* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik dan akurat per 24 November 2023 ‡ Penampilan dan gol di tim nasional akurat per 21 November 2023
Ali Adnan Kadhim Nassir Al-Tameemi lahir di ibu kota Irak di wilayah Adhamiyah pada 19 Desember 1993. Bakat sebagai bek kiri turun dari sang ayah dan paman yang bermain dari 70-80an. Ayahnya, Adnan Kadhim, masuk kedalam skuat timnas Irak ketika berhasil menjadi juara di Piala Asia usia muda pada tahun 1977 di Tehran, Iran dan ikut di Piala Dunia U-20 FIFA 1977 di Tunisia, tetapi tak pernah mencatatkan satu caps-pun di timnas senior.[3]
Sang paman, Ali Kadhim, termasuk salah satu striker terbaik di timnas Irak, dengan kemampuan kaki kiri yang bagus; mencatatkan 35 gol dari rentan 1970 sampai 1980, sebelum dipecahkan Hussein Saaed pada 1982.[3]
Ali Adnan menganggap ayahnya sebagai guru dan idola.[3]
Karier Klub
Awal Karier
Ali Adnan masuk ke Sekolah Sepak Bola Ammo Baba untuk menimba ilmu sepak bola. Pada lima tahun pertama di Sekolah, dia menunjukan progres yang bagus, hingga direkrut klub papan atas Irak, Al-Zawraa yang memiliki akademi uda terbaik di Irak, bermain di liga U-17 Irak, sebelum akhirnya ia ditransfer ke Baghdad FC.
Baghdad FC
Dia mula-mula bermain di tim muda, sebelum dipromosikan ke tim utama oleh pelatih Yahya Alwan, tetapi karena umurnya yang terlalu muda, dia dikembalikan ke tim muda. Baru pada saat kepelatihan Karim Kurdi di musim 2010 dia mulai mendapatkan tempat reguler di skuat senior. Dia ditempatkan sebagai sayap kiri.
Di bursa transfer musim dingin 2013, dia ditawar oleh klub Arab Saudi, Ittihad Jeddah FC, untuk menggantikan pemain Kroasia, Anas Sharbini. Namun, transfer tak terwujud karena visa ke Arab Saudi harus diurus selama dua hari, sedangkan, waktu transfer tinggal tersisa 1 hari.
Caykur Rizespor
Pada 1 Agustus 2013, Ali Adnan mengkonfirmasi kepindahannya ke klub Turki, Çaykur Rizespor dengan durasi kontrak 5 tahun dan biaya transfer $650 ribu.[4] Ali Adnan memilih nomor punggung 53, sesuai dengan tahun berdirinya klub, yaitu 1953.[5] Pada 1 September 2013, dia mencetak gol perdananya untuk tim saat menghadapi Kayseri Erciyesspor di Liga Super Turki. Dia kembali mencetak gol saat menghadapi Gaziantepspor lewat tendangan bebas dari jarak 35 meter.
Galatasaray mencoba untuk merekrut Ali Adnan sebagai pengisi posisi bek kiri yang bermasalah di musim kemarin.[10]
Pada 2 September 2013, Napoli telah mengajukan penawaran sebesar €7 juta kepada Çaykur Rizespor untuk durasi lima tahun, tetapi ditolak oleh direksi Çaykur Rizespor.[11]
Pada 10 September 2013, Galatasaray mencoba lagi untuk kedua kalinya untuk mendatangkan Ali Adnan di bursa transfer musim dingin.[12][13]
Pada 1 Juli 2015, Ali Adnan bergabung dengan Udinese dengan kontrak 5 tahun. Ini membuat Ali Pemain Irak pertama yang bermain di Serie A.[16]
Karier Internasional
Debut Internasional
Pada 3 Desember 2013, di umur ke-18, di melakukan debut di timnas senior saat menghadapi Bahrain di Doha. Dia merupakan pemain pertama dari akademi Ammo Baba yang mampu menembus timnas senior sejak berdiri 11 tahun yang lalu.[3]
Ali Adnan bergabung ke skuat Irak U-20 di ajang Piala Dunia U-20 FIFA 2013 di Turki. Dia mencetak gol saat melawan Inggris U-20 yang berkesudahan 2-2, lewat penetrasi dari sayap kiri yang cepat dan berakhir dengan tembakan kencang ke arah kiper. Kemampuannya bermain di sayap dan menyisir wilayah lawan dan akurasi tendangannya yang cukup tinggi, serta keunggulan fisik lainnya, telah menarik minat banyak klub eropa di usianya yang baru 19 tahun.[3]
Ali Adnan mirip seperti Ian Harte, bek kiri yang jago bola mati. Dia tinggi dan cepat, seperti filosofi bermain Irak yang mengandalkan Serangan Balik,[17] dan media Turki menjulukinya sebagai Gareth Bale Asia[2]. Ali Adnan biasa bermain di posisi bek kiri atau sayap kiri, memiliki fisik yang kuat dan memiliki akurasi tendangan jarak jauh yang tinggi. Ali Adnan berlari dari belakang langsung ke daerah pertahanan lawan dan sering melewati bek dan gelandang lawan dengan mudah. Selalu berenergi setiap bermain dan selalu berhasil membuat pemain lawan bingung untuk menghadapinya yang liar di sayap kiri. Dilihat dari usianya, dia masih punya masa depan yang panjang dan cerah.[18]