ʿAlāʾ ud-Dīn Khaljī (m. 1296–1316) adalah penguasa kedua Dinasti Khalji yang memimpin Kesultanan Delhi di anak benua India. Alauddin ingin menjadi Iskandar yang kedua (Sikander Sani), dan gelar ini disebutkan di dalam koin-koin dan doa publik.
Ia merupakan keponakan dan menantu pendahulunya, Jalaluddin. Jalaluddin menjadi Sultan Delhi setelah menjatuhkan Dinasti Mamluk. Alauddin lalu diberi gelar Amir-i-Tuzuk. Alauddin dijadikan Gubernur Kara pada tahun 1291 setelah berhasil memadamkan pemberontakan, dan kemudian diangkat menjadi Gubernur Awadh pada tahun 1296 setelah ia melancarkan serangan ke Bhilsa. Pada tahun 1296, Alauddin menyerbu Devagiri dan memperoleh banyak harta rampasan. Ia lalu menggunakan modal ini untuk melancarkan pemberontakan melawan Jalaluddin. Setelah berhasil membunuh Jalaluddin, ia memperkuat kekuasaan di Delhi dan menundukkan anak-anak Jalaluddin di Multan.
Dalam beberapa tahun berikutnya, Alauddin berhasil memukul mundur invasi Mongol di Jaran-Manjur (1297-1298), Sivistan (1298), Kili (1299), Delhi (1303) dan Amroha (1305). Pada tahun 1306, pasukannya berhasil memperoleh kemenangan besar dalam pertempuran di tepi sungai Ravi, dan beberapa tahun kemudian pasukannya menaklukkan wilayah Mongol di Afganistan.
Pada tahun-tahun terakhirnya, Alauddin sakit-sakitan dan mempercayai Malik Kafur untuk mengurus pemerintahan. Setelah Alauddin meninggal pada tahun 1316, Malik Kafur mengangkat Shihabuddin (anak laki-laki Alauddin dan istri Hindunya, Jhatyapali) sebagai raja boneka. Namun, anak Alauddin yang lebih tua, Qutbuddin Mubarak Shah, merampas kekuasaan tidak lama sesudahnya.
Referensi
^Lafont, Jean-Marie & Rehana (2010). The French & Delhi : Agra, Aligarh, and Sardhana (edisi ke-1st). New Delhi: India Research Press. hlm. 8. ISBN9788183860918.
A. B. M. Habibullah (1992) [1970]. "The Khaljis: Jalaluddin Khalji". Dalam Mohammad Habib; Khaliq Ahmad Nizami. A Comprehensive History of India. 5: The Delhi Sultanat (A.D. 1206-1526). The Indian History Congress / People's Publishing House. OCLC31870180.