Dalam gambar gerak, antarjudul (intertitle), kartu judul (title card) atau telop adalah teks cetak yang disisipkan di tengah (yaitu antar-) adegan pada titik-titik tertentu, biasanya berisi dialog tokoh ("antarjudul dialog") atau bahan narasi deskriptif yang terkait dengan foto tetapi tidak dicakup olehnya ("antarjudul eksposisi").[1]
Antarjudul, yang waktu itu masih disebut "judul", adalah fitur utama film bisu setelah durasi dan rincian alur film semakin rumit sehingga memerlukan dialog dan/atau narasi agar penonton bisa memahami lakon atau adegan yang ditampilkan. Antarjudul tercatat pertama muncul dalam film Britania Raya Scrooge, or, Marley's Ghost (1901).[2]Academy Awards ke-1 tahun 1929 memiliki kategori penghargaan untuk "Best Title Writing" yang dimenangkan Joseph Farnham tanpa disebutkan filmnya. Kategori ini langsung dihentikan karena antarjudul semakin jarang dipakai pasca munculnya "film suara".[3]
Dalam film modern, antarjudul dipakai untuk membantu epigraf seperti puisi dan membedakan sejumlah "aksi" film atau produksi multimedia. Akan tetapi, antarjudul sering dipakai sebagai epilog drama bersejarah untuk menjelaskan apa yang dialami para tokoh dan peristiwa setelah seluruh rangkaian cerita berakhir.
Pengembangan runut bunyi (soundtrack) perlahan menghapus kegunaan antarjudul sebagai alat narasi (sering dipakai untuk menyampaikan narasi, bukan dialog, sampai tahun 1930-an), namun masih digunakan sekali-kali sebagai fitur penghias. Misalnya, antarjudul dipakai sebagai gimik di film Frasier. Drama BBC Threads memakai antarjudul untuk memberitahukan lokasi, tanggal, dan informasi mengenai segala peristiwa di luar Sheffield. Law & Order memakai antarjudul untuk memberitahu lokasi adegan selanjutnya. Guy Maddin adalah pembuat film modern yang dikenal karena mengangkat kembali gaya-gaya film lama serta menggunakan antarjudul seperlunya. Sejumlah acara buatan lokal seperti acara permainan kuis memakai antarjudul yang dianimasikan untuk membuka putaran selanjutnya.