Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Tambahkan kotak info bila jenis artikel memungkinkan.
Hapus tag/templat ini.
Borneo Timur Hindia Belanda adalah wilayah historis milik Hindia Belanda membawahi wilayah kerajaan-kerajaan pada kawasan timur dan tenggara pulau Kalimantan yang berada di bawah kekuasaan seorang Asisten Residen yang berkedudukan di Samarinda. Pada tahun 1846, Belanda mulai menempatkan Asisten Residen di Samarinda untuk wilayah Borneo Timur (sekarang provinsi Kalimantan Timur dan bagian timur Kalimantan Selatan) bernama H. Von Dewall.[1] Wilayah kekuasaan Asisten Residen tersebut meliputi Kerajaan Kutai, Kerajaan Pasir, Kerajaan Bulungan, Kerajaan Gunung Tabur, Tanjung, Kerajaan Tanah Bumbu (Bangkalaan, Cengal, Manunggul, Sampanahan, Cantung, Buntar-Laut), Kerajaan Pagatan serta county (kabupaten) Tidung dan Kusan; Kusan mulai tahun 1845 memiliki daerah Batulicin dan Pulau Laut. Batulicin sebelumnya merupakan sebagian dari Kerajaan Tanah Bumbu. Belakangan muncul lagi sebuah swapraja yaitu Sabamban (1860).