Armenia-Indonesia adalah orang Armenia yang pernah hidup di Hindia Belanda atau keturunannya yang masih hidup di Indonesia.
Banyak pedagang Armenia dari Amsterdam merantau ke Hindia Belanda mulai tahun 1800-an dan mendirikan perusahaan serta perkebunan. Mereka terutama menetap di Jawa. Selain itu banyak pula orang-orang Armenia dari Persia merantau ke Hindia dan dengan ini membuat sebuah komunitas Armenia di pulau Jawa.
Pada tahun 1808, komunitas ini mulai bertambah besar dan George Manook (Gevork Manuch Merchell) beserta kawan-kawannya mendapatkan uang sebesar 25.000 gulden dari pemerintahan Hindia Belanda untuk medirikan sekolah-sekolah dan gereja. Pada tahun 1852 Haileian Miabanse Thioen mendirikan panti asuhan dan gereja untuk anak-anak Armenia di Batavia.
Pada tanggal 6 Januari 1880, komunitas Armenia secara resmi diakui sebagai rechtspersoon dan merupakan anggota dari kelompok Europeanen atau bangsa Eropa. Gereja komunitas Armenia di Batavia terletak di Gang Scott sebelah barat daya Koningsplein atau sekarang disebut dengan nama Medan Merdeka.
Kebanyakan komunitas Armenia telah meninggalkan Indonesia selepas masa Kemerdekaan,namun diperkirakan kurang dari seratus jiwa masih menetap,terutama di Jawa.Hal ini bisa dilihat dari sejumlah keluarga yang menggunakan nama-nama belakang seperti Manook dan Galistan.[1]