Prof. Ari juga aktif mengikuti pelatihan di dalam maupun luar negeri, diantaranya adalah Gastrointestinal Motility Course di National University Hospital, Singapura pada tahun 2017. Selain itu, Prof. Ari juga merupakan Visiting Physician Departement of Gastroenterology, Jichi HospitalJepang.
Selain aktif sebagai staf pengajar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Prof. Ari juga aktif dalam organisasi profesi, diantaranya adalah menjadi Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PB PEGI) tahun 2016 hingga sekarang dan menjadi ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Cabang Jakarta Raya (PAPDI JAYA) pada tahun 2012-2018.[2][3] Prof. Ari juga merupakan anggota dari Fellow of American College of Physician pada tahun 2011 hingga sekarang.
Prof. Ari aktif menjadi pembicara pada pertemuan ilmiah tingkat nasional dan internasional diantaranya adalah Annual Meeting of the Korean College of Helicobacter and Upper Gastrointestinal Research & The 16th Japan-Korea Joint Symposium on Helicobacter Research (Busan, Korea 2019), The 10th International Gastrointestinal Consensus Symposium (IGICS), (Nagoya Congress Cente, Japan, 2018), Emirates Gastroenterology & Hepatology Society (EGHS) – World Gastroenterology Organisation (WGO) (Abu Dhabi, United Arab Emirates, 2016), Asian Pacific Digestive Week 2016 (APDW) (Kobe Convention Complex, Japan, 2016), dan berbagai seminar internasional lainnya.
Prof. Ari dalam memajukan bidang Pendidikan Kedokteran di Indonesia, juga tidak pernah ragu untuk menjadi penggagas kerjasama internasional antara FKUI dengan Institusi Kedokteran lain dari berbagai negara. Ia percaya bahwa kolaborasi menjadi kunci untuk kemajuan Ilmu Kedokteran dalam bidang Pendidikan, Pelayanan Kesehatan, maupun Penelitian. Terakhir, ia terpilih menjadi Ketua dari ASEAN Medical Dean Network 2018 – 2020; sebuah organisasi institusi kedokteran terkemuka dari masing-masing negara di Kawasan Asia Tenggara. Prof Ari juga pernah dipercaya menjadi Regional Ambasador for South East Asia pada AAHCI tahun 2018-2023 yang berkantor pusat di Washington DC.
Pada tahun 2018, Prof. Ari dilantik menjadi Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI dengan pidato pengukuhan berjudul: Masa Depan Penelitian Kedokteran di Era Disrupsi dan Kedokteran Presisi: Penelitian Bakteri Helicobacter pylori di Indonesia Sebagai Model.[4]
Publikasi Karya Ilmiah
Sebagai dedikasinya untuk kemajuan perkembangan ilmu kesehatan di Indonesia, Prof Ari aktif menulis berbagai buku dan publikasi jurnal. Prof. Ari merupakan anggota penyusun dan editor Konsensus Penatalaksanaan Irritable Bowel Syndrome (IBS) di Indonesia, Konsensus Nasional Irritable Bowel Syndrome (IBD) di Indonesia, dan Konsensus Nasional Penatalaksanaan Dispepsia dan Infeksi Helicobacter pyori. Selain itu Prof. Ari juga merupakan penulis Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam dan Buku Ajar Gastroenterologi.
Kemampuan Prof. Ari dalam menulis artikel ilmiah sudah tidak perlu diragukan lagi. Prof. Ari memiliki H-index SCOPUS sebesar 22 dengan 129 Artikel pada SCOPUS pada Agustus 2024 dan mendapatkan penghargaan sebagai 10 besar staf pengajar UI dengan karya tulisan terbanyak di Science dan technology Index (SINTA) Kemenristekdikti].[5] Bidang peminatan penelitian Prof Ari adalah mengenai H. pylori, functional gastrointestinal disease, dan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
Anti-Hoaks Kesehatan
Sebagai seorang dokter, Prof. Ari juga sangat peduli terhadap informasi kesehatan yang beredar di masyarakat. Oleh karena itu, Prof. Ari aktif menjadi narasumber kesehatan di berbagai stasiun televisi nasional, aktif menulis di website dokterari.com dan Kompasiana. Selain itu, Prof. Ari juga meluncurkan aplikasi “Apa Kata Dokter” pada tahun 2018 yang berisi informasi-informasi tentang kesehatan yang terpercaya untuk mengatasi hoax yang beredar di masyarakat.[6] Sebagai bentuk kepeduliannya kepada masyarakat, Prof. Ari juga telah terjun sebagai relawan di tsunami Aceh, gempa Jogja, banjir besar Jakarta, gempa Jawa Barat, dan gempa Sumatera Barat.[7]
Keluarga
Prof. Ari merupakan suami dari drg. Seri Fahrial. Ia dikaruniai tiga orang anak, yakni Fahresa Hilmy, Fajar Fikri, dan Akira Rahmat.