Aromaterapi adalah praktik pengobatan alternatif dan ilmu semu yang didasarkan pada penggunaan bahan aromatik, termasuk minyak esensial, dan senyawa aroma lainnya, terapi ini diklaim mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis atau fisik.[1] Aromaterami biasanya ditawarkan sebagai terapi komplementer (bersamaan/pelengkap pengobatan medis) atau sebagai bentuk pengobatan alternatif (menggantikan pengobatan medis sepenuhnya).[2][3]
Aromaterapis adalah sebutan bagi orang yang berkecimpung dalam praktik pengobatan aromaterapi, mereka biasanya memanfaatkan campuran minyak esensial terapeutik yang dapat digunakan sebagai aplikasi topikal, pijat, inhalasi, atau perendaman air. Tidak ada bukti medis yang jelas bahwa aromaterapi dapat mencegah, mengobati, atau menyembuhkan penyakit apa pun.[4] Uji coba terkontrol plasebo sulit dirancang, karena inti aromaterapi hanyalah berupa aroma. Ada sejumlah bukti yang masih diperdebatkan bahwa aromaterapi mungkin efektif dalam memerangi mual dan muntah pasca operasi.[5][6]
Sejarah
Penggunaan minyak esensial untuk tujuan terapeutik, spiritual, higienis, dan ritual telah dijumpai sejak peradaban kuno di Tiongkok, India, Mesir, Yunani, dan Romawi, yang menggunakannya dalam kosmetik, parfum, dan obat-obatan.[7] Minyak esensial digunakan untuk kesenangan estetika dan dalam industri kecantikan. Bahkan sering menjadi barang mewah dan alat pembayaran. Diyakini bahwa minyak esensial meningkatkan umur simpan anggur dan meningkatkan rasa makanan.[8]
Minyak esensial dijelaskan oleh Dioscorides dalam bukunya, De Materia Medica yang ditulis pada abad pertama. Buku ini juga menjelaskan kepercayaan pada saat itu tentang sifat penyembuhan minyak esensial.[9] Minyak atsiri sulingan telah digunakan sebagai obat sejak abad kesebelas,[10] ketika Ibnu Sina mengisolasi minyak atsiri menggunakan distilasi uap.[11]
Di era pengobatan modern, pengobatan ini pertama kali beredar di media cetak pada tahun 1937 dalam sebuah buku Prancis berjudul: Aromathérapie: Les Huiles Essentielles, Hormones Végétales yang ditulis René-Maurice Gattefossé, seorang ahli kimia. Sebuah versi bahasa Inggris diterbitkan pada tahun 1993.[12] Pada tahun 1910, tangan Gattefossé mengalami luka bakar sangat parah dan dia kemudian mengklaim bahwa dia mengobatinya secara efektif dengan minyak lavender.[13]
Seorang ahli bedah Prancis, Jean Valnet [fr], mempelopori penggunaan minyak esensial sebagai obat, yang ia gunakan sebagai antiseptik dalam perawatan tentara yang terluka selama Perang Dunia II.[14]
Referensi
^"Aromatherapy". Better Health Channel. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-27. Diakses tanggal 2014-08-14.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)