Alek Subairi (lahir 5 Maret 1979) adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karyanya berupa puisi-puisi yang dipublikasikan dalam beberapa buku antologi bersama dengan penyair lainnya, maupun bukunya sendiri.[1][2] Ia juga merupakan lulusan Seni Rupa Unesa, Surabaya. Ia bergiat dalam kajian-kajian sastra, serta beraktivitas di Komunitas Rabo Sore (KRS), dan Komunitas Tikar Merah.[3][4] Ia pernah mengelola Jurnal Puisi Amper dan Majalah Sastra Kalimas.[5][6] Buku puisinya Kembang Pitutur (amper media, 2011)[7][8] masuk 10 besar dalam nominasi di Khatulistiwa Literary Award 2011.[9][10][11] Tahun 2013 ia diundang dalam Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) di Bali.[12] Karyanya pun dimuat pula dalam Through Darkness to Light, sebuah antologi dwibahasa penulis-penulis Indonesia yang diundang dalam acara tersebut.[13] Buku puisi keduanya berjudul Bisikan (Delima, 2017).[14] Ia menjadi salah satu dari 120 seniman Jawa Timur yang mendapatkan penghargaan dalam acara Jawa Timur Harmoni 2019.[15] Ia mengelola Penerbit Delima dan Tankali.
Referensi