Al-Bab (bahasa Arab: الباب / ALA-LC: al-Bāb) adalah sebuah kota, yang secara administratif de jure berada di bawah wilayah Kegubernuran Aleppo, Republik Arab Suriah. Per Desember 2016, kota ini berada di bawah penguasaan milisi pro-Turki, sebagai bagian dari zona penyangga Turki. Al-Bab terletak 40 km timur laut Aleppo, 30 km ke arah selatan perbatasan Turki, dan memiliki luas wilayah 30 kilometer persegi (12 mil persegi). Al-Bab berada di ketinggian 471 meter (1.545 kaki). Menurut Biro Pusat Statistik, populasinya mencapai 63.069 jiwa per tahun 2004. Sebagian besar penduduknya adalah sebagian ArabMuslim Sunni selain terdapat pula etnis lain, dan lebih homogen secara etnis daripada kota tetangga Manbij.[2]
Nama
Al-Bāb dalam bahasa Arab berarti "pintu". Menurut ahli geografi Arab, Yaqut al-Hamawi tahun 1226, nama ini merupakan kependekan dari Bāb Bizāʻah (the gate to Bizāʻah). Bizāʻah (also Buzāʻah and Bzāʻā) yaitu sebuah kota yang terletak sekitar 10 kilometer (6,2 mil) dari timur Al-Bāb.
Sejarah
Selama Kerajaan Romawi, Al-Bab merupakan bagian dari Provinsi Romawi di Suriah, dikenal dengan sebutan Batnai.[3] Reruntuhan permukiman terletak di tepi wadi, satu kilometer utara dari kota modern.[4] Roman Batnai seharusnya tidak rancu dengan kota tua RomanBatnae sekitar 70 km ke utara.
Sampai pemerintahan Ayyubids pada abad ke-13, kota ini kebanyakan dihuni oleh Shias dari sekte Ismaili.[5]
Menurut Yaqut al-Hamawi tahun 1226, tempat ini merupakan kota kecil dalam distrik Aleppo. Dalam kota ini terdapat pasar berisi produk kapas dengan sebutan kirbas yang diekspor ke Damaskus dan Mesir. Sejarawan abad keempat belas, Abu'l-Fida menulis, bahwa al-Bab merupakan kota kecil dengan sebuah pasar, sebuah kamar mandi, taman yang menyenangkan, dan sebuah masjid (the Great Mosque of al-Bab).[5]
Sampai dengan April 2012, Al-Bab relatif aman dari Perang Saudara Suriah. Namun, disinyalir pada 20 April, Angkatan Darat Suriah menembaki demonstran di kota, memicu pertumbuhan gerakan pemberontak di Al-Bab. Antara pertengahan Mei dan pertengahan Juli, sekitar 15 kelompok pemberontak dibentuk di kota itu. Serangan kepada Al-Bab termasuk searangkaian kekerasan kantor gubernur selama lebih dari dua bulan, dan berakhir pada 18 Juli, ketika pemberontak merebut kubu pemerintah akhir dalam batas kota. Menurut para aktivis oposisi, seorang According to opposition activists, sebuah garnisun militer yang tersisa telah menembaki lokasi pemberontak.[6] pasukan pemberontak memukul mundur tentara dari garnisun ini ke pinggir selatan kota pada tanggal 29 Juli, Dengan perebutan, al-Bab, pemberontak di daerah utara Aleppo mendapatkan momentum yang cukup baik.[7][8][9] Penguasaan kota memberikan kendali penuh militan atas wilayah timur laut Aleppo.[10] Tetapi pada musim panas 2013 NIIS memasuki kota itu, dan pada pertengahan November, 2013, mengendalikan penuh atas Al-Bab.[11]
Setelah penguasaanManbij oleh Pasukan Demokratik Suriah pada Agustus 2016, al-Bab dilaporkan menjadi the next objective dari kampanye SDF.[12] Pada Desember 2016, al-Bab mengalami serangan dari pemberontak Suriah yang disokong oleh Turki. Serangan udara Turki terjadi pada 21 Desember menghancurkan target 67 Islamic State; 14 tentara Turkish, dan 138 pasukan jihad dilaporkan terbunuh.[13]Al-Bab menjadi kota dengan kepentingan strategis bagi Turki, sebab because it did not want the two SDF regions to link up.[14] Pada 23 Februari 2017, al-Bab dikuasai oleh pemberontak yang disokong oleh Turki.[15]
^Khaddour, Kheder; Mazur, Kevin (Winter 2013). "The Struggle for Syria's Regions". Middle East Research and Information Project. Diakses tanggal 27 August 2015.