Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tanggal 3 Oktober 1988 dengan nama PT Suryaraya Cakrawala. Pada bulan Agustus 1989, nama perusahaan ini diubah menjadi PT Astra Agro Niaga. Pada tahun 1990, Astra mengembangkan kebun teh seluas 1.035 hektar dan kebun kakao seluas 952 hektar di Jawa Tengah. Pada tahun 1992, Astra menggabungkan Gunung Huma Grup ke dalam perusahaan ini. Pada tahun yang sama, perusahaan ini meluncurkan minyak goreng cap “Sendok”. Pada tanggal 30 Juni 1997, PT Suryaraya Bahtera digabung ke dalam perusahaan ini, dan nama perusahaan inipun diubah menjadi seperti sekarang. Pada tanggal 9 Desember 1997, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada saat itu, perusahaan ini telah mengelola kebun kelapa sawit seluas 164.019 hektar.
Pada tahun 2004, perusahaan ini mendivestasi kebun kakao, teh, dan karetnya, agar dapat lebih fokus pada kebun kelapa sawit. Pada tahun 2008, perusahaan ini mulai mengoperasikan unit pemrosesan benih di Kalimantan Tengah untuk melakukan pengecambahan biji segar dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Pada tahun 2009, untuk pertama kalinya, perusahaan ini berhasil memproduksi lebih dari 1 juta ton minyak kelapa sawit. Pada tahun 2010, perusahaan ini mulai mengoperasikan sebuah pusat riset di Kalimantan Tengah. Pada tahun 2011, perusahaan ini mulai menanam bibit induk kelapa sawit asal Kamerun. Pada tanggal 30 Agustus 2013, bersama KL-Kepong Plantation Holding Sdn, Bhd. asal Malaysia, perusahaan ini membentuk sebuah perusahaan patungan bernama ASTRA - KLK Pte. Ltd. di Singapura untuk berbisnis di bidang perdagangan kelapa sawit.
Pada bulan Januari 2014, melalui PT Tanjung Sarana Lestari, perusahaan ini mulai mengoperasikan sebuah pabrik pengolahan minyak sawit di Mamuju Utara, Sulawesi Barat. Pabrik tersebut dapat memproduksi hingga 2.000 ton minyak sawit mentah per hari, serta menghasilkan RBDPO, olein, stearin, dan PFAD, untuk memenuhi permintaan dari Tiongkok, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan. Pada bulan Januari 2015, perusahaan ini membeli 50% saham sebuah pabrik pengolahan minyak sawit di Dumai, Riau yang dimiliki oleh KL-Kepong Plantation Holdings Sdn, Bhd. dengan kapasitas pengolahan mencapai 2.000 ton minyak sawit mentah per hari.
Agrovaria, media terbitan produksi PT Astra Agro Lestari Tbk dianugerahi penghargaan di acara The 13th Indonesia Inhouse Magazine Awards (InMA) 2024 kategori media cetak perusahaan swasta nasional. Penghargaan tersebut diserahkan pada Selasa, 30 April 2024 di Jakarta.[5]
Anak usaha
Berikut anak usaha dari Astra Agro Lestari hingga akhir tahun 2020:
Kelapa sawit
PT Sari Lembah Subur
PT Eka Dura Indonesia
PT Tunggal Perkasa Plantations
PT Sawit Asahan Indah
PT Kimia Tirta Utama
PT Perkebunan Lembah Bhakti
PT Karya Tanah Subur
PT Sari Aditya Loka
PT Letawa
PT Suryaraya Lestari
PT Pasangkayu
PT Mamuang
PT Bhadra Sukses
PT Lestari Tani Teladan
PT Agro Nusa Abadi
PT Sawit Jaya Abadi
PT Cipta Agro Nusantara
PT Rimbunan Alam Sentosa
PT Gunung Sejahtera Dua Indah
PT Gunung Sejahtera Puti Pesona
PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi
PT Suryaindah Nusantarapagi
PT Agro Menara Rachmat
PT Bhadra Cemerlang
PT Nirmala Agro Lestari
PT Gunung Sejahtera Yoli Makmur
PT Persadabina Nusantaraabadi
PT Gunung Sejahtera Raman Permai
PT Karyanusa Ekadaya
PT Waru Kaltim Plantation
PT Sumber Kharisma Persada
PT Sukses Tani Nusasubur
PT Borneo Indah Marjaya
PT Palma Plantasindo
PT Cipta Narada Lestari
PT Subur Abadi Plantations
PT Subur Agro Makmur
PT Persada Dinamika Lestari
PT Cakradenta Agung Pertiwi
PT Cakung Permata Nusa
PT Tri Buana Mas
Penyulingan Minyak
PT Tanjung Sarana Lestari
PT Tanjung Bina Lestari
Karet
PT Pandji Waringin
PT Mitra Barito Gemilang
Lainnya
PT Eka Dura Perdana
Referensi
^"Dewan Direksi". PT Astra Agro Lestari Tbk. Diakses tanggal 24 November 2021.
^"Dewan Komisaris". PT Astra Agro Lestari Tbk. Diakses tanggal 24 November 2021.