Azab dan Sengsara adalah sebuah novel tahun 1920 yang ditulis oleh Merari Siregar dan diterbitkan oleh Balai Pustaka, penerbit besar di Indonesia kala itu. Novel ini mengisahkan sepasang kekasih, Aminuddin dan Mariamin, yang tidak dibolehkan menikah dan menderita. Novel ini dianggap sebagai novel modern Hindia Belanda pertama yang ditulis dalam bahasa Melayu pra-Indonesia.[1][2] Namun, antologi sastra pra-Indonesia yang disunting oleh Pramoedya Ananta Toer menunjukkan bahwa F.D.J Pangemanann telah menerbitkan novel berjudul Tjerita Si Tjonat, lebih awal, tahun 1900, dalam bahasa Melayu pra-Indonesia; sebuah novel modern periode Hindia Belanda yang mengisahkan kebangkitan dan kejatuhan seorang bandit bernama Tjonat.
Azab dan Sengsara ditulis oleh Merari Siregar untuk "menunjukkan adat dan kebiasaan yang kurang baik dan sempurna di tengah-tengah bangsaku [Batak], lebih-lebih di antara orang berlaki-laki."[4] Novel ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi penulis, lalu dimodifikasi supaya lebih jelas.[4] Novel ini diduga ditulis atau disunting agar memenuhi standar editorial Balai Pustaka.[5]
Lihat pula
Referensi
- Catatan kaki
- Daftar pustaka