Bedah saraf atau ilmu bedah saraf, adalah spesialisasi medis yang berhubungan dengan pencegahan, diagnosis, tatalaksana bedah, dan rehabilitasi gangguan yang mempengaruhi setiap bagian dari sistem saraf termasuk otak, sumsum tulang belakang, saraf perifer, dan sistem serebrovaskular ekstra-kranial.[1]
Pendidikan dan konteks
Pada beberapa negara, ada peraturan yang berbeda untuk seseorang dapat secara legal melakukan praktik bedah saraf, terdapat pula berbagai metode pendidikan yang harus ditempuh. Pada sebagian besar negara, untuk melatih seseorang menjadi ahli bedah saraf dibutuhkan waktu minimal tujuh tahun setelah lulus dari sekolah kedokteran.[butuh rujukan]
Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, seorang ahli bedah saraf umumnya harus menyelesaikan empat tahun pendidikan sarjana, empat tahun sekolah kedokteran, dan tujuh tahun residensi (PGY-1-7).[2] Sebagian besar, tapi tidak semua, program residensi memiliki beberapa komponen dasar ilmu pengetahuan atau penelitian klinis. Ahli bedah saraf dapat mengejar pelatihan tambahan dalam bentuk fellowship, setelah mengikuti residensi atau dalam beberapa kasus, residen senior.[3]
Inggris Raya
Di Inggris, siswa harus masuk ke sekolah kedokteran. Kualifikasi MBBS (Sarjana Kedokteran, Sarjana Bedah) memakan waktu empat hingga enam tahun. Dokter yang baru lulus harus mengikuti pelatihan yang berlangsung selama dua tahun; ini adalah program pelatihan berbayar di rumah sakit atau klinik yang mencakup berbagai spesialisasi medis termasuk bedah. Dokter junior kemudian mendaftar untuk masuk melalui jalur bedah saraf. Tidak seperti kebanyakan spesialisasi bedah lainnya, saat ini ilmu bedah saraf memiliki jalur pelatihan yang memakan waktu sekitar delapan tahun (ST1-8); sebelum dapat mengikuti ujian konsultan dengan jumlah pengalaman dan praktik yang cukup.[4]
Sejarah
Bedah saraf, atau insisi ke dalam kepala yang terencana yang dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit, telah dilakukan sekitar selama ribuan tahun, akan tetapi kemajuan penting dalam bedah saraf hanya berlangsung dalam seratus tahun terakhir.[5]
Kuno
Suku Inca terlihat telah melakukan prosedur yang dikenal sebagai trepanasi sejak akhir zaman Batu.[6] Selama Abad Pertengahan di Arab Saudi dari tahun 936 hingga 1013 M, Al-Zahrawi melakukan tatalaksana bedah dari cedera kepala, patah tulang tengkorak, cedera tulang belakang, hidrosefalus, efusi subdural, dan sakit kepala.[7]
Modern
Sejarah elektrode di otak: Pada tahun 1878 Richard Canton menemukan bahwa terdapat sinyal-sinyal listrik yang ditransmisikan oleh otak hewan. Pada tahun 1950 Dr. Jose Delgado menemukan elektrode pertama yang ditanamkan dalam otak hewan, penggunaannya untuk membuat hewan tersebut berjalan dan berubah arah. Pada tahun 1972 koklea implan, alat prostetik neurologis yang memungkinkan orang-orang tuli untuk mendengar dipasarkan secara komersial. Pada tahun 1998 peneliti Philip Kennedy menanamkan Brain Computer Interface (BCI) pertama kali kepada manusia.
Sejarah pengangkatan tumor: Pada tahun 1879 setelah melokalisasi tumor hanya melalui tanda-tanda neurologis, ahli bedah Skotlandia William Macewen (1848-1924) melakukan pengangkatan tumor otak pertama yang berhasil. Pada tanggal 25 November 1884 setelah dokter Inggris Alexander Hughes Bennett (1848-1901) menggunakan teknik Macewen untuk melokalisasi tumor, ahli bedah inggris Rickman Godlee (1849-1925) pertama kali melakukan pengangkatan tumor otak primer,[8] yang membedakannya dari operasi Macewen, yang mana Bennett melakukan bedah pada jaringan otak yang terkena, sedangkan Macewen melakukan bedah di luar "otak yang tepat" melalui trepanasi. Pada tanggal 16 Maret 1907 ahli bedah Austria Hermann Schloffer menjadi yang pertama untuk berhasil mengangkat tumor hipofisis.[9]
^Andrushko, Valerie A.; Verano, John W. (September 2008). "Prehistoric trepanation in the Cuzco region of Peru: A view into an ancient Andean practice". American Journal of Physical Anthropology. 137 (1): 4–13. doi:10.1002/ajpa.20836. PMID18386793.