Banjarharja (Aksara Sunda: ᮘᮔ᮪ᮏᮁᮠᮁᮏ) atau Banjarharjo (Hanacaraka: ꦧꦚ꧀ꦗꦂꦲꦂꦗ) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Banjarharja terletak di sebelah barat Kabupaten Brebes. Jarak Kecamatan Banjarharja dari Ibu kota Kabupaten Brebes adalah 47 kilometer melalui Sengon. Luas wilayah Kecamatan Banjarharja adalah 162,12 km² dan jumlah penduduknya adalah 121.360 Jiwa (Laki-laki 60.708 Jiwa dan Perempuan 60.652 Jiwa).[2] Kecamatan Banjarharja terdiri dari 25 Desa/Kelurahan, 59 Dukuh, 118 RW dan 549 RT. Pusat pemerintahannya berada di Desa Banjarharja
Geografi
Secara astronomi, Kecamatan Banjarharjo terletak antara 06°55’49” LS sampai 07°07’20” LS, dan 108°45’30” BT sampai 108°51’38” BT. Kecamatan Banjarharjo terletak di bagian tenggara wilayah Kabupaten Brebes, dengan ketinggian antara 22-1200 meter di atas permukaan air laut (Mdpl). Luas wilayah Kecamatan Banjarharjo adalah 16211,54 Ha. Desa yang memiliki luas wilayah terbesar adalah Desa Penanggapan yaitu seluas 1964,92 Ha. Desa yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Desa Ciawi yaitu seluas 158,67 Ha.
Topografi
Wilayah bagian utara kecamatan ini merupakan dataran rendah pantai utara jawa dan perbukitan bergelombang dibagian tengah. Sedangkan dibagian selatan merupakan daerah pegunungan yang masih dalam lajur Pegunungan Pojoktiga - Lio - Kumbang. Titik tertinggi Kecamatan Banjarharjo terletak di Gunung Kumbang (1.211 m) yang berada diperbatasan Desa Sindangheula dengan Kecamatan Ketanggungan dan Kecamatan Salem. Selain Gunung Kumbang, sejumlah gunung dan bukit yang ada di Kecamatan Banjarharjo antara lain Gunung Lemahlaki (858 m), Gunung Puncakpayung (842 m), Gunung Gora (739 m), Bukit Canggah (348 m) dan Bukit Colom (224m). Sedangkan sungai utama diwilayah Kecamatan Banjarharjo adalah Sungai Kebuyutan, Sungai Cicaruy, Sungai Ciblandongan dan Sungai Cibuniwangi.
Iklim dan Geologi
Kecamatan Banjarharjo yang beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu udara pada siang hari berkisar antara 25 - 33 derajat Celcius. Curah hujan maksimum sebesar 2945 mm/th dan curah hujan minimum 2240 mm/th. Secara geologi wilayah Kecamatan Banjarharjo tersusun atas enam formasi batuan. Diutara adalah Formasi Endapan Aluvium terdiri atas endapan kerikil, pasir dan lempung berwarna abu-abu sepanjang dataran banjir sungai-sungai besar, dan endapan lempung berbau busuk berwarna hitam di daerah berawa. Bagian tengah umumnya tersusun atas napal dan turbidit masing-masing dari Formasi Halang dan Pemali. Sedangkan dibagian selatan adalah Formasi Kumbang yang terdiri dari breksi.
Sebagian besar masyarakat kecamatan Banjarharja dalam kesehariannya bertutur menggunakan bahasa Sunda dengan kekhasan dialek mereka sendiri. Bahasa Sunda sudah digunakan di wilayah ini sejak dahulu.
Bendungan Malahayu, Objek wisata ini berada di Desa Malahayu. Bendungan Waduk Malahayu merupakan salah satu objek wisata yang diminati masyarakat luar kota karena keindahannya dan memiliki kerajinan yang khas seperti keramik, gerabah dan tembikar.[3]
Bukit Dadablangan, Objek wisata ini berada di Desa Malahayu tak jauh dari Waduk Malahayu. Wisata Bukit Dadablangan merupakan objek wisata baru yang menyajikan pemandangan luasnya Waduk Malahayu dari ketinggian.
Curug Tonjong, Objek wisata ini berada di Desa Sindangheula. Curug Tonjong memiliki ketinggian sekitar 15 meter dan berada di aliran Sungai Cilimus. Lokasinya terletak di lereng Pegunungan Kumbang yang masih dikerumuni pepohonan.[4]
Wisata Alam Pangebonan Bandungsari, Objek wisata ini berada di Desa Bandungsari. Wisata Alam Pangebonan Bandungsari menyajikan wisata alam berupa aliran sungai berbatu dengan air yang jernih dan masih sangat alami. Di aliran sungai ini juga terdapat dua air terjun dengan ketinggian sekitar 6 meter.
Wisata Bukit Bintang Pasir Gibug, Objek wisata ini berada di Desa Penanggapan. Wisata Bukit Bintang Pasir Gibug merupakan objek wisata baru yang menyajikan pemandangan berada dibawah kaki bukit gunung Lio.