Rimbaud lahir dari keluarga kelas menengah di Charleville (kini bagian Charleville-Mézières) di départementArdennes, Prancis timur laut. Dia adalah anak kedua dari Kapt. Frédéric dan Vitalie Cuif. Sebagai bocah, dia adalah anak yang gelisah namun cemerlang. Pada usia 15 tahun, ia telah memenangkan banyak hadiah dan mengarang syair dan dialog asli dalam bahasa Latin. Pada 1870, gurunya Georges Izambard menjadi penasihat sastra Rimbaud dan syair aslinya mulai berkembang cepat.
Ia sering kabur dari rumah dan dalam masa yang singkat bergabung dengan Komune Paris 1871, di mana hal itu ia potret dalam syairnya L'orgie parisienne (ou : Paris se repeuple). Ia barangkali telah dicabuli oleh prajurit Communard yang mabuk (seperti sajaknya Le cœur supplicié (Hati yang Teraniaya) barangkali mengesankan). Dari waktu itu ia menjadi seorang anarkis, mulai minum minuman keras dan menghibur diri dengan mengejutkan orang-orang kaya setempat dengan pakaiannya yang compang-camping dan rambut yang gondrong. Di saat yang sama ia menulis pada Izambard dan Paul Demeny mengenai metodenya mendapatkan transendensi puisi atau kekuatan visioner melalui "penyakit jiwa yang lama, mengintimidasi, parah, dan rasional dari semua indra" ("Les lettres du Voyant").
Ia kembali ke Paris pada akhir September 1871[11] atas undangan penyair simbolis termasyhur Paul Verlaine[12] (setelah Rimbaud mengiriminya sebuah surat yang mengandung beberapa contoh karyanya) dan tinggal sementara di rumah Verlaine. Verlaine, yang sudah menikah, jatuh hati dengan remaja bermata biru, jangkung (5 kaki 10 in), dan berambut coklat muda. Mereka menjadi pasangan dan menjalani kehidupan liar dan mirip pengembara yang dibumbui oleh absinthe dan hashish.[13]
Kisah cinta Rimbaud dan Verlaine yang berliku membawa mereka ke London pada September 1872,[14] Verlaine meninggalkan istri dan puteranya yang masih bayi (mereka berdua pernah disakiti bila Verlaine di bawah pengaruh minuman keras).
Pada Juli 1873, Rimbaud berniat diri bepergian ke Paris dengan atau tanpa Verlaine. Di bawah pengaruh minuman keras, Verlaine menembaknya, salah satu dari 2 tembakan itu mengenai pergelangan tangan kiri remaja 18 tahun itu[15] Rimbaud menganggap luka itu dangkal dan awalnya tidak menuntut Verlaine. Setelah kejadian ini, Verlaine dan ibunya menemani Rimbaud ke stasiun KA Brusel di mana Verlaine "bertingkah seperti Orang gila", yang membuat Rimbaud "takut kalau ia bertindak di luar batas",[16] sehingga ia berbalik dan melarikan diri. Dalam kata-katanya, "saat itulah saya (Rimbaud) meminta seorang perwira polisi untuk menahannya (Verlaine)."[16] Verlaine ditangkap dan didakwa atas pelecehan ujian medikolegal,[17] termasuk hubungannya yang erat dengan kekasih-kekasihnya dan dakwaan isteri Verlaine mengenai sifat hubungan mereka. Rimbaud akhirnya menarik keluhannya, tetapi hakim menjatuhi hukuman 2 tahun penjara pada Verlaine.[18]
Rimbaud pulang kampung ke Charleville dan menyelesaikan prosa Une Saison en Enfer (Semusim di Neraka), banyak dianggap sebagai salah satu contoh pioner penulisan simbolis modern dan penggambaran kehidupan "drôle de ménage" (hubungan yang berantakan) dengan Verlaine, "pitoyable frère" ("saudara yang pantas disayangi") dan "vierge folle" ("perawan gila") yang padanya ia memposisikan diri sebagai "l'époux infernal" ("pasangan infernal"). Pada 1874 ia kembali ke London dengan penyair Germain Nouveau[19] dan mengummpulkan puisi Illuminations, termasuk salah satu dari 2 orang yang pernah berbuat demikian pertama kali dalam sajak bebas.
Kehidupan akhir (1875-1891)
Rimbaud dan Verlaine bertemu untuk yang terakhir kali pada Maret 1875, di Stuttgart, Jerman, setelah bebasnya Verlaine dari penjara dan masuknya ia ke agama Katolik.[20] Saat itu Rimbaud menyelesaikan penulisan dan memutuskan hidup yang kokoh dan bekerja; beberapa pihak berspekulasi bahwa ia terpancing dengan kehidupan liarnya pada masa lalu, sedangkan yang lainnya mengatakan ia tampaknya menjadi kaya dan bebas untuk hidup sehari sebagai penyair dan penulis surat yang periang. Ia terus bepergian ke seantero Eropa, sebagian besar jalan kaki.
Pada Mei 1876 ia mendaftar sebagai serdaduKNIL[21] untuk berjalan bebas biaya ke Jawa (Hindia Belanda, kini Indonesia) di mana ia melakukan desertir dan kembali ke Prancis dengan kapal.[22] Di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga terdapat piagam marmer yang menyatakan bahwa Rimbaud pernah tinggal di kota ini.
Pada Desember 1878, Rimbaud tiba di Larnaca, Siprus, di mana ia bekerja di perusahaan konstruksi sebagai mandor di penambangan batu.[23] Pada Mei tahun berikutnya ia harus meninggalkan Siprus karena penyakit, yang pada saat kembali ke Prancis ia didiagnosis menderita tifus. Pada 1880 Rimbaud akhirnya tinggal di Aden sebagai pekerja utama di kantor Bardey.[24] Ia memiliki beberapa kekasih dari wanita setempat dan selama beberapa waktu ia tinggal dengan seorang wanita Ethiopia. Pada 1884 ia menghentikan pekerjaan di Bardey dan menjadi pedagang di Harar, Ethiopia.
Rimbaud lalu menderita sinovitis lutut kanan dan kemudian kanker di lutut kananannya dan keadaan kesehatannya memaksanya meninggalkan Prancis pada 9 Mei 1891.[25] Rimbaud dirujuk ke RS di Marseille dan kakinya diamputasi pada 27 Mei.[26] Setelah tinggal dalam masa yang singkat di rumah keluarganya ia mencoba kembali ke Afrika, tetapi di tengah jalan keadaannya menjadi lebih buruk dan ia dirujuk ke RS yang sama di Marseille di mana pembedahan dilaksanakan, dan selama beberapa saat menderita sakit yang luar biasa, ditemani oleh saudarinya Isabelle. Rimbaud meninggal di Marseille pada 10 November 1891, pada usia 37, dan jasadnya dimakamkan di Charleville.[27]
Daftar karya
Puisi
Sepanjang hidupnya, Rimbaud telah menghasilkan sekitar 11 puisi, antara lain:
Les Étrennes des orphelins (1869).
Première soirée (1870).
Le rêve de Bismarck (1870).
Le Dormeur du val (The Sleeper in the Valley ) (1870).
Voyelles (1871 utawa 1872).
Le Bateau ivre, Voyelles, Oraison du soir, Les assis, Les effarés, Les chercheuses de poux (1870–1872).
Damono, Sapardi Djoko; Pamusuk, Eneste (1983). Kesusastraan Indonesia Modern (Beberapa Catatan Kumpulan Karangan). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN978-602-03-3954-2.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Djokosujanto, Apsanti, dkk (2020). Pengarang Prancis Sepanjang Masa Abad XV–XXI. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ISBN978-602-4339-92-0.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Dorleans, Bernard (2006). Orang Indonesia dan Orang Prancis: Dari Abad XVI Sampai dengan Abad XX. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN978-602-4245-68-9.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Hollier, Denis (1998). A New History of French Literature. Cambridge: Harvard University Press. ISBN978-067-4254-61-9.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Ishaaq, Luthfi Hasan (2019). Hari-Hari di Sukamiskin: Kumpulan Catatan Renungan Kala Diri Berjarak dengan Kemerdekaan (2). Surakarta: Era Adicitra Intermedia. ISBN978-623-7493-63-1.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
James, Jamie (2011). Rimbaud in Java: The Lost Voyage. Telok Ayer Street: Toppan Security Printing Pte Ltd. ISBN978-981-4260-82-4.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Kurnia, Anton (2019). Ensiklopedia Sastra Dunia. Bantul: Diva Press. ISBN978-602-3916-62-7.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Matanasi, Petrik (2007). Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL): Bom Waktu Tinggalan Belanda. Yogyakarta: Media Pressindo. ISBN978-979-2222-30-2.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Miller, Henry (1962). The Time of the Assassins: A Study of Rimbaud. New York: New Directions Publishing. ISBN978-081-1201-15-5.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Prakosa, Abel Jatayu (2017). Diskriminasi Rasial di Kota Kolonial: Salatiga 1917-1942. Semarang: Sinar Hidoep. ISBN978-602-6196-60-6.
Rampan, Korrie Layun (1997). Wanita Penyair Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. ISBN978-979-6660-44-5.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Rimbaud, Arthur (2020). Semusim di Neraka. Yogyakarta: Penerbit Jualan Buku Sastra. ISBN978-623-9216-58-0.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Robb, Graham (2001). Rimbaud. London: Pan Macmillan. ISBN978-033-0488-03-7.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Rocher, Jean; Santosa, Iwan (2013). Sejarah Kecil Indonesia-Prancis 1800–2000 (Petite Histoire de L'Indonesie et du Francais). Jakarta: Kompas. ISBN978-979-7097-67-7.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Rocher, Jean; Santosa, Iwan (2016). KNIL: Perang Kolonial di Nusantara dalam Catatan Prancis. Jakarta: Kompas. ISBN978-602-4120-60-3.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Rosidi, Ajip (2010). Mengenang Hidup Orang Lain: Sejumlah Obituari. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN978-979-9102-22-5.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Supangkat, Eddy (2012). Salatiga: Sketsa Kota Lama. Salatiga: Griya Media. ISBN978-979-7290-68-9.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Supangkat, Eddy (2019). Gedung-Gedung Tua yang Melewati Lorong Waktu Salatiga. Salatiga: Griya Media. ISBN978-623-7528-00-5.
Supangkat, Eddy (2020). Ensiklopedia Salatiga. Salatiga: Griya Media. ISBN978-623-7528-43-2.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Sylado, Remy (2014). Perempuan Bernama Arjuna 2: Sinologi dalam Fiksi. Bandung: Nuansa Cendekia. ISBN978-602-3503-76-6.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Aiyub, Azhari (2018). Kura-Kura Berjanggut. Yogyakarta: Penerbit Banana. ISBN978-979-1079-64-8.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Triwikromo, Triyanto (2009). Ular di Mangkuk Nabi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN978-979-2247-42-8.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Bacaan lanjut
Œuvres complètes, correspondance, d'Arthur Rimbaud de Louis Forestier - Éd. Robert Laffont, collection Bouquins - 1998, 607 pages ;
Un ardennais nommé Rimbaud de Yann Hureaux - Éd. La Nuée Bleu / L'Ardennais - 217 pages ;
Arthur Rimbaud, de Jean-Luc Steinmetz - Éd. Tallandier - 486 pages ;
Rimbaud Ailleurs, photographies contemporaines et entretiens de Jean-Hugues Berrou, textes et documents anciens de Jean-Jacques Lefrère et Pierre Leroy, avec la collaboration de Maurice Culot - Éd. Fayard - 303 halaman.
Arthur Rimbaud 'Déposition de Rimbaud devant le juge d'instruction (12 July 1873)'.
Félicien Champsaur, Dinah Samuel (1882), sebuah roman à clé konon di mana Rimbaud dikarikaturkan.
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Arthur Rimbaud.