Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Adenosina monofosfat siklik

Adenosina monofosfat siklik
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChEBI
ChEMBL
ChemSpider
DrugBank
Nomor EC
KEGG
MeSH Cyclic+AMP
Nomor RTECS {{{value}}}
UNII
  • InChI=1S/C10H12N5O6P/c11-8-5-9(13-2-12-8)15(3-14-5)10-6(16)7-4(20-10)1-19-22(17,18)21-7/h2-4,6-7,10,16H,1H2,(H,17,18)(H2,11,12,13)/t4-,6-,7-,10-/m1/s1 YaY
    Key: IVOMOUWHDPKRLL-KQYNXXCUSA-N YaY
  • InChI=1/C10H12N5O6P/c11-8-5-9(13-2-12-8)15(3-14-5)10-6(16)7-4(20-10)1-19-22(17,18)21-7/h2-4,6-7,10,16H,1H2,(H,17,18)(H2,11,12,13)/t4-,6-,7-,10-/m1/s1
    Key: IVOMOUWHDPKRLL-KQYNXXCUBU
  • c1nc(c2c(n1)n(cn2)[C@H]3[C@@H]([C@H]4[C@H](O3)COP(=O)(O4)O)O)N
Sifat
C10H12N5O6P
Massa molar 329.206 g/mol
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
YaY verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Adenosina monofosfat siklik (AMP siklik atau cAMP) adalah molekul berbentuk cincin yang dibuat dari ATP yang merupakan molekul pensinyalan intraseluler yang umum (mesenjer kedua) pada sel eukariota, misalnya dalam sel endokrin vertebrata.[1] Senyawa ini juga merupakan pengatur beberapa operon bakteri.[1] ATP diubah menjadi cAMP oleh enzim yang ada di membran plasma yaitu Adenil siklase sebagai respon terhadap sinyal ekstraseluler.[1] Contoh sinyal ekstraselulernya adalah adrenalin.[1] Adenil siklase menjadi aktif hanya seelah epinefrin terikat pada protein reseptor spesifik.[1] Dengan demikian, mesenjer pertama, hormon tersebut, menyebabkan enzim mebran mensintesis cAMP, yang memancarkan sinyal ke sitoplasma.[1] cAMP tidak dapat bertahan lama dalam ketiadaan hormon, karena enzim lain mengubah cAMP menjadi produk yang inaktif, yaitu AMP.[1] Adrenalin hanyalah salah satu dari banyak hormon dan molekul sinyal lain yang memicu jalur yang melibatkan cAMP.[1] Enterotoksin Vibrio cholerae dapat meningkatkan produksi cAMP secara berlebihan, sehingga ion klorida dan bikarbonat dikeluarkan dalam jumlah banyak dari sel mukosa ke dalam usus.[2] Akibatnya terjadi dehidrasi yang dapat berujun pada kematian.[2]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. 2002. Biologi, Edisi Kelima, Jilid I. Jakarta: Erlangga. Hal:211. ISBN 979-688-468-2
  2. ^ a b (Inggris)Madigan MT, Martinko JM, Dunlap PV, Clark DP. 2008. Biology of Microorganisms 12th edition. San Francisco: Pearson. Hal:720 ISBN 0-13-196893-9


Kembali kehalaman sebelumnya