Alila Hotels & Resorts merupakan jaringan hotel mewah yang dibawahi oleh Hyatt. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2001 di Indonesia, dan saat ini berkantor pusat di Singapura. Hingga tahun 2024, Alila mengelola 17 properti di benua Asia dan Amerika.[1]
Sejarah
Alila, yang berarti "kejutan" dalam bahasa Sanskerta, didirikan pada bulan Mei 2001 oleh Franky Tjahyadikarta, seorang pengusaha asal Indonesia, dan Mark Edleson, seorang pegawai bank asal Amerika Serikat.[2] Franky dan Edleson sudah menjadi rekan kerja sejak mereka bergabung di GHM Hotels, perusahaan hotel yang didirikan oleh Adrian Zecha, pada tahun 1993. Franky berperan untuk mencari prospek lahan dimana hotel-hotel GHM dibangun, sementara Edleson berperan sebagai penasihat keuangan GHM. Dua dari proyek hotel GHM adalah The Serai Manggis, yang dibuka pada tahun 1994, dan The Chedi Ubud, yang dibuka pada tahun 1996. Setelah beberapa tahun, Franky memutuskan bahwa dia ingin memulai bisnis perhotelan sendiri dan mengambil alih kepemilikan The Serai Manggis dan The Chedi Ubud. Pasca lepas dari GHM, kedua hotel diganti namanya menjadi Alila Manggis dan Alila Ubud.[3]
Alila membangun properti baru pertama mereka, Alila Jakarta, pada tahun 2001. Demi ekspansi ke luar negeri, Alila memindahkan kantor pusat mereka ke Singapura pada tahun 2004. Beberapa tahun kemudian, mereka mulai melebarkan usaha mereka ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, India, Maladewa, Malaysia, Oman, dan Tiongkok. Seperti halnya dengan GHM dan Aman, Alila mengambil filosofi ramah lingkungan untuk setiap properti yang mereka kelola.[4]
Pada tahun 2014, mayoritas saham Alila dibeli oleh Commune Hotels asal Amerika Serikat, yang membawahi merek-merek Joie de Vivre, Thompson, dan Tommie.[5] Commune Hotels kemudian bergabung dengan Destination Hotels pada tahun 2016 menjadi Two Roads Hospitality.[6] Dua tahun kemudian, Hyatt membeli Two Roads Hospitality dalam transaksi sejumlah $480 juta, menjadikan Alila sebagai anak usaha Hyatt.[7]
Properti
Kapal
Alila mengelola sebuah kapal pelesir bernama Alila Purnama. Diluncurkan pada tahun 2012, kapal yang dirancang menyerupai pinisi ini mengarungi laut Indonesia Timur dan memiliki kapasitas jumlah kabin sebanyak 5 yang mampu menampung 10 tamu. Tamu harus memesan reservasi minimal 3 kamar selama 2 malam sebelum perjalanan dapat dilakukan.[24][25]
Referensi
Pranala luar