Beras Jepang
Dampak globalisasi, makanan Jepang kini semakin terkenal di berbagai negara. Hal ini berdampak terhadap daya ekspor beras Jepang ke berbagai negara. Ekspor beras Jepang semakin meningkat. Di tahun 2015 sekitar 7.640 ton beras Jepang diekspor, dan jumlah tersebut telah meningkat menjadi 17.381 ton pada tahun 2019. Di tahun 2020, angka ekspor semakin meningkat mencapai 13.556 ton untuk periode Januari-September. Beras yang didistribusikan di seluruh dunia terbagi menjadi dua varietas utama yaitu, japonica dan indica. Padi yang dibudidayakan di Jepang adalah varietas japonica, yang biasanya memiliki butiran pendek dan bulat yang kontras dengan varietas indica yang memiliki butir yang panjang.[4] TradisiBeras menjadi makanan pokok bagi masyarakat Jepang, serta menjadi unit dasar bagi sistem perekonomian di Jepang. Proses penanaman padi di Jepang dipengaruhi oleh Cina. Masyarakat Jepang mulai menanam padi pada saat musim panas. Dari proses penanaman padi tersebut, melahirkan budaya seremonial tentang padi di Jepang. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya seremonial sebelum penanaman padi, dengan cara melakukan penyemaian kepada dewa. Padi tersebut dinamakan dengan Dewi Padi atau inarisama, yang kelak akan berubah menjadi hewan yang dinamakan rase. Salah satu seremonial yang berkaitan dengan padi di Jepang di antaranya festival Matsuri yang berasal dari upacara penanaman padi.[5] JenisJenis pertama dari beras Jepang yaitu beras putih. Dahulu di zaman Genroko (1688-1704), beras jenis ini hanya bisa dinikmati bagi kalangan elit saja. Di zaman Meiji (1868-1912) akibat industrialisasi biaya produksi menjadi rendah, hingga konsumsi beras putih bisa dinikmati oleh penduduk Jepang. Jenis kedua, ada beras merah yang tersedia secara luas di Jepang. Jenis ketiga yaitu beras ketan, yang memiliki tekstur yang lebih kenyal dan biasanya digunakan sebagai bahan untuk membuat makanan penutup, seperti moci.[6] Selain tiga jenis beras Jepang tersebut, ada jenis beras yang bernama Koshihikari. Koshihikari disebutkan sebagai nasi terlezat, dan menempati posisi teratas dalam varietas beras Jepang. Dari tahun 1996 hingga 2019, itu menyumbang 30% dari beras nasional untuk dikonsumsi masyarakat yang ditanam di Jepang.[7] Kota Niigita merupakan sentra produksi beras Jepang jenis Koshihikari.[8] Ada juga beras yang bernama Hitomebore, yang merupakan salah satu jenis beras Jepang yang termasuk dalam kategori beras dengan biji yang pendek. Beras jenis ini merupakan pengembangan dari jenis beras Koshihikari yang diproduksi di Kota Miyagi. Secara bahasa Hitomebore memiliki arti cinta pada pandangan pertama. Beras ini diolah menjadi makanan susyi atau dihidangkan bersama kari Jepang.[9] Cara TanamProses penanaman padi di Jepang sudah menggunakan teknologi mesin sepenuhnya. Jenis mesin yang digunakan pada saat penanaman bibit memiliki sifat self-propulsion type atau bisa digerakkan sendiri. Pembibitan padi dilakukan dengan cara menyemai 200 gram benih dalam kotak berukuran 60 x 30 x 3 cm di dalam ruangan yang gelap hingga berkecambah. Pembibitan padi di Jepang disesuaikan untuk lahan tanah seluas 50 samapi 200 ha (sekitar 7000 hingga 30000 kotak) dibuat dengan seragam, dimana di dalamnya juga dilengkapi dengan proses desinfektan benih dan pencampuran pupuk.[10] ManfaatSalah satu kandungan yang terdapat dalam beras Jepang yaitu squalane oil paling tinggi, yang berfungsi menjadikan kulit selalu lembab, juga karena mengandung vitamin E dan antioksidan. Kandungan vitamin dan mineral yang tinggi dalam beras Jepang juga mampu mengurangi bintik hitam pada kulit wajah. Kandungan vitamin C dan vitamin B3 mampu mencerahkan warna kulit.[11] Mengonsumsi beras Jepang jenis shirataki mampu menurunkan kadar kolesterol di dalam tubuh. Dengan menurunnya kadar kolesterol di dalam tubuh berdampak terhadap pencegahan penyakit jantung bagi tubuh.[12] OlahanDonburiDonburi merupakan makanan yang berbahan dasar nasi putih, yang dilengkapi dengan lauk seperti daging, ikan, dan lain sebagainya. Selain itu, kuahnya dicampur dengan rumput laut dan kecap asin. Jenis-jenis donburi yaitu unadon (campuran nasi dengan belut), tendon (campuran nasi dengan tempura), gyudon (campuran nasi dengan daging sapi), oyakodon (campuran nasi dengan ayam dan telur), katsudon (campuran nasi dengan irisan daging babi yang digoreng dalam lapisan tepung roti), juga kaisendon (campuran nasi dengan makanan laut).[13] Donburi merupakan hidangan kuno pada Zaman Muromachi (1336-1573) yang dulu disebut "hohan". Hidangan tersebut berupa nasi dengan sayuran, kaldu, dan bahan lainnya.[14] OnigiriOnigiri merupakan makanan khas Jepang, yang berbentuk nasi kepal. Penyajiannya nasi kepal tersebut dibentuk menjadi segitiga, atau bulat lalu dibungkus oleh rumput laut yang sudah kering atau biasa disebut nori. Isiannya bisa ikan tuna, sayuran, salmon, daging sapi, hingga daging ayam.[15] OchazukeOchazuke merupakan makanan tradisional Jepang di mana nasi dicampurkan dengan teh dalam proses memasaknya. Hal tersebut dilakukan agar nasi Jepang tetap hangat. Olahan ochazuke sudah ada sejak 300 tahun yang lalu. Kini, Ochazuke menjadi makanan tradisional di Jepang yang disajikan bersama sup dan kari.[16] Referensi
|