat masa sebelum perang Bombay, yang lebih ramping, pesawat ini merupakan pesawat sapay tunggal tinggi dengan roda pendarat tetap. Kaki roda pendarat utama ditopang oleh penyangga substansial secara vertikal substansial di bawah mesin radial Bristol Hercules radial engine dan secara horizontal dari bagian bawah lambung samping. Kokpit berada di atas lambung depan, dengan dua pintu di hidung, membuat pelepasan tekanan kabin menjadi sangat berangin; salah satu pilot mendefinisikan pesawat sebagai "40 paku keling yang terbang dalam formasi rapat".[1] Prototipnya, dengan registrasi G-AGPV, terbang perdana di Filton pada 2 Desember 1945; pesawat ini merupakan badan kosong tanpa pintu hidung. Sejarah operasionalPrototip kedua dan Wayfarer 34 kursi pertama, dengan registrasi G-AGVB, terbang perdana pada 30 April 1946, dan melakukan penerbangan uji coba dibawah bendera Channel Islands Airways. Pesawat ini membawa lebih dari 10.000 dalam waktu kurang dari enam bulan. Pesawat ketiga, dengan registrasi G-AGVC, merupakan Freighter I pertama dan telah secara penuh mengoperasikan pintu hidung. Setelah sejumlah penerbangan demonstrasi di seluruh dunia, Bristol 170 memasuki tahap produksi. Salah satu penjualan perdana dilakukan kepada Angkatan Udara Argentina, yang memesan 15 pesawat. Direktur dari Silver City Airways adalah Komandan Wing Griffith James Powell, yang menyadari bahwa dia dapat menggunakan Bristol Freighter untuk menerbangkan penumpang beserta mobilnya dari Britania menuju Daratan Eropa dan Jersey. "Feri Udara" ini akan memungkinkan warga Inggris yang sedang berlibur menghindari waktu tunggu yang panjang di dalam kapal feri. Pada 14 Juli 1948, maskapai melakukan penerbangan perdana dengan sebuah mobil, dari Bandar Udara Lympne di Kent menuju Le Touquet di pantau utara Prancis.[2] Pada tahun 1953, produksi dari Freighter dipindahkan menuju Weston-super-Mare. Sebuah versi perpanjangan, Freighter 32, diperkenalkan dengan fitur partisi ruang dari kayu yang dapat digeser di kompartemen kargo. Pesawat ini mampu membawa tiga mobil sepanjang 14 ft fan 20 penumpang atau mobil besar Amerika dan 12 penumpang, dengan kursi penumpang di bagian belakang lambung.[3] Silver City Airways Menyebut varian ini sebagai Superfreighter dan segera membangun bandara bernama "Ferryfield" di Lydd di Kent, memulai layanan feri udara pada tahun 1955. Pada tahun yang sama, Channel Air Bridge memulai operasi dari Southend, dengan empat Bristol Freighters terbang menuju Calais. Dua pesawat Freighter terakhir dari 214 yang dibangun dikirim pada tahun 1958, satu menuju Selandia Baru pada bulan Februari dan pesawat terakhir kepada Dan-Air pada bulan Maret 1958. Pesawat Selandia Baru tersebut dikirim kepada SAFE, yang kemudian menjadi salah satu operator yang memiliki armada Freighter terbesar. Salah satu pesawat yang diperpanjang, dengan registrasi G-AMWA, memiliki 6 tempat duduk dan dijuluki sebagai Super Wayfarer. Pemakaian sipil lainnyaDi Selandia Baru SAFE Air (Straits Air Freight Express) memindahkan kargo kereta api dari Wellington (Pulau Utara) menuju Blenheim ( Pulau Selatan) dan sebalinya, menggunakan Bristol Freighters, dimulai pada tahun 1951. Maskapai kemudian memodifikasi pesawat mereka agar dapat menerima kargo yang tersusun dalam palet dan dimuat dalam "kargon" yang telah dipatenkan. Ini merupakan penerapan pertama di dunia penebangan. Kargon diisi di dekar rel kereta api dan muatannya dihitung dan diatur agar tetap sesuai dengan kapasitas muat dan pusat gravitasi pesawat. Kargon kemudian diangkut dengan truk menuju bandara dan dimuat ke dalam Freighter menggunakan peralatan mekanis. Pemuat menerima kargo dari kendaraan berbak horizontal dan kemudian mengangkatnya hingga setinggi dek kargo pesawat menggunakan dongkrak ulir listrik. Palet kemudian dapat didorong masuk ke dalam pesawat melalui hidung. Adaptasi lain memungkinkan pesawat membawa kuda dan binatang besar bernilai tinggi lainnya. Freighters menjadi penghubung utama antara Pulau Chatham dan pulau utama Selandia Baru hingga Armstrong Whitworth Argosys menggantikan mereka. SAFE Air mengembangkans sebuah kontainer kedap suara untuk setengah armada pesawat agar dapat dinaiki penumpang dalam penerbangan. Bristol 170 masih tetap dalam penggunaan komersial bersama dengan SAFE hingga akhir tahun 1970an. Penggunaan militerDalam dunia militer, Bristol Freighter dioperasikan oleh angkatan bersenjata dari Argentina, Australia, Burma, Kanada, Irak, Pakistan dan Selandia Baru. Bristol Freighter dioperasikan dalam waktu pendek oleh Angkatan Udara Pakistan. Setelah pemberhentian, beberapa pesawat dibeli oleh SAFE Air dan digunakan oleh Selandia Baru. Angkatan Udara Kanada menggunakan lima Freighter untuk membawa pasokan dan suku cadang antara Inggris dengan basis mereka di Prancis dan Jerman Barat. Angkatan Udara Selandia Baru memesan 12 Mk 31M Freighter pada akhir tahun 1940an. Jangkauan RNZAF Freighter dapat memasok pasukan Angkatan Darat Selandia Baru di Malaya, Komisioner Tertinggi Kerajaan Inggris (dan staf pendukungnya) di Maladewa, Ceylon, India dan Nepal, melaksanakan tugas Angkatan Udara Timur Jauh di Malaya (sering kali saat jenis pesawat lain tidak dapat melakukan tugas karena masalah perawatan) dan Hong Kong. Mereka melakukan layanan bolak balik militer yang sangat bisa diandalkan untuk sekutu di Thailand selama Perang Vietnam dan melakukan beberapa tugas lain, melakukan eksperimen khusus di udara, meskipun akhirnya untuk menghindari kompetisi dengan perusahaan swasta, pemerintah Selandia Baru tidak menggunakan pesawat untuk melakukan tugas tersebut. Hari akhirFreighter Selandia baru dipensiunkan dari militer saat digantikan oleh Hawker Siddeley Andover pada tahun 1970an. Setelah pensiun, sejumlah operator lokal kecil dalam waktu pendek mengoperasikan Freighter. Beberapa diekspor menuju Kanada. SAFE Air Freighter disimpan dalam kondisi dapat berjalan di darat di Blenheim dan yang lain di Royal New Zealand Air Force Museum di Christchurch. Pesawat ketiga berada di Founders Historical Park di Nelson, dan pesawat keempat disimpan di Ardmore di dekat Auckland. Kerangka Freighter lain di sekitar Selandia Baru sekarang digunakan sebagai ruang tamu, hotel murah, dan ruang motel, seperti bekas dari NZ5906 (c/n 13059) di Otorohanga.[4] Satu Freighter aktif dilimiki oleh Kementerian Logistik Inggris (G-AIMI kemudian WB482), menjadi RAAF (A81-1) dan kemudian aktif dalam penggunaan komersial di Australia hingga tahun 1978 dan setelah itu menjadi pajangan museum dan diberikan kepada RAAF museum di Point Cook, Victoria, Australia pada tahun 1988. Bristol freighter Mk 31M G-BISU (c/n 13218) dioperasikan oleh Instone Airline di Stansted, Essex, Inggris, selama beberapa tahun. Pesawat ini merupakan bekas dari RNZAF dan meninggalkan Ardmore pada 2 Maret 1981 untuk melakukan penerbangan feri 86 jam menuju Inggris, dan segera menerima penerbangan charter pertamanya pada 3 Agustus 1981 mengirimkan dua kuda pacuan ke Deauville. Tugas menerbangkan hewan hidup ini dilakukan selama setengah tahun bersama dengan tugas lain seperti pengiriman mesin pengeboran minyak, suku cadang mobil, koran, dan surat. Diregisrasi ulang dengan nama C-FDFC, pada tahun 1996 pesawat ini jatuh saat lepas landas. Awaknya dapat selamat tapi pesawat tidak dapat dipakai kembali. Kapten pilot - John Duncan - dan co-pilot - Malcolm Cutter - melaporkan bahwa pesawat bergoyang tak terkendali setelah lepas landas meskipun kemudi sudah digunakan secara maksimal.[5] Freighter terakhir yang aktif, yang diterbangkan oleh Instone Airline sebelum kembali ke Selandia Baru, dibeli dari kelebihan pesawat milik Hawkair di Terrace, British Columbia, Kanada. Pada tahun 2004, pesawat ini melakukan penerbangan terakhir menuju Reynolds-Alberta Museum di Wetaskiwin, Alberta. Sebuah pesawat contoh Mark 31M, CF-WAE, bekas milik Angkatan Udara Kanada 9699, dipajang di Western Canada Aviation Museum. Pesawat ini diterbangkan oleh Norcanair. Varian
OperatorOperator sipil
Operator militer
Insiden dan kecelakaan68 dari 214 Freighter yang dibangun hancur atau rusak tanpa bisa diperbaiki dalam kecelakaan. Sedikitnya 45 diantaranya fatal, mengakibatkan korban jiwa sebanyak 385 orang.[7] Spesifikasi (Freighter Mk 32)Data berasal dari [8] Karakteristik umum
Performance
Lihat juga
ReferensiCatatan
Daftar pustaka
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Bristol Freighter.
|