Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Alodia

Alodia

Abad ke-6–ca 1500
Perkiraan wilayah Alodia pada abad ke-10
Perkiraan wilayah Alodia pada abad ke-10
Ibu kotaSoba
Bahasa yang umum digunakanNubia
Yunani (liturgi)
lainnya[a]
Agama
Kristen Ortodoks Koptik
PemerintahanMonarki
Era SejarahAbad Pertengahan
• Pertama kali disebutkan
Abad ke-6
• Dihancurkan
ca 1500
Didahului oleh
Digantikan oleh
krjKerajaan
Kush
kslKesultanan
Funj
krjKerajaan
Fazughli
krjKerajaan
al-Abwab
Sekarang bagian dari Sudan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Alodia, juga dikenal dengan nama Alwah (Yunani: Aρογα, Aroua; bahasa Arab: علوة, 'Alwah) adalah sebuah kerajaan Nubia pada abad pertengahan yang terletak di wilayah yang kini merupakan bagian dari Sudan tengah dan selatan. Ibu kotanya adalah Soba yang berada di dekat kota Khartoum modern di tempat bertemunya Sungai Nil Biru dengan Nil Putih.

Alodia pertama kali disebutkan dalam catatan sejarah pada tahun 569. Kerajaan ini masuk Kristen pada tahun 580, dan merupakan kerajaan Nubia terakhir yang melakukan hal tersebut setelah Nobadia dan Makuria. Kerajaan ini mungkin mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-9 hingga ke-12. Kerajaan ini berhasil melampaui tetangganya di utara, Makuria, baik secara ekonomi maupun militer. Kota Soba juga berkembang menjadi pusat perdagangan, dan barang-barang berdatangan dari Makuria, Timur Tengah, Afrika Barat, India, dan bahkan Tiongkok.

Semenjak abad ke-12 (dan khususnya dari abad ke-13), Alodia mengalami kemunduran, kemungkinan akibat serangan-serangan dari selatan, bencana kekeringan, dan berpindahnya jalur dagang. Pada abad ke-14, negara ini mungkin terserang wabah pes, sementara suku-suku Arab mulai bermigrasi ke lembah Nil Hulu. Pada tahun 1500, Soba sudah jatuh ke tangan puak Arab atau Funj. Peristiwa ini mungkin mengakhiri riwayat Alodia, walaupun beberapa tradisi lisan di Sudan mengklaim bahwa kerajaan ini masih bertahan dalam bentuk Kerajaan Fazughli di wilayah perbatasan Etiopia-Sudan. Setelah kehancuran Soba, puak Funj mendirikan Kesultanan Sennar yang memulai periode Islamisasi dan Arabisasi.

Sumber

Peninggalan tiang gereja "Gundukan C" di Soba

Alodia merupakan kerajaan Nubia abad pertengahan yang paling jarang dipelajari,[3] sehingga bukti-bukti yang ada mengenai riwayat sejarah kerajaan ini sangat sedikit.[4] Kebanyakan keterangan sejarah yang ada saat ini diperoleh dari segelintir tulisan dari sejarawan Arab pada abad pertengahan. Yang paling penting adalah karya ahli geografi Islam ay-Yaqubi (abad ke-9), Ibnu Hauqal dan al-Aswani (abad ke-10), serta tokoh Koptik Abu al-Makarim[5] (abad ke-12).[6] Riwayat mengenai penyebaran agama Kristen di kerajaan ini pada abad ke-6 dicatat oleh uskup Yohanes dari Efesus.[7] Sumber-sumber dari Sudan pasca abad pertengahan membahas tentang keruntuhannya.[8][9] Al-Aswani menegaskan bahwa ia pernah berhubungan dengan sejarawan Nubia yang "banyak tahu tentang negara Alwa",[10] tetapi masih belum ada karya historiografi Nubia abad pertengahan yang telah ditemukan.[11]

Walaupun ada banyak situs Alodia yang telah ditemukan,[12] hanya ibu kotanya, Soba, yang telah digali oleh arkeolog.[13] Sebagian dari situs tersebut diekskavasi pada dasawarsa 1950-an, dan penggalian kemudian berlanjut pada dasawarsa 1980-an dan 1990-an. Luasnya diperkirakan sebesar 2,75 km², dan di situs tersebut terdapat sejumlah gundukan puing bata yang pernah menjadi bagian dari bangunan besar.[14] Bangunan-bangunan yang telah ditemukan sejauh ini meliputi beberapa gereja, sebuah istana, kuburan, dan beberapa temuan kecil.[15]

Referensi

Catatan

  1. ^ Bahasa-bahasa Kordofan; berbagai bahasa Sudan Timur yang dituturkan di Lembah Nil Biru Hulu (contohnya Berta); Arab, Beja;[1] dan Tigre[2]

Rujukan

  1. ^ Zarroug 1991, hlm. 89–90.
  2. ^ Zaborski 2003, hlm. 471.
  3. ^ Welsby 2014, hlm. 183.
  4. ^ Welsby 2014, hlm. 197.
  5. ^ Werner 2013, hlm. 93.
  6. ^ Zarroug 1991, hlm. 15–23.
  7. ^ Zarroug 1991, hlm. 12–15.
  8. ^ Welsby 2002, hlm. 255.
  9. ^ Vantini 2006, hlm. 487–491.
  10. ^ Zarroug 1991, hlm. 19–20.
  11. ^ Welsby 2002, hlm. 9.
  12. ^ Zarroug 1991, hlm. 58–70.
  13. ^ Werner 2013, hlm. 25.
  14. ^ Edwards 2004, hlm. 221.
  15. ^ Werner 2013, hlm. 161–164.

Daftar pustaka

15°31′26″N 32°40′51″E / 15.52389°N 32.68083°E / 15.52389; 32.68083

Kembali kehalaman sebelumnya