Aktivitas air (singkatan: aw) adalah intensitas air di dalam unsur-unsur bukan air atau benda padat. Secara sederhana, aktivitas air adalah ukuran status energi air dalam suatu sistem. Hal ini didefinisikan sebagai tekanan uap dari cairan yang dibagi dengan air murni pada suhu yang sama, karena itu, air suling murni memiliki aw tepat satu.
Semakin tinggi suhu biasanya aw juga akan naik, kecuali untuk benda yang mengkristal seperti garam atau gula.
Semakin tinggi aw dalam sebuah benda, semakin memungkinkan mikroorganisme hidup pada lingkungan tersebut. Bakteri biasanya memerlukan aw paling tidak 0.91 dan jamur paling tidak 0.7.
Air akan berpindah dari benda dengan aw tinggi ke benda dengan aw rendah. Sebagai contoh, jika madu (aw ≈ 0.6) ditempatkan di udara terbuka yang lembap (aw ≈ 0.7), maka madu akan menyerap air dari udara.
Rumus
Definisi dari aw:
di mana adalah tekanan uap air di dalam benda dan adalah tekanan uap air murni pada temperatur yang sama.
Kelembaban udara relatif dalam sebuah sampel di sebut Equilibrium Relative Humidity (ERH).[1]
Dalam industri makanan, perlu perkiraan umur simpan bebas jamur sebuah produk. Perhitungan ini memasukkan aktivitas air yang berpotensi menunjang hidup jamur sebagai variabel.
Rumus umur simpan (mold-free shelf life, MFSL) pada suhu 21 °C adalah sebagai berikut:[2]
Kegunaan aktivitas air
Aktivitas air merupakan salah satu pertimbangan yang sangat penting dalam industri makanan. Dengan mengukur dan mengontrol aktivitas air pada bahan makanan, dimungkinkan untuk memprediksi mikroorganisme apa yang berpotensi menjadi sumber pembusukan. Pengusaha makanan kemudian dapat melakukan upaya-upaya untuk menjaga kestabilan kimia pada makanan seperti aktivitas enzim dan vitamin dan mengoptimalkan sifat fisik makanan, seperti tekstur dan umur simpan.[3]
^Man, C. M. D.; Jones, Adrian A. (2000-07-31). Shelf Life Evaluation of Foods (dalam bahasa Inggris). Springer Science & Business Media. hlm. 141, 215. ISBN978-0-8342-1782-9.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcdefghiBarbosa-Canovas, G.; Fontana, A.; Schmidt, S.; Labuza, T.P. (2007). "Appendix D: Minimum Water Activity Limits for Growth of Microorganisms". Water Activity in Foods: Fundamentals and Applications. FT Blackwell Press. hlm. Appendix D. doi:10.1002/9780470376454.app4. ISBN9780470376454.
^Shaw, Angela (12 Desember 2017). "Salmonella, creating the most undesirable environment". Zootecnica International (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 Oktober 2020. Salmonella optimally grows between 37°C (5 and 45°C), at pH between 6.5-7.5, in moist conditions (Aw 0.93 or higher), with or without oxygen (facultative anaerobe).
^Hudson, J.A. (2014). Encyclopedia of Meat Sciences (dalam bahasa Inggris). Elsevier. hlm. 376–381. doi:10.1016/b978-0-12-384731-7.00041-6. ISBN978-0-12-384734-8. Of note is the organism's ability to grow at low aw values. Growth can occur at aw values as low as 0.86 (equivalent to 20% NaCl) depending on the humectant used (e.g., NaCl, sucrose, etc.), and the organism grows well in the presence of 7–10% NaCl.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Parkhurst, Steven. "Water Damage Remediation | Fort Myers & Naples, Florida". Advanced Building Forensics (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 Oktober 2020. Mesophilic fungi include common indoor molds such as Cladosporium sp. and Alternaria sp. These fungi typically grow on continuously damp building materials with water activities between 0.80 and 0.90.